Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
" Lala keluar " teriak Atlas terus menggedor .
" Apa sih Om, Lala mau mandi juga berisik amat " kesal Lala yang hanya memakai handuk itu akhirnya membuka pintu .
Atlas berdiri terdiam menatap Lala dari ujung kaki sampai ujung rambut sambil menelan ludah .
" Apa " suara besar Lala yang mengagetkan Atlas.
Atlas langsung memutar langkah dan pergi meninggalkan Lala tanpa bicara sepatah katapun keluar kamar .
" Ihhhh, apaan Om Atlas itu nggak jelas banget" ketus Lala lanjut mandi.
Selesai mandi Lala mengganti baju nya diruang ganti dan berdandan sehabis mandi .
" Nanana" Lala menuruni tangga dengan ceria dan mood baik sehabis mandi .
" Duduk " ucap Atlas yang duduk disofa samping tangga begitu Lala menuruni anak tangga terakhir .
" Nggak " kata Lala berjalan kedapur membuka kulkas mencari makanan yang dia inginkan.
Lala mengambil susu kotak lalu membawa sebungkus Snack " Ada apa ?" tanya Lala duduk disamping Atlas .
" Lala aku ingin bicara serius sama kamu ?" ucap Atlas meminta pelayan disekitar nya pergi .
" Om mau bicara apa?" tanya Lala meletakkan bungkus Snack yang di pegang nya lalu menatap Atlas .
Atlas menarik nafas berkali-kali lalu memegang tangan Lala " Dengar , aku ingin mulai hari ini kita belajar saling menerima dan membiasakan diri dengan kehadiran masing-masing " ucap Atlas .
" Karena kita sudah menikah , akan sangat berdosa jika kita yang sudah ada ikatan bertindak seolah-olah kita tidak ada hubungan sama sekali " ucap Atlas yang perlahan menyadari hal itu.
" Iya aku tau kamu memang masih belum dewasa untuk mengerti semua ini , namun setidaknya kamu paham bahwa kamu adalah seorang istri sekarang" ucap Atlas .
" Jadi Om mau menerima aku jadi istri Om selamanya?" pertanyaan Lala yang malah berpikir setelah 3 bulan Atlas akan menceraikan nya .
" Lala bagi aku menikah itu sekali seumur hidup " Pernyataan Atlas dengan serius .
" Nikah nya sekali tapi kawin berkali-kali karena punya sepuluh gundik " kata Lala dengan ekspresi tidak yakin nya menatap Atlas .
" Astaga bisa-bisanya kamu berpikiran begitu " ucap Atlas tidak terima dengan ucapan Lala seolah dia adalah laki-laki yang tidak puas dengan satu wanita .
" Lah iya, Om kan kaya bisa biayai banyak wanita buat simpanan " realistis Lala .
" Kamu juga terlahir kaya apa kamu juga akan melakukan hal yang sama ketika punya banyak uang ?" Atlas membalikkan pertanyaan Lala dengan lebih menusuk .
"Sorry not my style, ratu tetap lah ratu tanpa raja " ucapan berkelas Lala .
" Cewek kalau punya banyak uang satu pria pun tak perlu , tapi kalau cowok punya banyak duit satu cewek nggak cukup " ucap Lala menghakimi Atlas secara langsung sebagai seorang laki-laki.
" Tidak semua laki-laki begitu " bantah Atlas dengan tegas .
" Kami secara turun temurun menggenggam prinsip kesetiaan, satu istri cukup tanpa ada wanita lain " sambung Atlas .
" Ya masalahnya Om kan nggak suka Lala sedari awal , gimana Om bisa setia kalau sedari awal Lala bukan tipe Om " ucap Lala yang sebenarnya sangat menyadari kalau dia memang bukanlah tipe Atlas untuk itulah dia tidak berharap lebih.
" Lala jodoh itu menyempurnakan, jadi untuk itulah kita saling membiasakan diri dengan kehadiran masing-masing agar saling menerima" Itulah yang menjadi tujuan utama Atlas berbicara dengan Lala .
" Sejak awal pernikahan kita memang terjadi karena perjodohan oleh orang tua dan kita tidak saling mengenal satu sama lain tapi apa salahnya setelah menikah kita dekat agar tidak seperti orang asing " ucap Atlas .
" Habis Om marah-marah terus Lala kan jadi takut temenan sama Om " ucap Lala yang kini mengerti maksud Atlas karena bagaimana pun itu mereka hidup berdampingan.
" Ya kamu bikin aku emosi " Atlas menarik nafas kasar .
..........
" Nanti malam aku akan menghadiri acara pesta , kamu ikut dengan aku " ucap Atlas menatap Lala yang tengah meminum susu kotak yang dipegangnya.
" Temani aku " ucap Atlas ketika melihat raut wajah Lala seperti ingin membantah .
" Iya " kata Lala patuh .
" Tapi di acara itu kamu sebagai keponakan ku karena pernikahan kita masih harus dirahasiakan" ucap Atlas karena Lala masih sekolah .
" Lala pakai baju apa?" tanya Lala mengangguk paham kenapa Atlas mengatakan Lala ponakan nya disana nanti .
" Ayo kita pilih " ucap Atlas yang tentunya tidak bisa memberikan Lala kebebasan berpakaian lantaran mereka akan menghadiri acara formal .
Malam harinya.
" Apa yang kamu liat?" tanya Atlas yang sudah siap dengan stelan jas hitamnya mengacak rambut Lala yang duduk ditepi ranjang.
" Om kalau dipandang-pandang ganteng juga " kata Lala dengan begitu jujur yang membuat Atlas langsung batuk mendengarnya.
" Mirip biawak " sambung Lala .
" Selera kamu biawak " ketus Atlas mempelototi Lala yang mulut nya jahat itu .
" Hehehe, Om jangan lah marah Lala becanda Om beneran ganteng " ucap Lala pada Atlas duduk memakai sepatu di sampingnya.
" Udah ayo berangkat " bad mood Atlas .
" Pasangin tali high heels Lala " ucap Lala langsung menaikkan kedua kakinya keatas paha Atlas .
" Pasang sendiri " tegas Atlas yang langsung tegang sendiri ketika kedua kaki Lala ada diatas pahanya .
" Pasangin Om , Lala susah nggak nyampe " rengek Lala .
Akhirnya Atlas memasangkan tali high heels Lala agar mereka bisa segera pergi .
Sesampai di acara pesta Lala berjalan disamping Atlas mendampingi nya menyapa pihak penyelenggara pesta serta beberapa rekan bisnis .
Lala menarik dengan pelan lengan Atlas agar menunduk kearahnya karena ingin bertanya.
" Om ini acara apa?" bingung Lala karena tidak melihat satupun tulisan yang menjelaskan inti dari acara ini namun dihadiri banyak tamu undangan .
" Ini acara peresmian hotel " jawab Atlas singkat .
Justru semakin Atlas jawab semakin Lala bingung karena pesta ini benar-benar berbeda dari pesta yang biasa Lala hadiri dengan Papinya.
" Kok aneh ya " batin Lala menatap kesekitar dan menyadari kalau rata-rata yang hadir di acara ini hanya pebisnis dan para wanita-wanita sexi.
" Kamu haus?" tanya Atlas memegang tangan Lala yang malah bengong ditengah keramaian.
Lala menggeleng dan berdiri semakin dekat dengan Atlas bahkan memegang lengan nya .
" Kita duduk " ucap Atlas mengajak Lala duduk di sofa .
" Om rasa ciuman itu seperti apa?" tanya Lala dengan lugunya pada Atlas yang duduk disampingnya.
Atlas kembali meletakkan botol wine yang belum sempat dia tuang kedalam gelas mendengar pertanyaan istri nya .
" Kamu penasaran dengan rasanya ciuman ?" pernyataan Atlas balik .
Lala menunjuk sepasang kekasih yang tengah berciuman di sudut ruangan yang redup cahaya benar-benar bergairah dan menikmati.
" Kesini, duduk dipangkuan ku lalu aku akan memberimu ciuman " ucap Atlas menepuk paha kanan nya .
" Nggak diperkosa kan Om ?" tanya Lala dengan polos berpindah duduk keatas pangkuan Atlas karena memang penasaran dengan rasanya.
