NovelToon NovelToon
Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Keinginan terakhir sang ayah, membawa Dinda ke dalam sebuah pernikahan dengan seseorang yang hanya beberapa kali ia temui. Bahkan beliau meminta mereka berjanji agar tidak ada perceraian di pernikahan mereka.

Baktinya sebagai anak, membuat Dinda harus belajar menerima laki-laki yang berstatus suaminya dan mengubur perasaannya yang baru saja tumbuh.

“Aku akan memberikanmu waktu yang cukup untuk mulai mencintaiku. Tapi aku tetap akan marah jika kamu menyimpan perasaan untuk laki-laki lain.” ~ Adlan Abimanyu ~

Bagaimana kehidupan mereka berlangsung?

Note: Selamat datang di judul yang ke sekian dari author. Semoga para pembaca menikmati dan jika ada kesamaan alur, nama, dan tempat, semuanya murni kebetulan. Bukan hasil menyontek atau plagiat. Happy reading...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Kita

“Kenapa?” Tanya Adlan saat melihat Dinda hanya diam setelah mengemas pakaian mereka ke dalam koper.

“Kenapa rasanya baru kemarin kita sampai, sekarang sudah harus kembali?”

“Apa mau menambah durasi?” Dinda menggelengkan kepala.

Bisa saja menambah durasi, tetapi ia harus kembali karena liburan akan segera selesai. Ia harus kembali ke profesinya.

Dinda yang baru pertama kali bepergian, merasa Kota Pura adalah kota yang kaya. Selain kaya dengan kuliner khas dan pantai yang menjadi surga para turis, Kota Pura yang mayoritas penduduknya memeluk Agama Hindu terkesan sangat sakral baginya.

Pura yang hampir ada di setiap rumah, membuat Dinda merasa takjub. Pura bagi mereka adalah mushola bagi umat muslim. Dinda sangat terkesan dengan kekhusyukan masyarakat saat menyaksikan penduduk setempat melakukan pemujaan di pura.

“Kita bisa kembali lagi lain waktu.” Kata Adlan yang tahu istrinya sangat menyukai perjalanan mereka kali ini.

Semua terlihat dari aktivitas yang mereka habiskan 3 hari terakhir. Meskipun mereka tidak bisa mengunjungi semua spot wisat yang ada, setidaknya mereka telah mengunjungi spot ikonik Kota Pura.

“Aku tidak sedih, Oppa. Aku hanya merasa waktu kita terlalu singkat.” Dinda melepaskan pelukan suaminya.

Sejak pendakian, hubungan keduanya semakin intim. Baik Adlan dan Dinda tidak segan-segan menunjukkan damba satu sama lain. Hanya saja mereka masih memiliki batasan, yaitu hanya melakukannya saat berdua. Jika di tempat umum, mereka memperlihatkan keintiman yang sewajarnya.

Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mendarat di bandara. Keduanya keluar dari pintu kedatangan dan segera menuju parkiran.

Setelah melewati gerbang, mobil segera melaju di jalan tol dan bersiap pulang ke rumah. Kali ini Adlan tidak membawa Dinda pulang ke rumah sang mama, melainkan rumah mereka sendiri.

“Kenapa kita ke sini, Oppa?”

“Nanti juga tahu!” Jawab Adlan penuh misteri.

Dinda mengikuti langkah Adlan yang menarik koper dan barang bawaan mereka. Saat mereka sampai di depan pintu, pintu terbuka dari dalam dan menunjukkan wajah Mama Adlan dan beberapa keluarga yang menyerukan selamat datang untuk Dinda dan Adlan.

“Mama? Om? Tante?” Panggil Dinda dengan bingung.

Mama Adlan segera menarik tangan Dinda dan membawanya masuk. Ternyata mereka telah menyiapkan acara syukuran rumah baru di sana. Kedatangan Dinda dan Adlan adalah penanda acara di mulai, sehingga Om Rama, adik dari Mama Adlan segera memimpin doa untuk syukuran mereka.

Setelah pembacaan doa selesai, semua keluarga makan bersama. Dinda yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hanya bisa membaur dengan keramaian.

“Sepertinya yang baru pulang bulan madu kelelahan?” Goda Tante Rina, istri Om Rama.

“Iya. Ayo kita pergi setelah makan!” Seru yang lain, membuat pembahasan mereka berpusat pada Dinda dan Adlan yang berbilan madu.

Dinda tersipu mendengar keluarga membicarakannya, sedangkan Adlan mendengarkan mereka dengan santai.

Semua keluarga sudah selesai makan dan satu persatu mulai berpamitan. Beberapa dari mereka menyerahkan hadiah atas rumah baru untuk Dinda dan Adlan, dan beberapa memberikan amplop.

Dinda yang menerimanya merasa sungkan karena ini adalah kali kedua ia menerima hadiah, setelah hadiah saat pernikahannya.

“Terima saja! Jangan menolak rezeki!” Kata Mama Adlan.

“Oh iya, Dinda ada beli banyak cokelat!” Dinda segera berlari ke kamar dan mengambil salah satu paper bag.

Ia membagikan cokelat khas yang ia beli untuk keponakan dari pihak Adlan. Mereka sangat senang dan berterima kasih kepada Dinda.

Tersisa Mama Adlan yang mengatakan jika beliau akan menemani mereka malam ini.

“Oppa, bolehkah aku tidur dengan Mama?” Tanya Dinda setelah makan malam.

Adlan berpikir sejenak dan kemudian mengiyakan sang istri. Dinda tersenyum dan memberikan kecupan di pipi kanan Adlan sebelum berlalu meninggalkannya sendiri di kamar.

“Curang!”

Sementara itu, Mama Adlan terkejut dengan kedatangan Dinda di kamarnya.

“Kenapa ke mari?”

“Mama tidak suka?”

“Bukan tidak suka. Apa suamimu tidak marah kamu di sini menemani Mama?” Dinda menggeleng.

“Oppa setuju.”

“Kamu yakin?” Dinda mengangguk.

Mama Adlan sempat ragu, tetapi kemudian percaya karena kenyataannya Dinda sudah ada di kamarnya.

Dinda yang terlelap lebih dulu membuat Mama Adlan tersenyum. Tidak buruk juga tidur ditemani menantunya. Ke depannya, mungkin Mama Adlan akan sering meminta Dinda menemaninya untuk memberikan pelajaran kepada Adlan.

Keesokan harinya, Mama Adlan pulang setelah sarapan. Adlan juga meninggalkan Dinda di rumah karena ada urusan di bengkel.

Di rumah baru sendirian, membuat Dinda bosan sehingga ia menghabiskan waktu dengan berkeliling rumah.

Ia sudah diajak suaminya berkeliling, hanya saat rumah masih dalam keadaan kosong. Kini rumah sudah terisi, Dinda melihatnya dengan detail dan mengingat tata letak.

Tok… Tok… Tok…

Dinda segera membukakan pintu, mengira Adlan sudah kembali. Tapi ternyata yang ada di hadapannya adalah ibu-ibu paruh baya yang mengatakan jika Mama Adlan yang memintanya datang sebagai asisten rumah tangga.

Dinda yang tidak merasa ada pesan dari Mama Adlan tak langsung percaya dan meminta ibu tersebut menunggu sambil dirinya menghubungi mama mertuanya.

“Maafkan Mama! Mama lupa kasih tahu.”

“Tidak apa, Ma. Padahal Dinda tidak memerlukan ART, Dinda bisa semuanya sendiri.”

“Mama tahu. Tapi Mama mau kamu lebih banyak waktu untuk dirimu sendiri. Itu kewajiban Adlan untuk menggaji ART.”

“Terima kasih, Ma.”

“Sama-sama. Namanya Mak Tum. Beliau hanya sampai jam 4 sore saja, jadi tidak menginap.”

“Baik, Ma.”

Setelah mendengar penjelasan Mama Adlan, Dinda mempersilahkan Mak Tum masuk dan menjelaskan tata letak dan yang perlu beliau lakukan.

Punya ART bukan berarti Dinda menyerahkan semua pekerjaan kepada Mak Tum. Untuk membersihkan kamarnya dan mencuci pakaian dalamnya juga Adlan, Dinda akan melakukannya termasuk memasak.

Mak Tum menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Sebagai orang yang sudah lama ikut Mama Adlan di katering, beliau merasa pembawaan Dinda sama, sehingga beliau merasa lega bisa bekerja dengan menantu mantan atasannya.

Adlan pulang saat Mak Tum sedang berpamitan dengan Dinda. Ternyata ia juga tidak tahu jika mamanya meminta Mak Tum untuk membantu mereka.

“Oppa, aku masih mengajar di SD dan aku tidak bisa pulang pergi ke mari.” Kata Dinda yang memikirkan dirinya yang sebentar lagi kembali mengajar.

“Tidak masalah! Di mana pun kamu tinggal, aku akan menemanimu. Ini rumah kita. Kamu bisa tinggal di sini kapan pun.”

Hati Dinda menghangat mendengar “rumah kita”. Ia yang sebatang kara, diterima dengan baik dan kini memiliki rumah mereka berdua yang diatasnamakan dirinya.

“Jika Ayah ada di sini, mungkin beliau akan ikut merasakan kebahagiaannya.” Pikir Dinda.

Tetapi ia segera mengucapkan kalimat istigfar atas pemikirannya sendiri. Tak baik baginya berandai-andai karena sama saja ia meragukan kuasa Allah.

Allah telah memberikannya rezeki dan musibah di waktu yang tepat. Tidak ada yang perlu disesali atau di pertanyakan karena sesungguhnya Allah telah menakar semua sesuai porsi masing-masing umatnya.

1
𝐈𝐬𝐭𝐲
kenapa Dinda gak pindah sekolah aja ngajar di sekitar rumah baru saja dripada harus kekampung dia lagi...
indy
selamat berbulan madu
𝐈𝐬𝐭𝐲
namanya Adlan atau Aksa sih Thor🤔
Meymei: Maaf typo kak 🤭
total 1 replies
Dewi Masitoh
Adlan kak🤣kenapa salah ketik jd aksa🙏
Dewi Masitoh: baik kak🙏
total 2 replies
Fitri Yani
next
indy
kayaknya sdh bisa resepsi biar gak ada lagi yang julid. wah ternyata gibran naksir dinda juga
indy
nanti resepsinya setelah masa duka selesai
indy
lanjut kakak
indy
ada yang bertengger di pohon kelengkeng
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus aku suka😍😍
Meymei: Terima kasih kakak… 😘
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut Thor
𝐈𝐬𝐭𝐲
hadir Thor
indy
kasihan pak Lilik
indy
hadir kakak
Rian Moontero
mampiiir kak mey/Bye-Bye//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!