NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 : Pertemuan dengan Zahra

Sejak peristiwa di ruang Musholla itu, seluruh sekolah akhirnya mengenal Hana dan mereka mulai mengeluk-elukan Hana. Tidak pernah ada yang bercerita apa yang terjadi di dalam sana. Baik Acha maupun Hana sendiri.

Pagi itu Hana belum ada jam mengajar. Dia memilih duduk di ruangan guru sambil mengotak-atik notebook nya.

"Wuihh, welcome home," seru Aulia begitu seorang wanita berhijab memasuki ruangan guru.

Hana memandang ke arah pintu.

"Kami sudah kangen kamu tahu," Aulia dan wanita berhijab itu berpelukan.

"Aku sudah tiba kemarin tapi yah itu masih jetlag," balas wanita berhijab yang seumuran dengan Aulia.

"Eh Ra, kenalin dulu, guru baru kita," Aulia menarik tangan Zahra menuju ke depan meja Hana.

"Ustadzah, ini Ibu Guru Zahra, guru BK. Ra, ini Ustadzah Hana, guru agama Islam," Aulia memperkenalkan.

Hana menangkupkan tangannya. Zahra juga melakukan hal yang sama. Keduanya bertukar senyuman.

**

"Cha!," Khatan berlari kecil ke arah Acha yang sedang menuju toilet.

Acha tidak berhenti dan tidak memalingkan wajahnya. Dia terus berjalan.

"Acha!," Khatan meraih lengan Acha, menahannya.

"Kamu kenapa? Apa yang dilakukan guru itu dalam ruangan musholla?," Acha diam dan memalingkan wajahnya.

"Cha, please jangan begini. Bicara, Cha," Khatan memohon. Acha menepis tangan Khatan dan memilih berjalan lagi.

"Sudah bel kenapa masih di luar?," suara Hana mengagetkan Khatan. Segera dia memalingkan wajahnya menatap Hana. Khatan ingin membuka mulutnya bertanya, memprotes, marah, entahlah. Yang pasti ada ganjalan di hatinya pada Hana. Hana tersenyum. Keinginan itu langsung menguap dari hati Khatan. Alih-alih bicara, dia langsung masuk ke dalam kelas yang kebetulan jam itu adalah mata pelajaran Hana.

**

"Aul, guru agama itu cantik tapi auranya dingin," bisik Zahra.

Aulia melepaskan lipstiknya. Dia sedang bersiap untuk pulang sekolah.

"Masa sih? Baik kok dia. Memang agak sedikit unik," Aula berbisik sambil menirukan ukuran kecil dengan jari.

"Unik bagaimana?," Zahra merapatkan tubuhnya ke Aulia agar bisa mendengar dengan baik.

Aulia kemudian menceritakan peristiwa ruang Musholla kepada Zahra. Zahra terdiam sejenak,

"Jangan-jangan dia punya ilmu putih," gumam Zahra.

"Ssstt, jangan asal menuduh, Ra. Apalagi sekarang Ustadzah banyak fansnya. Baik siswa maupun guru,"

"Oh ya? Asal jangan Fadlan saja yang ngefans sama dia," celetuk Zahra.

Duh, kalau itu gak tahu ya Ra. Tatapan Ustadz beda soalnya kalau ke Ustadzah Hana. (Aulia).

"Ehmm, Ustadz tidak mungkin membuangmu, Ra. kamu itu berlian baginya," Aulia mencolek dagu Zahra. Zahra tersipu. Aulia kembali melanjutkan touch make up-nya.

"Mau pulang? Aku harus bergegas, mau ngantar ibu ada urusan," Fadlan masuk dan langsung berdiri di hadapan Zahra.

"Iya, bentar," ujar Zahra lalu mengambil tas dan menaruh beberapa barang dalam tas serta merapikan meja. Fadlan berdiri menunggu.

Hana masuk dengan senyuman khasnya. Tidak berkata apa-apa langsung menuju mejanya.

"Ustadzah pulang dengan siapa?," tanya Zahra yang hanya jeda satu meja dengan Hana.

"Sendiri, Bu Zahra," jawab Hana.

"Zahra aja. Gak usah pake 'Bu' segala. Aku sama kayak Aulia, belum menikah. Belum dilamar," Zahra mengerling ke arah Fadlan.

"Baik, Zahra," Hana tersenyum.

"Aku antar Ustadzah dulu lalu kembali jemput Zahra juga bisa," Fadlan berujar sambil menatap Hana.

Raut Wajah Zahra berubah. Hana memperhatikan sekilas perubahan itu.

"Oh, tidak usah, Ustadz. Saya bisa sendiri. Cuma dekat kok,"

Apa-apaan si Fadlan. Kenapa menawari Ustadzah itu. (Zahra).

"Kami duluan, Ustadzah," Zahra berdiri dan menuju ke samping Fadlan.

"Silakan," Hana menangkupkan tangannya.

**

Hana melangkahkan kaki keluar halaman sekolah menuju rumah kost yang cukup dekat dengan sekolah. Beberapa siswa yang berpapasan di jalan pulang menyapanya. Hana membalas dengan senyuman. Senyumannya menjadi seperti candu bagi siswa-siswa pengagumnya. Bahkan mereka sengaja sering menyapanya hanya untuk melihat senyuman Hana. Hana terus tersenyum sepanjang jalan.

Namun, ketika pintu kost dibuka, senyuman itu berubah. Tidak ada lagi wajah yang penuh senyuman. Wajah Hana berubah datar. Dia menaruh dengan sengaja buku dan tasnya ke atas meja riasnya.

Dengan gerakan malas, Hana mengambil hp nya, menekan pilihan di hp dan membuat panggilan,

"Halo," suara ibunya terdengar.

"Halo, sudah di kost," lapor Hana.

"Sudah makan?," tanya ibunya.

"Tadi,"

"Jangan lupa makan malam. Kamu harus tertib makan. Dosis obatmu ditambah bulan lalu. Kalau tidak makan, efeknya kamu bisa kena maag,"

"Hmmm,"

"Bunda lagi di hotel. Ada undangan dadakan jadi pembicara program dinas sosial," karena tak ada jawaban Hana ibunya melanjutkan, "Ingat selalu, jaga sikapmu. Jangan merusak karier ayah dan bunda dengan perilakumu. Susah payah ayah dan bunda meniti karier ini. Jangan lupakan itu,"

"Hmmm," Hana mengakhiri panggilan.

Ucapan terakhir yang Hana dengar membuat irisan luka di hatinya mulai terasa. Hana merasakan pedih itu. Hana menekan dadanya tapi pedih itu makin menusuk. Makin perih. Hana bergegas duduk di atas sajadah di sudut ruangan. Napasnya tersengal menahan perih di dadanya.

Hana menutup matanya menahan sakit. Seseorang dari dalam pikirannya yang lama tersimpan, keluar dan berdiri di hadapannya.

"Seperti biasa. Kamu selalu tidak berharga. Tidak dianggap. Karier mereka lebih penting dari kamu. Minum obatmu melebihi dosisnya," ujar Kala.

Seseorang lain lagi masih dari dalam pikirannya muncul di hadapannya,

"Kalau hanya seperti itu namanya orang tuamu memberi peringatan, bukan mengabaikan kamu," ujar Sena.

Sesak di dada Hana makin menjadi-jadi. Kala dan Sena mulai beradu argumen. Membuat pikiran Hana makin kacau.

Satu lagi seseorang dari dalam pikirannya yang ikut nimbrung di kekacauan sore itu, Kio. Si anak kecil,

"Aku takut. Aku takut salah lagi. Disalahkan lagi. Aku takut," Kio mulai menangis.

Hana tidak bisa lagi mengontrol kepalanya. Suara-suara itu membuat saraf otaknya terasa sempit, sedangkan gendang telinganya terasa penuh,

"Aaaakhhh," Hana mulai meraung lemah. Menangis sejadi-jadinya di atas sajadah itu.

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!