NovelToon NovelToon
Devil Become Angel

Devil Become Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Seiring Waktu / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: La-Rayya

Winda Happy Azhari, seorang penulis novel yang memakai nama pena Happy terjerumus masuk bertransmigrasi ke dalam novel yang dia tulis sendiri. Di sana, dia menjadi tokoh antagonis atau penjahat dalam novel nya yang ditakdirkan mati di tangan pengawal pribadinya.

Tak mampu lepas dari kehidupan barunya, Happy hanya bisa menerimanya dan memutuskan untuk mengubah takdir yang telah dia tulis dalam novelnya itu dengan harapan dia tidak akan dibunuh oleh pengawal pribadinya. Tak peduli jika hidupnya menjadi sulit atau berantakan, selama ia masih hidup, dia akan berusaha melewatinya agar bisa kembali ke dunianya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ajakan Pangeran Lewis

Alex kembali pada mode serius.

"Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan," balas Alex.

"Benar! Aku baru saja mendengarnya!" Seru Elizabeth.

Alex mengalihkan pandangan, lalu terbatuk kecil.

"Itu cuma batuk kecil." Ucap Alex.

"Ayolah, mengaku saja. Kamu jarang tertawa seperti itu." Ucap Elizabeth menunjuk, dengan senyum lebar di wajah Alex.

Alex tidak berbicara, satu-satunya respons terhadap kalimat Elizabeth hanyalah memutar bola mata sebelum menutupi penglihatannya dengan handuk. Elizabeth menjerit mencoba melepaskan handuk yang menutupi matanya, tetapi Alex menggunakan lebih kuat, sehingga Elizabeth tidak bisa melepaskannya.

Elizabeth memukul lengan Alex, memberi isyarat agar Alex melepaskan handuk. Alex tidak mendengarkannya, terus mengeringkan rambutnya dengan handuk yang masih menutupi penglihatannya.

"Kamu mau dipijat?" Tanya Alex setelah selesai mengeringkan dan menyisir rambutnya.

"Ya, silakan!"

Elizabeth dengan senang hati menerima tawarannya.

Tangan Alex merayap ke bahunya, dia mulai memijat bahunya, menekan titik yang tepat. Elizabeth mendesah puas, merasa dirinya semakin rileks. Setiap kali Alex menekan satu titik lebih keras, dia akan menjerit kecil atau mengerang kesakitan.

"Nona, berapa kali saya harus katakan untuk tidak membuat suara-suara seperti itu." Ucap Alex berdecak saat dia berhenti memijat bahu Elizabeth.

Elizabeth menjulurkan bibir bawahnya.

"Sulit untuk tidak bersuara saat kau menekan titik-titik yang sakit itu. Ayolah, teruskan." Ucap Elizabeth.

"Terserah...!" Seru Alex.

Dia terus memijat bahu Elizabeth, dan saat ia asyik dengan pikirannya sendiri, dia bergumam keras-keras. Matanya nyaris tak fokus pada bahu Elizabeth dan tanpa sadar dia menambahkan tekanan lebih kuat.

'Ini membuatku gila....' ucap Alex dalam hati.

Elizabeth mendesis kesakitan.

"Aduh aduh aduh, Alex kau menyakitiku!!" Jerit Elizabeth.

"Maaf," Alex meminta maaf, lagi-lagi menggunakan tenaga yang lebih sedikit.

"Jangan terlalu kuat, ya," gumam Elizabeth, bahunya terasa nyeri akibat kekuatan lengan Alex.

Alex mengangguk sebelum berbalik dan keluar dari kamar Elizabeth.

"Kalau tidak ada urusan lagi, saya permisi dulu, Nona." Ucap Alex.

Elizabeth merenung sejenak sebelum menarik blazer Alex. Alex menoleh ke arahnya. Dengan senyum nakal di wajahnya, Elizabeth menarik Alex ke bawah. Alex terkejut dan terhuyung jatuh sebelum akhirnya duduk di kursi yang sebelumnya diduduki Elizabeth.

Dia menatap dirinya sendiri melalui cermin dengan ekspresi bingung.

Elizabeth yang berdiri di belakangnya tersenyum lebar sebelum berdeham.

"Kali ini aku yang akan memijatmu," kata Elizabeth sambil meretakkan buku-buku jarinya.

Alex meringis mendengar suara-suara itu karena dia belum pernah mendengar Elizabeth meretakkan buku-buku jarinya sebelumnya.

Elizabeth meletakkan tangannya di bahu Alex dan mulai memijatnya. Bahunya terasa kaku dan Elizabeth bertanya-tanya apakah dia sudah memberikan tekanan yang cukup.Wajahnya penuh konsentrasi, mengerahkan seluruh energi dan jiwanya untuk memijat bahu Alex sebaik mungkin.

Alex yang memperhatikan perubahan ekspresinya dari waktu ke waktu, merasa geli. Dia tak pernah bosan memperhatikan wanita itu dan apa yang dilakukannya. Rasanya seperti kecanduan.

"Apakah sakit?" Tanya Elizabeth yang menarik perhatian Alex pada ekspresi khawatir di wajah Elizabeth.

Alex mengerutkan bibir tipisnya sebelum menjawab, "Ya."

Ekspresi khawatir Elizabeth bertambah buruk, tangannya melambat.

"Apakah masih sakit?" Tanya Elizabeth dengan nada khawatir yang terpancar dari suaranya.

Alex tiba-tiba ingin menggodanya lagi. Dia mengerang pelan kesakitan saat dipijat bahunya.

"Masih sakit?" Gumam Elizabeth, putus asa.

"Tidak juga, aku hanya bermain-main." Alex segera menanggapi setelah melihat betapa sedihnya Elizabeth.

"Oh bagus!" Elizabeth mendesah lega, wajahnya dipenuhi kegembiraan sebelum kembali memijat bahu Alex.

Setelah itu, Alex tidak berkata apa-apa lagi dan membiarkan Elizabeth memijat bahunya. Rasanya aneh dan agak tidak nyaman, tetapi dia tidak bisa menolaknya. Yah, dia harus mengakui bahwa pijatan Elizabeth terasa enak.

...****************...

Elizabeth bangun pagi-pagi sekali, dna meregangkan badannya. Dia menoleh ke jendela kamarnya, gordennya kini dibuka oleh salah satu pelayan. Dia bangun pagi hari ini, dan sudah setengah tahun berlalu sejak dia tiba-tiba terbangun di dalam duni novel karyanya sendiri

Sulit untuk menerimanya tetapi entah bagaimana dia akhirnya bisa menerima semuanya setelah beberapa waktu.

Elizabeth bangkit dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk beraktivitas hari ini. Dia menghela napas lega.

'Hari ini pasti akan menjadi hari yang damai.' pikirnya.

"Nona! Yang Mulia Pangeran ada di luar!!" seru seorang pelayan, sambil menyerbu masuk ke kamar Elizabeth saat dia sudah selesai didandani oleh para pelayan biasa yang mendandaninya.

Elizabeth merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya. Tapi dia berusaha menahan rasa gugupnya.

Hari ini sepertinya Elizabeth tidak akan tenang. Para pelayan memeriksa ulang pakaiannya dan buru-buru membetulkan apa pun yang tampak tidak pada tempatnya sebelum mendorong Elizabeth keluar dari kamarnya.

"Semoga beruntung Nona!!" kata mereka sambil berseri-seri, menyemangatinya.

Elizabeth tidak tahu bagaimana harus menanggapi mereka dan tersenyum canggung.

Saat menuju ke luar, dia melihat anggota keluarganya menyapa Pangeran Lewis dengan sopan. Dia tiba-tiba ingin sekali menarik telinga Pangeran Lewis dan memarahinya karena datang ke kediamannya mendadak yang membuat semua orang heboh.

Sayangnya, Alex tidak bisa bersamanya saat ini karena sedang sibuk membantu pekerjaan rumah. Suasana menjadi kacau setelah semua orang mendengar seseorang dari keluarga kerajaan datang.

'Gara-gara kau, pengawalku yang malang tidak bersamaku,' gerutu Elizabeth dalam hati sebelum menunjukkan kehadirannya.

Pangeran Lewis memperhatikan dan menoleh padanya, dengan senyum cerah di wajahnya.

"Selamat pagi, Nona Elizabeth." Ucap Pangeran Lewis.

Sambil menahan ekspresi wajahnya agar tidak berkedut karena marah, Elizabeth membungkuk dan menyapa balik.

"Selamat pagi Yang Mulia Pangeran, apa yang membawa Anda kemari sepagi ini?" Tanya Elizabeth.

Pangeran Lewis tersenyum malu, tetapi Elizabeth tahu bahwa pria dihadapannya ini sama sekali tidak menyesal dan malah merasa terhibur dengan apa yang telah dia lakukan pada keluarga mereka.

"Aku mohon maaf atas kedatanganku yang mendadak, tetapi aku ingin mengundang Nona Elizabeth ke ibu kota hari ini." Ucap Pangeran Lewis pada ayah Elizabeth.

"Oh, begitu, maaf?" Senyum ayah Elizabeth membeku.

Elizabeth melirik kakak dan ayahnya. Keduanya tampak menegang, sama seperti ibunya. Dia ingin merangkak ke dalam lubang untuk bersembunyi.

'Apa yang coba dilakukan pangeran ini?' pikir Elizabeth.

Pangeran Lewis berbalik dan berdiri di hadapannya, menjaga jarak seminimal mungkin. Mengulurkan tangan ke arah Elizabeth, dan dia tersenyum hangat.

Elizabeth tahu dia tak bisa menolak ajakan itu, apalagi jika Pangeran Lewis datang langsung ke rumahnya. Jika dia menolak, itu sama saja dengan dia menghina Pangeran Lewis dan itu akan berdampak buruk bagi seluruh keluarganya.

Tiba-tiba dia ingin mengusirnya ke kerajaan lain karena betapa merepotkannya dia sebagai Pangeran yang terus mengganggunya.

Bersambung...

1
gaby
Pelayan ko songong, pecat aja. Masa nona muda di bentak diem aja
gaby
Awal yg bagus & smoga rajin upnya sampai tamat
aku
ini menuju kmn? apa hilal nya blm kliatan?
Sri Supeni
semakin ruwet bagiku
Sri Supeni
ikut mikir
Sri Supeni
awal yg bagus
Dewi hartika
ceritanya seru lanjut...
aku
next tor
aku
lah....gaje bgt tuh putmah. 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!