Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Macem Rumah Maximilian
"Silahkan pasangan pria memakai kan cincin pada pasangan wanitanya." Suara MC yang menginstruksikan untuk pemasangan cincin pertunangan itu membuat semua orang terdiam karena ingin menyaksikan momen itu.
Erzabell dengan senyum yang sejak tadi mengembang menyodorkan tangannya dengan segera dan menunggu Haizar untuk memakaikan cincin pertunangan mereka.
Raut wajah Haizar tak ada senyum sama sekali, wajahnya terlihat datar seakan malas melakukan hal itu namun dengan terpaksa dia harus melakukannya.
Begitu lama Haizar melingkarkan cincin ke jari Erzabell, namun dengan pelan cincin itu terpasang juga pada akhirnya.
Semua orang bersorak sorai melihat hal tersebut kecuali Auryn dan Zamora, mereka menatap datar pasangan yang menjadi tokoh utama acara ini.
Namun saat Auryn melihat Erzabell, ada sedikit perubahan dari wajahnya setelah memakai cincin pertunangan tersebut. Erzabell terlihat melamun dan senyumnya hilang.
Auryn mengernyitkan dahinya, lalu melihat seseorang yang sedang berada di salah satu sudut ruangan. Auryn menatapnya seakan bertanya ada apa ini. Namun orang tersebut hanya tersenyum saja.
"Silahkan untuk pasangan wanita bergantian memasangkan cincin ke jari pasangan prianya." Sekarang suara MC tadi terdengar.
Auryn langsung melihat ke arah Erzabell lagi, jika Erzabell memasangkan cincin itu sekarang maka mereka akan resmi menjadi tunangan dan Erzabell tak tahu apakah plot akan tetap terus berjalan nantinya.
Namun disisi Erzabell, dia diam membeku tak bergerak sama sekali seakan dia sedang tak berada disini.
"Lo jangan buat malu gue, cepet pasang cincinnya dan selesaikan ini semua!" Bisik Haizar untuk Erzabell segera memasangkan cincinnya agar dia bisa pergi secepat mungkin dari sini.
Erzabell langsung menatap Haizar dengan bergetar, bahkan air matanya luruh secara perlahan. Haizar yang melihat itu semua mengernyitkan dahinya dengan bingung.
Erzabell menggeleng kepalanya pelan bahkan tangannya sekarang gemetaran, ia mulai mundur perlahan yang membuat para tamu undangan langsung bertanya-tanya dengan perubahan ekspresi dari Erzabell. Karena mereka semua juga lihat jika tadi Erzabell terlihat sangat bahagia namun sekarang dia seakan sedang dipaksa untuk ditunangkan.
Ayah Erzabell bahkan sampai ingin menghampiri putrinya yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Namun Ayah Haizar menahannya.
"Semua akan baik-baik saja tuan. Pertunangan ini akan tetap dilanjutkan bukan. Mungkin Erzabell saking bahagianya sampai terharu hingga meneteskan air matanya." Ucap Ayah Haizar.
Namun ayah Erzabell melepaskan pegangan tangan dari ayah Haizar tersebut, ia seperti menemukan sebuah kejanggalan disini sehingga ia akan tetap menghampiri putrinya.
Tapi saat ia mulai mendekati putri semata wayangnya tersebut, lampu tiba-tiba padam. Semua orang terkejut kaget karena tiba-tiba gelap gulita namun itu hanya sebentar. Tak lama lampu padam sebuah layar besar terbentang dan ada cahaya LCD muncul disana. Sebuah video terputar yang membuat seluruh atensi menatap kearah layar tersebut.
PLAK!
"Jalang! jangan dekati gue lagi! gue muak sama lo!!!!"
"T-tapi bim aku cuma mencintaimu dan berada di dekatmu adalah usahaku."
"Arrgghhhh” Suara rintihan Erzabell karena dijambak dengan kasar oleh Haizar membuat adis itu langsung menangis.
"Gue ingin lo mati!"
Video beralih ke rekaman selanjutnya.
"Haizar jangan tinggalin aku ditempat ini, aku takut." Ucap Erzabell dengan memohon agar dia tak ditinggal di club malam yang berisi pria hidung belang.
"Bukannya lo udah biasa nglayanin om-om kaya mereka?" Ucap Haizar dengan sinis dan tersenyum miring.
Erzabell menggeleng.
"Tidak, aku bahkan tak pernah ke tempat ini. Haizar bawa aku pulang."
Namun Haizar menendang tubuh gadis yang sedang memegang kakinya tersebut lalu pergi begitu saja meninggalkan Erzabell yang sedang ketakutan.
Video terus bergulir ke video selanjutnya...
"Gue hanya butuh harta dan kekuatan papanya aja, mana sudi gue nerima lamaran ini jika bukan karena itu."
Suara tawa terdengar di video tersebut namun hanya Haizar yang terekam dengan jelas dan yang lainnya seperti sengaja dikaburkan.
Video terakhir membuat semua orang terkejut.
Video terakhir memperlihatkan jika Haizar adalah pecandu aktif dan sering tidur dengan banyak wanita namun sekali lagi hanya Haizar yang terlihat jelas dalam video tersebut.
Semua orang sangat terkejut jika kelakuan dan perlakuan Haizar seperti itu. Mereka kira Haizar adalah pria yang hanya dingin saja dan tidak terpengaruh pergaulan bebas namun dengan adanya bukti ini semua langsung memandang rendah Haizar bahkan tak segan-segan langsung menghinanya.
Ayah Erzabell yang melihat ternyata putrinya selama ini diperlakukan tidak baik dan kasar langsung murka. Bahkan dia tak pernah memukul atau membentak putrinya sendiri, namun ternyata ada lelaki yang tak tahu diri telah melukai fisik dan hati anak kesayangannya.
Ayah Erzabell langsung menghampiri Haizar dengan tegas. Namun Haizar melihat situasinya begitu buruk langsung kabur begitu saja menghindari kemarahan ayah Erzabell.
"TANGKAP DIA!!!" Teriak ayah Erzabell dengan marah kepada semua pengawalnya, namun sayang Haizar lebih lincah dan gesit langsung kabur dari sana bahkan ayah Haizar yang terlanjur malu ikut pergi dari sana dengan mengepalkan tangannya.
Acaranya menjadi sangat kacau, lampu juga langsung menyala setelah itu.
Ayah Erzabell langsung menghampiri putrinya, namun ternyata putrinya tengah pingsan dan terdapat seorang pria yang berada di sampingnya.
Dia buru-buru menghampirinya.
"Siapa kau??!" Tanya ayah Erzabell dengan dingin karena memang tidak mengetahui bahkan tidak pernah melihat pria itu.
Tampilannya juga bukanlah seperti anak sekolah atau terlihat muda, namun wajah dan tampilannya merupakan pria dewasa yang kemungkinan menginjak umur dua puluh tujuh tahun.
"Maven Ruaan Maximilian." Ucapnya dengan dingin lalu menggendong Erzabell ala bridal style menuju ke pintu keluar.
"Hei mau bawa kemana anakku!! apa kau mau mati ha!!" Ayah Erzabell naik pitam karena putrinya yang tengah tak sadarkan diri dibawa pergi.
Auryn yang melihat itu langsung menghentikan ayah Erzabell.
"Om dia kakakku, Erzabell butuh penangan khusus hari ini dan mungkin beberapa hari kedepan. Ini demi kebaikannya, apakah om mau Erzabell buta akan cintanya yang sangat rusak dan menyiksa itu?" Tanya Auryn dengan serius.
Tentu saja ayah Erzabell menggelengkan kepalanya.
"Percayalah padaku dan pada kakakku, aku akan menolong Erzabell semampuku." Ucap Auryn lalu dia pergi begitu saja mengejar Maven yang sudah masuk mobil.
Ayah Erzabell mengepalkan tangannya lalu masuk ke dalam.
"Aku ingin perusahaan Kalundra malam ini hancur!!" Ucap tuan Gleoviska pada tangan kanannya tersebut kemudian langsung masuk ke dalam.
Acara malam ini bubar begitu saja, bahkan berita tentang Haizar langsung menyebar begitu cepat seperti angin yang dengan cepat berhembus dimanapun.
......................
"Kak Maven, apakah benar Erzabell akan bisa lepas tanpa terikat lagi?" Tanya Auryn lagi pada kakaknya tersebut.
"Tergantung dengan tekadnya." Ucap Maven dengan dingin.
Sebenarnya Auryn kira dia hanya memiliki kakak yang masih abu-abu hanya kak Raven namun ternyata ia masih memiliki kakak sulung yang ternyata sangat dingin tersebut.
Awalnya juga ia tidak mengenalinya karena dia hanya menghubungi kakak keduanya tersebut namun
Flashback
"Kak Raven mana ya? Tadi katanya sudah sampai." Auryn melihat kesana dan kemari untuk melihat dimana pria itu berada.
Namun pria dengan kemeja putih yang sangat pas dengan tubuhnya dan lengannya yang digulung sampai siku yang dapat memperlihatkan otot-ototnya yang sangat kuat dan tubuh yang sangat tinggi bahkan Auryn hanya setinggi dada pria itu.
"Baby." Suara dingin serak tersebut tiba di hadapan Auryn dan langsung memanggilnya dengan panggilan seperti itu yang tentu saja membuat Auryn merinding dan ingin masuk kembali.
Karena dia pikir jika pria itu jahat.
"Mau kemana hm? Kau tak ingin bertemu dengan kakakmu dan memilih cecunguk itu sebagai kakamu?" Pria itu menahan tangan Auryn yang akan pergi.
Melihat Auryn masih ketakutan, pria itu langsung menghubungi adik dajjalnya karena sepertinya adik kecilnya tidak akan percaya begitu saja.
"Halo kak? kenapa? aku sedang kuliah saat ini, bukankah kau sudah mengurus masalah my princess?" Suara yang dikenali Auryn terdengar dari seberang telepon milik pria asing tersebut.
"Sudah percaya, hm?" Ucapnya dengan senyum tipisnya.
Auryn bahkan sampai melongo melihat senyum pria yang mencekal tangannya tersebut, terlihat sangat tampan.
"Jangan melamun, apakah temanmu sudah memulai pertunangannya?"
"Eh iya, aku melupakannya." Ucap Auryn yang merasa bodoh dan bertingkah lucu di mata Maven.
"Kau sangat manis sekali, sayang kami hanya bisa menemuimu saat usiamu tujuh belas tahun. Jika tidak sudah aku culik kau dari mereka." Ucap Maven sambil mengelus lembut rambut Ayana.
"Kau harus mengenalku, ingat namaku di otak kecilmu okey? Maven Ruaan Maximilian, kakak tertuamu."
Auryn yang mendengar itu mengangguk, Maven langsung menyentil dahi gadis kecilnya tersebut lalu menggandengnya masuk ke dalam.
Karena malam ini masih banyak hal yang harus dilakukan dan mereka bisa mengobrol lebih banyak setelah semua ini selesai.
......................
Auryn kini sedang berada di mansion Maximilian, saat dia tiba tuan Maximilian langsung menyambutnya dengan snagat bahagia.
"Sweety kau kemari? apakah kau merindukan daddy?" Ucapnya sambil memeluk Auryn dengan lembut.
Namun kegiatannya tersebut harus ia hentikan saat putra sulungnya tengah menggendong serang gadis dan masuk ke dalam.
"Siapa yang kau bawa?" Tanya tuan Maximilian dengan dingin.
"Em.. Om, sebenarnya Auryn ingin menyelamatkan sahabat Auryn yang selalu berada dalam plot cerita walaupun itu bukanlah keinginan aslinya. Kata kak Maven itu bisa dan kami membawanya kesini. Apakah tak apa?" Tanya Auryn dengan ragu karena takut pria paruh baya tersebut menolaknya dan Erzabell.
Tuan Maximilian menatap dengan kesal Auryn, sedangkan Auryn yang tengah ditatap seperti itu langsung menundukkan kepalanya karena takut. Karena sepertinya tuan Maximilian tersebut tak menyukainya.
"Kau memanggil dua cecunguk dengan kakak dan kau memanggilku dengan sebutan om??!! apakah ada pilih kasih disini? aku daddy mu." Ucap Tuan Maximilian merajuk dan langsung pergi meninggalkan Auryn.
Auryn yang mendengar itu sedikit bersalah, dia tak bisa memanggil pria paruh baya tersebut dengan sebutan daddy karena sebutan itu bukanlah sembarangan karena jika ia sudah menyebut kata Daddy berarti dia adalah ayahnya sedangkan dia sendiri belum tahu status dirinya yang sebenarnya.
"Ayo masuk, di luar dingin. Putri kecil Daddy tak boleh terkena flu." Ucap tan Maximilian yang berbalik menatap Auryn.
Auryn yang mendengar itu mengangguk dan masuk ke dalam mansion tersebut.
......................
"Brengsek!!!!"
Bugghhhh
"Apa kau tak bisa membuatku bangga sekali saja ha??!!!! kenapa kau mempermalukanku seperti ini Haizar!!!"
Tuan Kalundra sangat marah pada anaknya tersebut, dia sudah berharap lebih agar pria itu mau membantunya untuk mengembangkan bisnis yang sedang ia bangun dan membutuhkan dana besar dari perusahaan lain dan keluarga Gleoviska adalah target yang sangat tepat.
Namun dengan kebodohan anaknya sendiri semuanya menjadi kacau.
Tuan Kalundra terengah-engah karena terlalu emosi pada Haizar yang terlampau ceroboh dan bodoh.
"Apa susahnya untuk bersandiwara untuk mencintainya hingga kelulusanmu! kau selalu seenak hatimu dan sekarang apa!! semua usahaku hancur dalam semalam gara-gara kelakuanmu!" Ucap tuan Kalundra dengan sangat murka.
Ayah dari Haizar tersebut memukul habis-habisan Haizar, pria itu hanya bisa mengepalkan tangannya saja saat dipukul oleh ayahnya sendiri.
Dia juga muak dengan semua ini, dia bukan boneka yang harus diatur oleh ayahnya sendiri. Dia tak menyukai Erzabell, bahkan untuk sandiwara seolah-olah dia mencintainya saja membuatnya sangat muak dan jijik.
"Kenapa?" Tanya Haizar dengan pelan.
"Apa maksudmu sialan!" Tanya tuan Kalundra pada anaknya tersebut.
"Kenapa bukan kakak yang kau pilih untuk mendekati wanita jalang itu!! kenapa aku bajingan!!! " Teriak Haizar yang langsung mendapatkan tinju oleh sang ayah.
"Bodoh, kau sangat bodoh seperti keledai!! jika Erzabell lebih mencintai kakakmu tentu saja aku akan menunjuknya sebagai pelancar misiku bukan dirimu yang bajingan ini!! Kenapa jalang itu dulu melahirkan keledai ini. Kau membuatku muak melihatmu. Pergi dari sini!!" Ucap tuan Kalundra dengan keras.
Haizar mengepalkan tangannya dengan kuat lalu dia pergi dari sana dengan amarah yang masih memuncak.
Bahkan rasa nyeri di wajah dan tubuhnya akibat dipukuli habis-habisan oleh ayahnya bukanlah masalah besar.
Dia langsung masuk ke dalam kamarnya yang sangat berantakan dan membanting pintu kamarnya dengan keras.
Dia mengambil pisau kecil dari lacinya lalu
Jleb
Sebuah pisau menancap tepat di dahi Erzabell yang dimana fotonya tersebar dikamar ini dengan memenuhi semua dinding kamar tersebut.
......................
"Sebenarnya siapa keluarga kandungku?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja di mulut Auryn.
Saat ini dia sedang berada di ruang keluarga milik keluarga Maximilian.
Terdapat tuan Maximilian dan MMaven disini, mereka berkumpul setelah Maven selesai mengurus Erzabell yang masih belum sadarkan diri.
Tuan Cassian terdiam lalu melirik anak sulungnya tersebut, cerita tentang Auryn sangatlah panjang dan mungkin sangat rumit untuk dijelaskan.
Namun tuan Cassian bisa melihat rasa penasaran, bingung dan tak tahu arah terpancar jelas dari mata putri kecilnya.
"Apa kau sepenasaran itu? Apakah keluarga Queensha tak menjelaskannya?" Tanya Tuan Cassian dengan lembut.
"Papa mama bilang jika aku adalah anak kandungnya, bukankah memang mereka papa dan mama kandungku? jadi kalian sebenarnya siapa? jujur ini membuatku bingung." Ucap Auryn dengan wajah bingungnya.
"Kau keluarga MMaximilian." Ucap Maven dengan dingin dan tegas.
"Jika kalian keluargaku kenapa sejak bayi aku dirawat oleh papa dan mama? apakah kalian sebelumnya tak menginginkanku?"
Tuan Cassian memijat keningnya, ternyata putrinya berpikiran terlalu jauh.
Namun sudah waktunya dia harus tahu asal usulnya dan bagaimana dia terlahir di dunia ini yang menjadi putri kedua keluarga.
Namun tetap Maximilian yang paling berhak atas status itu.