TENEBRIS : Rahasia Kelam Di Dasar Danau Biru

Kapak dengan panjang 80centimeter melayang tepat kearah wajahnya, saat Sofia masih diam membeku, berusaha memproses semua yang ia lihat. Dengan refleks cepat, Sofia menunduk menghindari kapak kayu yang datang tepat menuju ke wajahnya.

Tanpa berpikir panjang, Sofia melompat melewati pagar teras kabin setinggi 2 meter itu dan mendarat dengan gaya cukup lincah disisi bagian barat halaman kabin saat kapak kayu tertancap didinding kabin dengan bunyi yang keras dan membuat seluruh bagian depan kabin bergetar kuat.

Sofia sadar, kalau saja ia tidak menghindari ayunan kapak yang datang lurus kearah wajahnya, seluruh wajahnya sudah pasti hancur terbelah menjadi dua bagian. Ia akan langsung mati seketika itu juga. Rupanya pria aneh itu ingin menghabisi nyawanya, begitu pikir Sofia.

Pria aneh bertubuh besar bak raksasa itu berjalan dengan langkah tenang menaiki tangga kabin untuk mengambil kembali kapaknya yang tertancap didinding kabin setelah ia ayunkan kearah targetnya yang ternyata bisa menghindar sehingga ayunan kapaknya meleset dan tertancap disana, didinding kabin tersebut.

Pria besar tersebut berjalan untuk mencabut kapak yang tertancap didinding kabin bagian luar tanpa menghiraukan Sofia dan langkahnya juga terkesan tidak buru-buru sehingga momen itu dimanfaatkan Sofia untuk melarikan diri kedalam hutan Pinus, awalnya ia berlari menuju ke arah yang sama yang dilalui Leo pagi tadi.

Sofia berlari sekencang dan sejauh mungkin kedalam hutan Pinus tanpa memperdulikan rute pelariannya, berusaha menghindari pria aneh yang ingin menghabisi nyawanya. Beberapa kali Sofia sempat terjatuh saat berlari karena menabrak akar pohon yang muncul kepermukaan tanah tapi ia dapat cepat berdiri dan terus berlari mengikuti insting bertahan hidupnya. Ia tidak tahu kemana ia berlari tapi ia hanya berlari mengikuti nalurinya. Insting bertahan hidupnya membawah ia jauh kedalam sisi barat daya hutan Pinus, arah yang justru sebaliknya berlawanan dengan rute yang dilalui Leo, suaminya.

*****

Sofia tahu, tempat teraman saat ini adalah berada bersama Leo, Leo pasti tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti yang ia alami saat ini tapi kemana harus mencari Leo, Leo seperti menghilang ditelan hutan Pinus ini, pikir Sofia saat sedang berlari dan nampak bingung harus kemana. Sofia saat ini berada dalam hutan Pinus sekitar 700 atau 800 meter dari kabin di tepi danau, ia menyandarkan diri dibalik pohon Pinus besar dalam keadaan panik, bingung, takut, dan nafas ngos-ngosan setelah berlari cukup jauh.

Tapi Sofia adalah wanita cerdik yang cukup pemberani, ia sadar, saat ini yang bisa ia andalkan dalam situasi berbahaya ini adalah dirinya sendiri, ia harus tetap berpikir jernih mencari jalan keluar dan jalan keluar terbaik adalah menemukan Leo, suaminya, begitu pikirnya.

Sofia tiba-tiba teringat Glock 19 milik Leo, ia cepat-cepat membuka backpack yang ia tenteng dengan harapan menemukan senjata api tersebut didalam sana, tapi rupanya Glock 19 milik Leo masih tertinggal dikabinet bagian atas dalam kabin, Sofia lupa mengambilnya saat hendak keluar tadi.

"siallll.. pasti tertinggal dikabin" gumam Sofia pelan dengan wajah frustasi saat melihat tidak ada glock 19 didalam ranselnya.

"sekarang apa yang harus saya lakukan?!" katanya pelan dan kali ini wajahnya terlihat khawatir.

Dari raut wajahnya Sofia terlihat ketakutan dan untuk beberapa saat ia kebingungan untuk mengambil keputusan apa yang harus ia lakukan.

Beberapa saat kemudian saat terdiam cukup lama, Sofia menghela nafas panjang berusaha menenangkan diri dan berpikir mencari cara menemukan Leo.