NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Tiga sahabat sejak kecil. Azalea, Jenara, dan Mohan, memasuki dunia kampus dengan kisah masing-masing.
Azalea diam-diam mencintai Mohan, tapi harus rela melihat cowok itu mencintai orang lain.
Di tengah luka itu, Jenara—sahabat yang selalu ada, menjadi tempat Azalea bersandar. Namun siapa sangka, Jenara justru menyimpan cinta yang lebih dalam.

Ketika akhirnya Azalea membalas perasaan itu, masa lalu Jenara muncul dan menghancurkan segalanya. Lalu tragedi terjadi, menyeret nama Mohan dan membuat Jenara pergi tanpa pamit.

Bagaiman kehidupan Mohan dan Azalea setelah tragedi itu?
Apakah Jenara akan kembali menepati janjinya untuk selalu di sisi Azalea?

Mungkin hidup Azalea tak lagi sama. Lukanya masih ada, namun disimpan rapi dibalik senyum gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu Yang Tak Bernama

Tatapan tajam Azalea masih tertuju pada gadis itu. Gerakannya terlalu disengaja untuk disebut tidak sengaja. Dan cara dia tersenyum sambil merapikan rambutnya... terlalu genit untuk seukuran cewek yang merasa bersalah atas kecerobohannya.

"Maaf banget ya, gue kepeleset barusan." ujarnya dengan nada manja yang membuat perut Azalea mual tiba-tiba.

Jenara menegakkan tubuhnya, pandangannya dingin penuh ketidak senangan. "Nadine," suaranya pelan namun terdengar jelas.

Cewek yang dipanggil Nadine itu tersenyum sumringah, "gue seneng lo inget nama gue, kita sekelas... Tapi lo terlalu acuh sama temen sekelas lo," ucap gadis itu. "Sekali lagi maaf ya, gue terlalu ceroboh." Nadine berkata sambil menyentuh lengan Jenara dengan jari-jari lentiknya. Sedikit elusan lembut menyentuh lengan laki-laki itu.

Tubuh Azalea menegang, tangannya mengepal kuat. Ada perasaan kesal yang memuncak atas kelakuan cewek bernama Nadine itu. Rasanya saat ini, Azalea ingin menarik kasar tangan wanita tersebut dan merusak kuku di jari-jari lentiknya.

Tapi belom sempat Azalea melakukan itu semua, suara Jenara memecah keheningan sesaat itu. "Singkirin tangan lo sekarang," ucapnya pelan tapi tajam.

"Gue cuma...." ucapan Nadine menggantung.

"Gue bilang singkirin tangan lo, apa Lo budek?" Bentakan Jenara membuat Nadine kaget dan seketika itu juga dia melepaskan tangannya dari lengan kekar Jenara.

Beberapa mahasiswa mulai melihat ke arah mereka. Respon mereka bermacam-macam, Ada yang kepo dan ada yang sekedar melirik namun kembali acuh. Regi, Fani dan Pandu ingin kasihan namun gadis itu terlalu berani untuk berurusan sama cowok dingin tersebut.

Sedangkan Azalea, dia masih berdiri menatap adegan drama didepannya dengan senyum yang tak bisa diartikan. Campuran lega dan sedikit cemburu membuat gadis itu menghembuskan nafasnya pelan.

Nadine seharusnya pergi setelah bentakan yang di dapatnya dari Jenara. Namun gadis itu terlalu berani, bukannya mundur... Nadine malah tetap berdiri disisi meja mereka.

"Jenara Yudistira, gue suka bentakan dingin lo tadi. Anggep aja itu say hallo romantis yang lo kasih buat gue," ucap Nadine dengan senyum menantang, membuat seisi bangku dimeja itu terperangah.

"Ini cewek stres kali yak? Masak bentakan dibilang romantis," celetuk Fani pelan.

"Gue rasa Azalea bakalan punya saingan," timpal Regi. "Lo liat muka Aza sekarang, cemburunya muncul kepermukaan." sambungnya. Fani-pun setuju dengan ucapan Regi.

Nadine mendekatkan wajahnya ke wajah Jenara. Hening sesaat diantara mereka berdua, tatapan tajam Jenara dibalas dengan senyuman menggoda dari gadis itu. Azalea yang merasa ini tidak ada di script hidupnya, mulai panik. Dia nggak bisa diem aja ada cewek penggoda yang lagi deketin sahabat yang dicintainya itu. Tapi masalahnya, hubungan dia dan Jenara hanya sebatas sahabat saat ini. Azalea hanya bisa menggigit bibirnya sebal.

"Gue suka tatapan tajam lo Je, dan gue bakalan rubah tatapan tajam itu menjadi cinta buat gue." Ucap gadis itu dengan percaya diri, lalu pergi meninggalkan Jenara yang masih diam tanpa sepatah katapun.

Azalea melihat ke arah Jenara yang masih tak bergerak sedikitpun. Tatapannya masih tajam, namun tak berpaling.

"Cantik banget ya Je, sampe lo nggak berpaling sedikitpun." seru Azalea dengan nada tak bersahabat.

Seketika Jenara sadar dari keterdiaman-nya, cowok itu menoleh ke arah Azalea. Raut wajahnya yang dingin, kini berubah lembut setelah menatap wajah gadis mungilnya itu.

"Azalea...," ucapnya.

"Cantik ya... kulitnya putih bersih, bodynya kaya model internasional. Siapa coba yang nggak speechless," Azalea memotong kata-kata Jenara dengan nada beratnya.

"bahkan seorang Jenara yang dinginnya kaya kutub Utara pun dibuat bungkam sama kecantikan cewek itu," sambungnya.

"Hei!!! Maksud kamu apa?" Tanya Jenara dengan tampang bingungnya.

"Nggak ngerti ya? Masih speechless, masih kebayang mukanya? Gak apa-apa wajar kok," Azalea lalu membelokkan tubuh ke arah dua temannya yang berada di hadapan gadis itu. Fani dan Regi tersenyum kikuk saat mata mereka bertemu. sedangkan Pandu, tau apa yang dirasakan gadis itu saat ini.

Azalea berusaha menahan sesuatu yang ada dihatinya, tatapan Jenara pada Nadine membuatnya cemburu, bayangan tentang Mohan dan Amara kembali hadir dipikirannya. Tiba-tiba gadis itu beranjak dari duduknya sambil mengaitkan tas punggungnya.

"Gue balik duluan!" Azalea tiba-tiba berdiri, hatinya terus berisik. Dia butuh sendiri

"Za, kita belom pesen makanan loh," ucap Regi, karena perutnya sudah mulai lapar.

"Iya Za, padahal cacing diperut gue udah pada demo dari tadi..." timpal Fani, "tunggu bentar lagi ya, kita makan dulu." sambungnya lagi.

"Kalian pesen makanan aja dulu, Lo kan masih nungguin Gema Gi. Sekalian nemenin Fani buat mencegah demo diperutnya, nah gue pulang duluan." ucapnya mencoba tenang dan tersenyum kecil pada Fani dan Regi.

"Ok, kita pulang. Aku udah selesai kok," Jenara menutup laptopnya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Ini cowok tumben banget nggak peka sama gue, kok dia biasa aja ya. Nggak kaget atau nggak nanyain gue kenapa, Jeeee... Lo tau nggak kalo gue cemburu." berisiknya dalam hati.

"Emmm.... Je, gue balik sendiri aja." putus Azalea.

"Gue???" kata 'aku' yang beberapa hari ini selalu terdengar di telinga Jenara, hari ini berubah ke setelan awal.

"Enakan gitu sih ngomongnya," wajah Azalea melengos saat tatapan bingung Jenara menguncinya.

"Ok terserah kamu, tapi kita udah janji mau pulang bareng kan?"

"Iya... Maaf, tapi gue mau mampir ke supermarket dulu. Tadi bik Surti ngasih list buat belanja bulanan," Azalea beralasan,

"Aku anterin kamu, aku kan bawa mobil. Lebih aman,"

"Nggak usah Je, gue nggak mau ngerepotin lo. Biar gue sendiri aja," Azalea tidak ingin berada di dekat Jenara saat ini,

"Kalo gitu biar gue aja yang nemenin lo, Gimana?" usul Fani. Gadis itu tau bahwa temannya ini sedang tidak baik-baik saja.

"Nggak usah Fan, gue sendiri aja." ucapnya,

"Bye guys..." lalu Azalea pun meninggalkan keempat temannya itu. Jenara masih berdiri menatap kepergian Azalea dengan bingung.

"Azalea kenapa ya? Kok kayanya beda banget dari pas tadi dia dateng," pertanyaan itu keluar sempurna dari bibir Jenara, padahal dialah penyebab utama kegalauan Aza.

"Je, gue punya kaca loh. Lo nggak mau ngaca," celetuk Fani kesal. Membuat Jenara mengernyitkan dahinya.

"Gimana nggak berubah sikapnya Aza ke lo, tatapan lo tadi ke Nadine kaya sumur yang ada di kampung gue. Dalem banget," timpal Regi yang sejak tadi kesal dengan Jenara karena cowok itu nggak peka ke Azalea.

"Bukannya lo tuh Peka banget ya orangnya, kok bisa sih kejadian barusan nggak bikin Lo peka? Apa karena Nadine yang punya body kaya model internasional?" celetuk Pandu datar.

"Pandu apaan sih lo," sergah Jenara

"Gue cuma ngulang omongan Azalea aja kok, bahkan saat Azalea cemburu sama lo... Lo malah kaya nggak nyambung," Pandu sedikit meninggikan suaranya.

Jenara terdiam, dia benar-benar tidak tau jika Azalea sedang cemburu. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa dia sedikit terbawa oleh tatapan Nadine tadi. Ada sesuatu di mata cewek itu, Tatapan itu seperti potongan masa lalu yang terselip di ingatan Jenara.

"Azalea, gadis yang memiliki sifat overthinking yang gede banget. Apalagi kalo menyangkut orang yang dia suka, gue rasa lo lebih tau tentang dia." Suara Regi menyadarkan Jenara dari pikiran yang sedang menerka-nerka.

"Sial... pasti dia lagi overthinking sekarang," Jenara merutuki dirinya sendiri, karena baru sadar dengan keadaan.

"Gue kejar dia dulu, gue yakin dia lagi nggak baik-baik aja." ucapnya panik. tanpa menunggu jawaban dari ketiga temannya, cowok itu berlari keluar kantin dan berharap gadis mungilnya itu masih bisa dikejar.

Fani, Regi dan Pandu mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Sedangkan di sudut kantin yang berlawanan tempat dengan Pandu cs, Nadine tersenyum senang melihat sedikit kekacauan di antara Azalea dan Jenara.

"Langkah pertama sepertinya berhasil, dan sebentar lagi Jenara bakalan ada di Deket gue." ucap Nadine sangat yakin.

1
Lin Frie
salah paham lg...
Dewi Faroca: 🤭🤭🤭 iya kak
total 1 replies
Lin Frie
kasihan azaleanya
Lin Frie
aku suka karyamu
Dewi Faroca: makasih kak🙏🙏
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!