Di khianati adik tiri dan pacar nya, Airin langsung memilih seorang Pria secara acak hari itu. Tanpa ia tahu, Pria itu adalah seorang narapidana yang sedang menghadiri sebuah acara penting. Airin pun terjebak. Ia tak bisa menghindar dan terpaksa menikah dengan laki-laki itu.
Bagaimana kah kehidupan Airin setelah menikah dengan seorang narapidana? Akan kah ia bertahan atau kah ia harus menyerah?
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Hubungan Airin dan Leo semakin hari semakin romantis. Leo dan Airin sama-sama tak bisa jauh satu sama lain. Apalagi setiap hari, ada saja kejutan demi kejutan yang di siapkan oleh Leo.
Leo bahkan sangat tahu apa saja yang menjadi kesukaan Airin. Beda sekali dengan Arman yang dulu tak peduli dan cuek.
Leo pun sudah bukan narapidana lagi. Ia sudah di bebaskan secara bersyarat. Masa hukuman nya pun di kurangi karena bukti-bukti yang ditemukan tidak sesuai dengan sidik jari Leo.
Jika Leo dan Airin setiap hari bagaikan pengantin baru, berbeda dengan Arman dan juga Meta.
Meta sudah sangat sering diberikan obat aneh itu oleh Arman. Dan akhirnya, wanita itu sudah seperti orang gila saat ini.
Bagaimana ia tidak gi-la. Selain ia mengonsumsi obat-obatan aneh, ia juga selalu mendapati tu-buh nya penuh dengan lu-ka dan lebam.
Area bawah tubuh nya pun semakin hari semakin tak karuan. Setiap kali ia bertanya pada sang suami, suami nya selalu saja tidak mau jujur.
Hingga pada hari itu, Meta pun ingin pulang ke rumah orang tua nya. Meta memang sangat bodoh karena bisa di manfaatkan selama ini.
Akan tetapi, sejak ia beberapa kali mengonsumsi obat itu, entah mengapa otak nya sudah cepat dalam merespon hal negatif.
"Mau kemana, Meta?" Tanya Arman saat melihat istri nya bersiap untuk pergi.
"Aku mau jalan-jalan dan ke salon. Aku bisa di rumah terus."
"Hmm,, aku pikir kamu mau pulang ke rumah orang tua mu."
"Memang nya kenapa kalau kau pulang ke rumah Ibu dan Ayah?"
"Ya nggak kenapa-kenapa sih sayang. Hanya saja, nanti pasti orang tua mu selalu bertanya tentang kehamilan mu."
"Oh begitu. Nggak kok sayang. Aku mau ke salon. Bosan sama rambut ini."
"Kalau begitu, ambil uang ini dan kamu harus tampil secantik mungkin. Beli lah apapun yang bisa membuat tu-buh mu wangi. Supaya aku betah lamaran bermain dengan mu." Ucap Arman.
Setelah mendapat kan uang dari Arman, Meta langsung pergi di antar oleh supir. Ia tidak di perbolehkan kemana-mana selama ini. Meta adalah sumber uang bagi keluarga Arman.
Jika dulu Airin di peras tenaga dan pikiran nya demi membuat perusahaan itu sukses dan terkenal, kini Meta malah di peras tu-buh nya untuk di sewakan ke pengusaha kaya raya.
Kini Arman dan keluarga nya tak perlu lagi bersusah payah untuk pusing-pusing memikirkan perusahaan itu.
Para investor asing pun mulai datang dan tertarik dengan perusahaan mereka dan ingin bekerja sama. Karena sibuk dengan hal itu, mereka pun sudah tidak lagi memikirkan Airin dan juga Leo yang semakin lengket seperti perangko.
"Bu, aku di salon cantik. Ibu dan Ayah cepat ke sana dan jemput aku. Jika tidak, aku akan ma-ti."
Meta mengirmkan pesan itu pada kedua orang tua nya. Tidak lama kemudian, mereka pun tiba di salon itu dengan wajah yang tak bisa di ungkapkan.
"Meta, ada apa nak? Mengapa kamu mengirimkan pesan seperti itu?"
"Bu, bawa aku ke rumah sakit. Arman seperti nya memberi ku sesuatu. Lihat lah ini. Dan ini."
Meta memperlihatkan semua luka di tubuh nya. Saat itu, ia dan Ibu nya berada di dalam kamar mandi dan ayah nya yang berjaga di pintu masuk.
"Meta, apa ini? Mengapa tubuh mu penuh dengan lu-ka seperti ini?"
"Bu, aku juga tidak tahu. Entah apa yang telah dilakukan oleh Arman. Aku sama sekali tidak ingat."
"Kalau begitu, ayo kita ke rumah sakit. Cepat ganti pakaian mu. Supaya tak ada yang tahu jika itu kau."
Meta pergi ke rumah sakit bersama Ayah nya. Sedangkan Ibu nya tetap berada di salon dan melakukan perawatan lengkap dan paling mahal.
Meta dan Ibu nya juga berganti pakaian dengan cepat. Mereka tak ingin membuang waktu lagi.
Ayah nya Meta pun membawa Meta untuk di periksa. Meta diperiksa seluruh tu-buh nya. Dan tidak lama kemudian, hasil pemeriksaan pun keluar.
"Bagaimana, dokter?" Tanya Ayah nya Meta.
"Maaf, Pak. Seperti nya ada yang salah dengan saraf dari saudari Meta. Apa boleh saya bertanya, apa saudari Meta beberapa hari ini mengonsumsi obat-obatan aneh?"
"Saya tidak tahu dan tidak ingat, dokter. Selama ini, saya terbangun dalam keadaan sa-kit di seluruh tubuh."
"Apa yang terjadi sebelum itu?"
"Suami saya mengajak saya makan di restauran mewah. Dan setelah itu, saya tidak ingat apapun."
Dokter itu pun tidak bisa menjelaskan penyakit apa yang di derita oleh Meta. Beliau bahkan menyarankan Meta untuk konsultasi ke dokter jiwa. Karena kondisi kejiwaan Meta, ternyata tidak baik-baik saja, akibat rusak nya saraf-saraf milik nya.
"Ku-rang ajar! Siapa yang berani melakukan hal ini pada anak ku. Meta, pergi saja dari rumah itu. Kamu dan Arman pun masih menikah siri. Daripada kamu gila lama-lama di sana."
"Tapi Ayah. Aku masih penasaran dengan apa yang dilakukan oleh suami ku. Jika memang ia jahat, maka aku ingin memergoki nya langsung. Dan, aku butuh Ayah untuk menolong ku."
"Baiklah. Ayah juga akan meminta bantuan pihak kepolisian untuk bekerja sama. Kamu tenang saja. Ayah memiliki teman di sana."
"Baiklah, Ayah. Meta harus pulang."
"Meta, hati-hati nak. Jangan sampai kamu di bodohi lagi oleh suami mu."
"Baik, Ayah."
*****
Airin mulai masuk ke perusahaan nya hari itu. Semua pegawai memberi salam hormat pada nya. Di hari pertama, ia pun langsung mengadakan rapat.
Ia keluarkan kemampuan nya yang selama beberapa hari ini tersimpan rapi. Para pemegang saham dan bawahan nya begitu takjub atas kecerdasan bos baru mereka.
Leo pun tak pernah jauh. Kemana pun Airin pergi, ia ada dan tak akan membiarkan Airin di goda oleh siapapun.
"Bu Airin, selamat. Di hari pertama Ibu jadi pemimpin kami, Ibu langsung bisa memenangkan tender dengan perusahaan asing itu." Ucap sekretaris baru Airin.
Semua pria, di pindahkan ke bagian lain. Adapun yang berhubungan dengan Airin , harus lah para wanita. Leo tak ingin istri nya berinteraksi dengan para pria itu.
"Ini hanya kebetulan saja kok. Saya mungkin beruntung."
"Bu Airin memang terbaik. Saya permisi dulu."
Kini Airin dan Leo hanya berdua saja di ruangan itu. Tak lupa Leo langsung mengunci pintu dari dalam.
"Selamat istriku. Hari pertama kerja, kamu sudah bisa membuat perusahaan ini untung."
"Perusahaan ini memang sudah bagus. Aku yang beruntung. Tapi, bagaimana kasus mu saat ini?"
"Sudah ada titik terang nya. Dokter menemukan zat aneh yang ada di dalam darah Aris. Menurut penelitian, zat itu terkandung di dalam obat-obatan. Obat-obatan itu pun sudah beredar luas saat ini."
"Apa obat itu bahaya?"
"Jelas bahaya. Apalagi yang di konsumsi Aris adalah obat yang belum layak. Yang sudah layak edar saja berbahaya. Apalagi yang belum layak."
"Jadi, apa rencana suami ku?"
"Apalagi, ba-kar laboratorium nya. Bu-nuh orang nya."
dasae manusia tak tau blas budi masih sj menyalahkan
terua saja di perbudak oelh ayah kandung sndri dan ibu tiri
wis kok yo g melek matane sih