NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Bayinya tak selamat, suaminya berkhianat, dan ia bahkan diusir serta dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertuanya.

Namun, takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi ibu susu untuk bayi seorang Mafia berhati dingin. Di sana, ia bertemu Zandereo, bos Mafia beristri, yang mulai tertarik kepadanya.

Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas rasa sakitnya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?

Ikuti kisahnya...
update tiap hari...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 #Harus Hamil Anakku

Sahira duduk di kursi tamu, tatapannya menyapu seluruh ruangan yang masih terasa begitu akrab. "Maaf, Bu, aku tinggalkan cucu Ibu di rumah majikanku. Bayiku sedang tidur, jadi aku tidak tega membawanya," ucapnya kepada Marisa.

Seulas senyum getir terukir di bibirnya. Rumah lama ayahnya masih terlihat sama. Setiap sudutnya masih menyimpan kenangan masa lalu, tentang Zander yang sering datang untuk bermain atau belajar, dan ayahnya yang selalu mengusir Zander. Kenangan itu kini terasa begitu pahit.

"Sahira..."

Lamunan Sahira buyar seketika. Ia menatap Marisa yang kini duduk di depannya dengan tatapan penuh rasa bersalah. "Ada apa, Bu?" tanyanya, cemas. Ia khawatir Marisa akan marah karena ia tidak membawa baby Zaena.

Marisa menunduk, lalu meraih kedua tangan Sahira perlahan. "Maafkan Ibu, Sahira. Ibu salah, Ibu sudah jahat padamu. Ibu sangat menyesal, Ibu merasa bersalah sudah mengirimmu ke rumah sakit jiwa waktu itu. Maafkan Ibu, Nak," ucapnya tersedu-sedu. Ia juga meminta maaf atas nama Rames. "Maafkan putra Ibu juga, Nak," sambung Marisa lirih, lalu terbatuk-batuk.

Hati Sahira bergejolak. Rasa sakit yang selama ini ia pendam terasa belum cukup terobati hanya dengan permintaan maaf. Namun, melihat kondisi Marisa yang menyedihkan dan kehidupan Rames yang jatuh miskin, ia tak tega.

"Sahira, Ibu janji, kali ini Ibu akan terus di sisimu, membela, melindungi, dan membantumu merawat bayi. Tolong beri Ibu dan Rames kesempatan untuk menebus kesalahan di masa lalu," mohon Marisa penuh harap. Ia, yang dulu dengan kejam mengusir Sahira, kini memohon-mohon pada mantan menantunya.

Sahira menggigit bibir bawahnya. Perasaannya campur aduk. Ingin marah, menangis, dan menumpahkan semua yang ia rasakan.

"Maaf, Bu. Untuk kembali bersama Rames, sepertinya aku belum bisa," tutur Sahira, melepaskan genggaman Marisa. "Namun, Ibu tenang saja, aku sudah memaafkan Ibu dan Mas Rames," lanjutnya, mencoba tersenyum meskipun terasa getir.

Marisa mengusap kasar air matanya dan memeluk Sahira dengan senang. "Tidak apa-apa, yang penting kau sudah memaafkan Ibu. Tapi, Ibu akan terus berdoa dan berharap agar kau bisa kembali pada Rames," ucap Marisa sebelum melepaskan pelukannya.

Sahira hanya diam, tidak menanggapi ucapan Marisa. Ia sudah yakin tidak akan menikah lagi dengan siapa pun.

"Oh ya, Bu, bayi laki-lakiku mana? Apa dia ada di kamar?" tanya Sahira, menunjuk ke arah kamarnya.

Tepat saat itu, Rames datang dari dapur, membawa nampan berisi segelas jus. "Bayi kita tidak ada di sini, Sahira."

Sahira sontak bangkit dan menatap Rames. "Tidak ada? Apa maksudmu, Mas?" tanyanya, terkejut.

Rames terdiam sejenak, memikirkan sesuatu, lalu duduk di sebelah ibunya. "Bayi kita sudah ditemukan, tetapi dia sedang berada di rumah sahabatnya Julian," jelas Rames, mencoba mengingat ucapan Balchia yang menghubunginya pagi itu. Meskipun Rames tidak pernah bertemu Balchia, ia yakin setelah Balchia mengirimkan foto baby Zee.

"Kalau begitu, kenapa Mas tidak pergi mengambil bayiku?" tanya Sahira, kecewa.

"Aku sebenarnya mau mengambilnya setelah mengantarmu pulang. Jadi, kau tunggu sebentar di sini, nanti aku akan pergi mengambil anak kita," jawab Rames, sedikit ragu apakah Sahira bersedia menetap di rumahnya sementara waktu.

"Mas, aku tidak bisa lama-lama di sini. Aku tidak bisa meninggalkan bayiku dan bayi majikanku. Zaena dan anak asuhku membutuhkan asi-ku sekarang," celoteh Sahira dengan tatapan tajam.

"Zaena? Siapa dia, Sahira?" tanya Marisa.

"Itu nama cucu perempuan Ibu," jawab Sahira.

"Kau yang memberinya nama?" tanya Rames.

Sahira terdiam sesaat, lalu mengangguk kecil. "Ya, aku yang memberinya nama," jawabnya, terpaksa berbohong.

Rames menunduk, merasa sedih. "Maafkan aku, Sahira. Seharusnya aku yang memberinya nama setelah ia lahir, tapi aku justru mengabaikannya."

"Sudah, jangan diungkit lagi. Aku tidak mau mengingat masa-masa pahit itu," kata Sahira dingin.

Rames berdiri dan menatap ibunya. "Bu, sebaiknya Ibu istirahat dulu di kamar. Ajak Sahira juga, dia pasti sudah lelah setelah jauh-jauh datang ke sini."

Sahira yang hendak meminum jusnya, meletakkan gelasnya kembali ke meja. "Kau mau ke mana?" tanyanya, menghentikan Rames yang ingin pergi.

"Aku mau ke rumah sahabatnya Julian, mungkin orang itu sudah menungguku. Kau istirahat saja di kamar itu," jawab Rames, menunjuk kamar mendiang ayah Sahira.

"Sebentar, Ram!" Sahira kembali menahannya.

"Ada apa? Kau mau ikut juga?" tanya Rames.

Sahira mengangguk, tetapi Rames menggeleng.

"Sahira, kau di sini saja, aku tidak mau kau kelelahan. Tenang saja, rumah ini sudah aman, kok. Meskipun aku belum melunasi pembayarannya, kau tidak usah khawatir. Bisnis skincare-ku sudah mulai lancar," jelas Rames dengan perhatian.

"Tunggu dulu, Mas!" Sahira kembali menahannya sebelum Rames melewati pintu.

"Mau apa lagi, Sahira?" tanya Rames sambil tersenyum. "Apa kau tidak mau jauh-jauh dariku?" godanya.

Sahira dengan cepat menggeleng. "Bukan itu. Aku hanya ingin tahu saja." Sahira menggantungkan ucapannya sejenak.

"Tahu apa?" tanya Rames, lalu melihat ibunya masuk ke dapur.

Sahira ragu dan malu, tetapi ia merasa harus bertanya. "Itu... waktu kita konsultasi bayi tabung, sper-ma yang dicampur dengan sel telur milikku itu punya kau, 'kan?"

Rames tersentak, tidak menyangka Sahira akan menanyakan hal itu. Dengan penuh keyakinan, pria itu mengangguk. "Tentu saja, Sahira. Waktu itu 'kan kita sama-sama melakukan prosesnya bersama Julian dan rekannya. Kenapa kau bertanya begitu? Kau ragu anak yang kau lahirkan bukan milikku?"

"Aku... aku... bukannya ragu, kok. Aku hanya bertanya saja. Tapi..." sekali lagi, wanita itu menghentikan ucapannya.

"Tapi apa?" tanya Rames, mendekat.

"Apa kau punya foto bayi laki-lakiku, Mas? Aku sudah sangat merindukannya," mohon Sahira. Ia sangat ingin melihat wajah bayinya.

Rames mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu menunjukkan foto yang dikirim Balchia. Bola mata Sahira terbuka lebar-lebar. Bayi dalam foto itu persis seperti wajah baby Zee.

Tiba-tiba Sahira limbung. Rames dengan cepat menahan pundaknya. "Kau kenapa, Sahira?" tanyanya, cemas.

Sahira berusaha berdiri dan menggeleng lemah. "Mas, aku ke kamar dulu, sepertinya aku memang butuh istirahat sebentar," ucap Sahira, lalu berjalan menuju kamar mendiang ayahnya.

Di dalam hati, wanita cantik itu sangat terkejut. "Tuhan, bayi yang aku kandung selama ini ternyata bukan anak suamiku. Apa ini perbuatan Julian? Apa dia sudah menukar benih Mas Rames dengan Tuan Zander?" pikir Sahira, meremas dadanya yang berdegup kencang.

"Baiklah, setelah aku istirahat sebentar, aku akan pulang ke sana," batin Sahira sambil memejamkan mata, mencoba menenangkan diri.

Tiba-tiba Marisa masuk, sedikit mengejutkannya. "Sahira, wajahmu agak pucat, kau baik-baik saja, Nak?" tanya Marisa dengan lembut. Sahira duduk, menatap segelas air aneh di tangan Marisa.

"Aku hanya sedikit pusing, Bu. Itu... apa yang Ibu pegang?" tunjuk Sahira.

Marisa menyodorkan minuman itu. "Ini herbal pelancar ASI, Nak. Agar air susumu terus lancar, kau harus meminumnya. Kau mau, 'kan?" mohon Marisa.

Sahira ragu, tetapi mengingat ia sudah bersalah karena mengandung anak orang lain, ia terpaksa menerima minuman itu sebagai tanda maaf kepada Marisa.

"Terima kasih, Bu. Aku senang sekali Ibu mulai perhatian padaku. Tapi ini aman, 'kan, Bu?" tanya Sahira sebelum meminumnya.

"Aman, kok, Sahira. Mana mungkin aku meracuni ibu dari cucuku."

Sahira mengangguk lalu meneguk setengah dari minuman itu. "Hm, ini manis," ucap Sahira sambil tersenyum. Namun, beberapa saat kemudian, rasa aneh tiba-tiba menjalar ke tubuhnya. Gelas plastik di tangannya seketika terlepas dan jatuh ke lantai.

Sahira memegang dadanya yang berdegup aneh dan kepalanya yang mulai terasa berat. Ia memejamkan mata sejenak, lalu menyadari bahwa Marisa telah mencampurkan obat aneh ke dalam minumannya.

"Bu, apa yang Ibu masukkan ke dalam minumanku tadi?" tanya Sahira menatap Marisa yang tersenyum tipis. Belum sempat Marisa menjawab, ia mendadak pingsan di depannya.

Marisa keluar dari kamar memanggil Rames yang belum pergi. Rames terkejut saat melihat Sahira bertingkah aneh di tempat tidur.

"Bu, apa yang sudah Ibu lakukan pada Sahira?" tanya Rames.

Marisa tersenyum. "Rames, maafkan Ibu. Ibu hanya tidak mau Sahira kembali ke rumah majikannya. Jadi, tolong bantu rencana Ibu," mohon Marisa, ingin Rames melayani keinginan Sahira yang telah dibius dengan obat perang-sang.

Rames terdiam lalu memandangi Sahira yang terlihat ingin bercinta dengannya. Terpaksa, Rames menuruti ibunya. Ia naik ke ranjang, dan seketika itu Sahira memeluknya erat, meracau tidak jelas.

Rames menelan ludah karena sudah lama ia tidak melakukan hubungan suami istri. Namun, anehnya, setiap sentuhan lembut Sahira sama sekali tidak bisa membangkitkan gairahnya. Bahkan keadaannya yang sudah sangat tidak berdaya tidak bisa membuat miliknya terang-sang.

"Sial, bodoh amatlah, yang penting aku sekarang menginginkan tubuhnya." Rames perlahan mulai membuka kancing baju Sahira. Sementara Marisa di luar, berharap Rames berhasil. Namun, sontak wanita tua itu terperanjak kaget melihat pintu rumah didobrak tiba-tiba, tak lain Zander.

“SAHIRA!”

Sahira perlahan membuka mata, samar-samar terlihat seorang pria berada di atas tubuhnya, ia tak memakai apapun dan suara desahannya terus keluar dari bibir kecilnya. Sahira berusaha mengendalikan dirinya tapi percuma, ia tak bisa melawan pengaruh obatnya yang kuat.

“Sahira!” Pria itu berbisik membuat Sahira mencoba memusatkan pandangannya lagi dan ia pun terkejut melihat pria itu tersenyum samar.

“Zan...?”

Apa yang sedang terjadi? Kenapa aku berakhir dengan pria ini?

Sahira berpikir keras tetapi sentuhan nakal pria itu tak bisa membuatnya tenang. Kepalanya kini terasa penuh bahkan tubuhnya tak bisa menolak hasrat pria itu yang sedang bergejolak.

Kau... Kau harus hamil anakku, Sahira.

Pria itu berbisik kemudian mengulum bibir Sahira dengan ciuman menuntut.

“Oaaa!!” Percintaan panas itu terhenti saat terdengar sahutan manja dari bayi di samping ranjang. Dengan setengah sadar, Sahira ingin beranjak ke arah suara bayi itu tapi tiba-tiba dua tangan kekar dengan cepat menarik pinggulnya. Pria itu berbisik membuat mata Sahira membelalak.

“Ini belum cukup, sayang.”

Pria itu dengan rakus menyambar gunung kembar wanitanya, tak peduli dua bayi yang merengek di sana.

Oaaa!!

1
Yus Nita
terima lah nasib silumsm rubah. sebar kan srmua aib ny, dan buat dia hancur sehancur2 ny. biar tau rada...
partini
good story 👍👍👍👍👍
༎ຶP I S C E S༎ຶ: terima kasih bintangnya kk 😍😍
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
kok aneh thur anak sahira kok bisa jd anak kandung zander bukannya suami sahira sebelum nya kerenes kunti bogel 😂😂😂😂😂kok tiba2 jd anak kandung zander
༎ຶP I S C E S༎ຶ: oh y, kunti bogel siapa tuh kk? 🤔😅
༎ຶP I S C E S༎ຶ: benihnya ditukar kk 😅 sahira hmil benih sender bkn suaminya
total 2 replies
partini
hah cerita apa ini 🙄🙄🙄
༎ຶP I S C E S༎ຶ: 😆😆😆😆 😆
partini: oh cuma mimpi toh,,heran aja ko segampang itu ehem ehem
total 3 replies
Yus Nita
jangan mau sahira, mungkin ini hanya jebakan yg di buat Rames dan klrga ny
Yus Nita
siksa dulu, hancur kan karier ny, baru camak kan ke penjara. 😀😀😀😀😀
Yus Nita
dlm mimi sono, zander mencintsi mu peremouan iblis
Yus Nita
syukuriinnn...
percays sama jalang, yg akhir hiduo ny tragis, itu karma. ngejahati sahira, tapi di jahati teman sendiri. 😀😀😀
Yus Nita
gimanadiamau punya asi, jku melahir kan saja tdkpernah. ada masa ny diluman rubah itu akan kena axab ny
Uswatun Kasanah
Lanjut Thor 💪💪🙏🙏🩷🩷🩷
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap kk, update tiap hri 😇 ikuti terus... ya 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!