Merasa bosan hidup di lingkungan istana. Alaric, putra tertua dari pasangan raja Carlos dan ratu Sofia, memutuskan untuk hidup mandiri di luar.
Alaric lebih memilih tinggal di Indonesia ketimbang hidup di istana bersama kedua orang tuanya.
Tanpa bantuan keluarganya, Alaric menjalani kehidupan dan menyembunyikan identitasnya sebagai seorang pangeran dan juga seorang pembalap.
Sementara sang ayah ingin Alaric menjadi penerus sebagai raja berikutnya. Namun, Alaric yang lebih suka balapan tidak ingin terkekang dan tidak punya ambisi untuk menjadi seorang raja.
Justru, Alaric malah meminta sang ayah untuk melantik adiknya, yaitu Alberich sebagai raja.
Penasaran? Baca yuk! Siapa tahu suka dengan cerita ini.
Ingat! Cerita keseluruhan dalam cerita ini hanyalah fiktif alias tidak nyata. Karena ini hasil karangan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Aku bayar dulu ya," kata Indah setelah mereka selesai makan.
"Biar aku saja," kata Alaric.
Alaric meminta Indah untuk tetap di tempatnya. Sementara Alaric membayar semua makanan yang mereka pesan.
"Kak, kita jangan berpencar," kata Alaric pelan.
Dexter mengangguk mengerti. Kemudian mereka pun pulang. Mereka tetap mengikuti motor Indah yang di bawa oleh Alaric.
Saat di perjalanan, mereka heran karena beberapa kendaraan berbalik arah dan mencari jalur lain.
Namun Alaric dan yang lainnya masih tetap melanjutkan melewati jalan itu. Dan akhirnya mereka mengerti, kenapa orang berbalik arah?
Ternyata jalan yang akan mereka lewati di tutup oleh sekolompok orang berpakaian hitam.
Alaric dan yang lainnya terpaksa berhenti. Dugaan mereka benar. Beruntung mereka memiliki insting yang kuat.
"Siapa mereka?" tanya Indah.
"Mereka orang suruhan Rocky. Sebenarnya targetnya adalah kamu," jawab Alaric.
"Huh, kalau cuma aku, kenapa sampai sebanyak itu?" tanya Indah.
"Mungkin Rocky tahu kalau kamu sedang di kawal. Jadi, dia menyuruh banyak orang untuk menangkap kami sekalian," jawab Alaric.
Indah manggut-manggut mengerti. Teori Alaric menurutnya ada benarnya. Sementara Boni sudah terlihat pucat melihat banyaknya orang.
Kejadian di salon mobil hari itu saja sudah membuatnya takut. Apalagi ini, ada 20 orang yang menghadang mereka.
"Kamu bisa berkelahi?" tanya Alberich pada Boni.
"Tidak," jawab Boni sambil menggelengkan kepala.
"Jangan keluar dari mobil kalau tidak ingin mati," kata Alberich. Boni semakin takut mendengarnya.
Mereka semua sudah keluar dari mobil. Hanya Boni yang berada di dalam mobil karena di larang keluar oleh Alberich.
"Kak, sebaiknya amankan dulu kakak ipar," kata Alderich.
Hati Indah tiba-tiba merasa nyeri, perkataan kakak ipar dari Alderich malah tidak membuatnya senang. Namun dia berharap, ucapan Alderich jadi nyata.
"Sebaiknya kamu masuk ke dalam mobil, biar kami berlima yang menghadiri mereka," kata Alaric sambil memegang tangan Indah.
"Tidak. Aku akan ikut melawan mereka. Walaupun tidak terlalu ahli, namun sedikit bisa membantu," ujar Indah.
Alaric mengangguk. Lalu meminta Indah agar tidak jauh-jauh darinya. Biar bagaimanapun, Alaric khawatir dengan keselamatan Indah.
Sementara Dexter dan Denzel yang berdarah mafia tentu saja merasa senang dengan keadaan ini.
Kebetulan mereka sudah lama tidak olahraga untuk meregangkan otot. Keduanya saling pandang lalu mengangguk.
Tidak lupa senjata api yang selalu mereka bawa di selipkan di pinggang mereka. Orang-orang yang berpakaian hitam pun juga sudah siap.
"Serang mereka!" Perintah salah satu dari mereka.
Mereka pun maju secara bersamaan. Alaric dan yang lainnya tetap berdiri di tempatnya. Saat sudah mendekat, Alaric dan yang lainnya berpencar satu sama lain.
Namun Alaric tetap mengawal Indah agar jangan jauh-jauh darinya. Pertarungan enam lawan 20 orang pun terjadi.
Boni yang ada di dalam mobil hanya melongo melihat mereka. Sebelumnya tidak pernah kejadian seperti ini menimpa dirinya.
Namun, setelah berteman dengan Alaric, kejadian seperti ini pun terjadi. Tapi Boni tidak menyesal berteman dengan Alaric.
Pertarungan masih berlanjut. Alaric dan Indah bekerjasama melawan musuhnya. Sementara yang lain hanya sendirian melawan beberapa orang.
Alaric mengangkat tubuh Indah, kemudian tanpa membuang waktu, Indah segera menendang musuh. Beberapa dari mereka pun terjatuh.
Begitu juga dengan Alderich, Alberich, Dexter, dan Denzel. Mereka juga sudah berhasil mengalahkan lawan-lawannya.
Namun salah satu dari mereka belum mau mengalah. Pria itu pun mengeluarkan senjata lalu mengarahkan nya ke Indah.
Alaric yang melihat itu segera menarik Indah untuk melindunginya. Namun belum sempat pria itu menembak, Denzel sudah lebih dulu menembaknya.
Indah terdiam di pelukan Alaric. Ya, demi melindungi Indah, Alaric menjadikan tubuhnya sebagai tameng.
Tubuh Indah bergetar saat mendengar suara tembakan. Dia syok, ini yang kedua kalinya mendengar suara tembakan.
Namun kali ini tepat di depan matanya. Tidak seperti waktu dia di culik. Indah tidak melihat langsung, jadi dia tidak terlalu takut.
"Indah, Indah." Alaric seketika panik. Karena tubuh Indah bergetar.
"Aku tidak apa-apa, aku cuma syok," kata Indah.
"Sebaiknya bawa Indah ke rumah sakit," kata Dexter. Indah menggeleng dan mengatakan tidak perlu.
"Kalian urus mereka, aku antar Indah pulang," kata Alaric.
Dexter dan Denzel mengangguk. Alderich di minta untuk mengikuti mereka. Sementara Denzel menghubungi anak buah papanya.
Mereka tidak ingin melaporkan masalah ini ke polisi. Namun mereka akan memberikan pelajaran dengan sendirinya tanpa campur tangan pihak kepolisian.
"Pegangan yang erat," kata Alaric. Indah pun melingkarkan tangannya di pinggang Alaric.
Alaric mengangguk sebagai kode. Dan di balas oleh Dexter dan Denzel. Sementara Alberich di minta untuk mengantar Boni pulang.
Sementara Dexter dan Denzel menunggu anak buah papanya yang bergerak cepat kalau sudah ada perintah.
Indah dan Alaric masih dalam perjalanan. Demi keselamatan Indah, Alaric membawa motor tidak terlalu laju.
"Kenapa Rocky ingin mengincar ku?" tanya Indah.
"Karena dia merasa kalah saing. Apalagi di akhir pertandingan, dia kalah hanya selisih sedikit saja," jawab Alaric.
Indah mengerti. Dan dia memutuskan untuk berhenti sementara waktu untuk balapan. Namun Alaric meyakinkan jika dia akan selalu ada untuk membantu Indah.
Indah merasa terharu, namun dia sadar kalau dia tidak mungkin merebut milik orang lain. Indah tidak ingin menjadi orang ketiga.
"Tapi pacarmu bagaimana? Aku tidak ingin menghancurkan hubungan kalian jika nanti dia salah paham," kata Indah memberanikan diri berbicara.
Alaric langsung mengerem motornya dan berhenti di tengah jalan. Sehingga Indah menempel ke Alaric.
"Aku tidak mengerti maksudmu. Dia? Pacar? Maksudmu siapa?" tanya Alaric.
"Alice, bukannya itu pacarmu?" Tanpa sadar Indah memperlihatkan kecemburuan nya.
Alaric seketika tertawa mendengarnya. Indah merasa kesal karena Alaric justru tertawa. Lalu memukul dada Alaric dengan pelan.
"Nanti aku kenalin ke dia," kata Alaric. Kemudian melanjutkan perjalanan.
Indah terdiam. Sementara Alaric tersenyum. Ia mengerti sekarang, kenapa tadi Indah menangis?
Akhirnya mereka pun tiba di depan rumah Indah. Alaric membawakan ikan bakar yang tadi mereka beli. Sedangkan Indah membawa piala kemenangan nya.
Alia tersenyum melihat kedatangan putrinya bersama Alaric. Namun Alia seketika tercengang saat ada satu orang lagi yang muncul di belakang mereka.
Alia melihat dengan seksama ke Alaric dan pemuda itu. Sama persis bagai pinang di belah dua.
"Dia?" tanya Alia.
"Halo Tante, aku Alderich," ujar Alderich memperkenalkan diri. Diantara mereka bertiga, Alderich lebih ramah, tapi juga ceroboh. Melakukan sesuatu tanpa perhitungan.
"Dia adikku," kata Alaric.
"Ya Allah, aku sampai pangling di buatnya. Kalian kembar?" tanyanya.
Alaric dan Alderich mengangguk serentak. Kemudian Alaric menyerahkan bungkusan kepada Alia.
Alia mengucapkan terima kasih dan memintanya untuk masuk. Namun Alaric beralasan masih ada keperluan.
"Aku langsung pulang," kata Alaric kepada Indah.
Indah mengangguk. "Hati-hati," ucapnya.
Alaric tersenyum lalu pamit pulang. Indah memandang dengan tatapan kosong. Entah kenapa dia sendiri juga tidak mengerti dengan perlakuan Alaric kepadanya.
Kemudian Indah dan ibunya masuk setelah motor Alaric menghilang dari pandangannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mungkin ada yang ketinggalan tentang silsilah keluarga Henderson. Di sini kembali aku spill ya.
1) Seven R Anak Genius.
2) Tujuh CEO Muda.
3) Three Angel.
4) Gadis Genius Incaran CEO tampan.
5) Dilamar Tuan Ibrahim.
6) Gadis Amnesia Jatuh Cinta.
7) Hacker Misterius Itu Anakku.
8) 30 Hari Menjelang Perceraian.
9) Arsy Kesayangan Tuan Mafia.
10) Jiwa Seorang Pemimpin.
11) Carla Dokter Dari Zaman Modern.
12) MR.A Sang Pembalap.
Tidak terasa ya, ternyata sudah ada 12 series cerita tentang keluarga Henderson dengan versi mereka masing-masing. Semoga kalian selalu suka dengan ceritanya.
dobel ka
semngat thor💪terimakasih hari ini 2bab bisa di baca😄🤭🤭