Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.
Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.
Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.
Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."
Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.
"Aku bukan Shu Yue."
Pemuda itu tersenyum.
"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25: Orang yang Berulah
Shen Jia dibawa kembali ke kediaman dan diabaikan. Ling Baichen tidak mau bicara dengannya sama sekali, meninggalkannya setelah masuk halaman dan pergi ke Paviliun Xihua sendirian.
Sebelum benar-benar masuk, dia memerintahkan orang agar segera mengirim Shu Mengli ke Kediaman Shu di Distrik Utara Jingdu.
Pintu Paviliun Xihua tertutup rapat. Shen Jia berdiri di depan paviliun, tepat di bekas Ruan Shu Yue berlutut dan mati.
Hanya saja sekarang tidak tertutup salju dan menyisakan bebatuan hijau yang dipenuhi rumput dan lumut. Matanya menatap dalam pada pintu yang tertutup itu, kepada sosok pria yang mungkin sekarang tengah duduk merenung di kursi kerjanya sendirian.
Dia mengepalkan tangannya yang tergantung di samping tubuhnya. Selama ini, Ling Baichen tidak pernah mengabaikannya, apalagi marah kepadanya. Sebesar apapun kesalahan yang ia buat, dia akan selalu membuat pengecualian untuknya dan menoleransinya.
Lalu mengapa sekarang sikapnya berubah hanya karena dia tidak sengaja menyinggung putri keempat Kediaman Shu?
Tidak, seharusnya Shen Jia sudah sadar bahwa perubahan sikap Ling Baichen sudah dimulai sejak hari kematian Ruan Shu Yue saat itu.
Sejak Ruan Shu Yue mati, Ling Baichen seperti kehilangan setengah nyawanya. Setiap hari terlihat murung dan berpikir, jarang sekali bicara. Makan pun tidak teratur dan kadang kala ia melewatkannya sama sekali.
Dalam urusan kamar, Ling Baichen jadi jarang mengunjunginya. Padahal dulu, hampir setiap hari pria itu tidur dalam pelukannya. Kalau bukan dia yang berinisiatif mencarinya, Ling Baichen akan benar-benar melupakannya.
Dia tidak bisa menerima hal itu. Ling Baichen adalah miliknya seorang. Tidak boleh ada wanita lain dalam pikirannya.
Tidak untuk Ruan Shu Yue, tidak juga untuk wanita lain. Apapun caranya, dia harus membuat Ling Baichen kembali fokus dan melupakan pikirannya tentang orang lain.
Shen Jia berbalik. Langkahnya terseret menuju Paviliun Wenhua miliknya.
Di sana, Jin’er – pelayan sekaligus kepala pengurus kediaman yang menjadi tangan kanan Shen Jia sudah menunggu lama. Hari ini pelayan itu tidak ikut bersamanya ke istana karena harus memeriksa pendapatan yang masuk ke dalam kas rumah tangga Adipati Muda Ling.
Namun, wajah pelayan yang biasanya berseri-seri terlihat muram dan bingung. Saat hendak bicara, dia seperti takut mengungkapkan sesuatu.
Ini masalah besar yang mungkin bisa membuat Shen Jia marah. Tapi, masalah ini tetap harus diberitahukan agar segera dicari solusinya.
“Nyonya, hari ini saya pergi ke beberapa toko untuk mengambil keuntungan bulanan. Namun, mereka tidak memberi uang dan mengatakan bahwa toko mereka tidak lagi berhubungan dengan kediaman Adipati Muda Ling kita,” ucap Jin’er.
Shen Jia mengernyit. “Apa maksud mereka?”
“Saya juga sudah bertanya. Mereka bilang kalau Serikat Dagang sudah memberitahukan bahwa toko-toko atas nama Ruan Shu Yue sudah diambil alih oleh seseorang dan semua keuntungannya tidak akan dikirim lagi ke kediaman ini.”
“Apa kau bilang? Diambil alih?”
“Ya. Serikat Dagang berkata bahwa orang yang mengambil alih menitip pesan. Karena Ruan Shu Yue sudah meninggal, maka semua benda miliknya tidak lagi berhubungan dengan Kediaman Ling. Termasuk semua toko yang dicatat kepemilikannya atas namanya.”
Shen Jia menggebrak meja dan menggeram marah. Toko-toko itu setiap tahun menjadi penyumbang besar keuangan kediaman.
Sebagian besar pengeluaran dan kebutuhan kediaman ini dibiayai dari uang hasil keuntungan toko. Jumlahnya besar, selalu lebih dari seratus ribu tael per bulannya dari setiap toko.
Berani sekali mereka bilang tidak lagi ada hubungannya dengan Kediaman Ling?
Ruan Shu Yue saat hidup adalah milik Ling Baichen, sudah mati pun jadi hantu Keluarga Ling. Semua asetnya tentu saja ditinggalkan untuk keluarga suaminya.
Siapa yang begitu tidak tahu malu mengambil alih dan memutuskan hubungan itu?
“Kau sudah menanyakan siapa orang yang mengambil alih?”
Jin’er menggelengkan kepala. “Mereka tidak menjawab meski saya berusaha memaksa dengan berbagai cara. Mereka bilang, mereka lebih baik mati daripada mengumumkan siapa orangnya.”
Sekali lagi Shen Jia menggebrak meja dengan marah. Karena Serikat Dagang pun bersikap sangat hati-hati, itu artinya orang yang mengambil alih semua toko Ruan Shu Yue bukan orang sembarangan. Harusnya itu adalah seseorang dengan kedudukan dan kekuasaan yang tinggi dan tidak bisa disinggung.
Tiba-tiba saja dia terpikirkan satu nama. Begitu menerkanya, pundaknya jadi terasa dingin seolah dia hendak ditembak dengan panah es dari belakang kepalanya. Nama itu, jika memang benar dia orangnya, maka tidak akan bisa dilawan dengan mudah.
“Pangeran Xuan…” gumamnya.
Pasti orang itu yang mengambil alih toko-toko Ruan Shu Yue. Terakhir kali, dia jugalah yang membawa pergi jasad Ruan Shu Yue, membuat Ling Baichen terpaksa menipu semua orang dan mengadakan pemakaman kosong. Dia jugalah yang dengan tegas menegur keras Ling Baichen dan mengurungnya selama satu bulan sampai musim dingin berakhir.
Gara-gara Pangeran Xuan, masalah rumah tangga yang selama ini ditutupi hampir saja terbongkar. Desas-desus sering berembus tentang betapa pilih kasihnya Ling Baichen.
Tapi, itu pun hanya menjadi isu yang perlahan berlalu. Masalahnya akan berbeda jika mereka tahu bahwa Ruan Shu Yue sebenarnya mati bukan karena sakit, melainkan karena didorong hingga ke situasi yang sangat putus asa oleh mereka. Itu akan lebih memalukan.
Orang dengan kekuasaan besar seperti dia sampai berbuat seperti itu untuk seorang wanita yang tidak terkenal dan tidak menonjol, biasa-biasa saja, juga merupakan istri pejabat.
Shen Jia jadi penasaran, sebenarnya seperti apa hubungan antara Pangeran Xuan dan Ruan Shu Yue sebelumnya, hingga membuat pria itu berbuat banyak untuknya setelah kematiannya?
“Ruan Shu Yue, aku pikir kau orang yang bersih,” ucap Shen Jia pelan.
Jika dia bisa membuktikan Ruan Shu Yue tidak bersih di masa lalu, itu akan bagus. Wanita itu akan dicap sebagai perempuan kotor dan selamanya akan dikenang dengan nama yang buruk.
Shen Jia akan sangat puas. Dia bisa menghilangkannya dan membuat namanya buruk setelah mati, juga bisa memupuskan semua perasaan Ling Baichen kepada wanita itu sebelumnya.
“Jin’er, pergi ke Paviliun Mudan. Geledah tempat itu, jika ada benda yang mencurigakan lekas bawa kembali. Suruh orang untuk mencari tahu orang-orang yang pernah berhubungan dekat dengan Ruan Shu Yue sebelum menikah dengan Adipati Muda Ling!”
Walau masih kebingungan karena masalah toko, Jin’er mengangguk. Mungkin saja majikannya menemukan sesuatu. Setiap kali berkaitan dengan Ruan Shu Yue, majikannya selalu jatuh dalam situasi yang buruk.
Suasana hatinya bisa berubah dalam sekian detik. Majikannya benar-benar tidak bisa menerima kehadiran Ruan Shu Yue dan tidak pernah mau memberinya ruang sedikit pun.
“Lalu bagaimana dengan toko-toko itu, Nyonya? Haruskah kita mendesak Serikat Dagang agar mengembalikan semua toko itu kepada Adipati Muda Ling?”
“Tidak perlu. Tanpa toko-toko itu pun, Kediaman Ling ini tidak akan runtuh.”
Shen Jia tidak percaya tanpa toko-toko itu, kediaman ini bisa runtuh. Kediaman Adipati Muda Ling sangat kaya. Bahkan meski semua orang membenci, Shen Jia akan tetap memperjuangkannya sampai akhir!
Emang enak di tampar kenyataan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣