Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
"Mau sampai kapan kalian berdiri di depan pintu?"
Nathan dan Ayunda menoleh ke arah sumber suara. Nathan tampak tenang sedangkan Yunda sudah semakin gemeteran.
"Selamat malam mami," sapa Nathan sambil menggandeng tangan Ayunda.
"Dasar anak nakal, kenapa kamu tidak pernah pulang kerumah hah? Apa harus mami jual apartemen kamu supaya kamu mau tinggal dirumah sama mami dan daddy," ujar mami Risty sembari menjewer telinga nathan.
"Aduh mi, jangan gini dong.. Malu sama Ayunda."
Ayunda hanya tersenyum melihat interaksi ibu dan anak ini. Yunda merasa sangat merindukan ibu dan ayahnya.
"Eh.. Iya ada calon nanti mami. Ya ampun kamu cantik sekali sayang. Apa kamu yakin mau sama anak nakal ini?" Katanya sambil memeluk Ayunda lembut.
"Terima kasih tante,"
"Ya sudah yuk kita langsung makan malam saja setelah itu baru kita ngobrol - ngobrol di ruang tengah."
Mami Risty menggandeng tangan Ayunda menuju ruang makan meninggalkan nathan yang berada di belakangnya.
"Mami, yang anak mami itu aku kenapa yang di ajak masuk hanya Ayunda?"keluh Nathan.
Risty menoleh menatap ke arah putra nya, "mami mau anak perempuan saja daripada punya anak laki - laki tapi tidak pernah mau pulang ke rumah mami."sindirnya.
Ayunda merasakan kehangatan dalam dirinya. Ia yang tadinya gugup dan takut kini terlihat lebih tenang.
Nathan pun akhirnya mengikuti langkah kedua wanita tersebut.
Sesampainya di ruang makan sudah tersedia banyak sekali menu makanan yang begitu terlihat sangat enak.
"Daddy dimana mam?" Tanya Nathan yang belum melihat daddy nya di ruang makan.
"Biasa ada di ruangannya, kamu sama daddy sama - sama sibuk hingga lupa kau ada mami."
Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki yang menuruti anak tangga.
"Waah... Anak gadis siapa yang kamu culik nathan?' Ucap daddy Surya saat melihat Ayunda duduk di samping Nathan.
"Hallo om, aku Ayunda." Sapa Ayunda dengan mencium punggung tangan daddy Surya.
"Kamu cantik sekali, kamu yakin mau sama anak om yang nakal ini?"
"Ck.. Gak mami gak daddy sama saja. Apa aku seburuk itu," jengkel Nathan dengan kedua orang tuanya.
Mereka pun tertawa bersama. Ayunda begitu bahagia bisa merasakan kehangatan keluarga seperti ini lagi. Ia dulu juga begitu bahagia dengan ke dua orang tuanya.
"Yuk kita langsung makan saja sebelum makanannya dingin," ucap mami Risty.
"Kamu makan yang banyak ya sayang. Tidak usah malu ambil apa yang kamu mau."
"Iya makasih tante.."
"Mami, kenapa cuma Ayunda saja yang dikasih perhatian, mami kayanya udah sayang lagi deh sama Nathan,"rajuk Nathan murung. Tidak akan ada yang menduga jika seorang Nathan Januar yang diluar terlihat cuek dan dingin namun jika di depan mami nya begitu manja.
"Kakak mau makan apa biar aku ambilin," ujar Ayunda tersenyum manis.
Nathan melihat itu, melihat senyum yang begitu memikat hatinya. Ada gelenyar aneh yang ia rasakan. Mungkinkah ia sudah jatuh cinta dengan Ayunda? Benarkah Nathan sudah dapat melupakan Ayu dengan kehadiran seorang gadis cantik yang sederhana?
Ayunda memanggil Nathan lagi saat pria itu hanya diam mematung.
"Kak.. Kakak mau makan apa?" Tanyanya lagi.
"Eh.. Sama capcay dan ayam goreng mentega aja Yun."sahutnya salah tingkah.
"Oke.." Kemudian Ayunda mengambilkan makanan yang diinginkan Nathan.
Sedangkan di kursi depanya terlihat mami Risty dan daddy Surya yang saling pandang sambil tersenyum penuh arti.
"Seperti nya anak kita sudah mulai nyaman dengan kehadiran Ayunda mas," bisik Risty kepada sang suami.
Surya hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka menikmati makan malam dengan tenang. Setelah beberapa saat akhirnya mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Ayunda, tante boleh tanya sesuatu sama kamu?"
"Boleh tan, ada apa?"
"Rumah kamu dimana sayang, dan apa sekarang kamu sedang kuliah? Tante hanya ingin mengenal calon mantu tante lebih dekat saja tidak ada maksut lain."
"Iya gak papa tan, aku sebenarnya orang bandung tan, aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dan aku sekarang kerja di cafe. Aku juga baru daftar kuliah seminggu yang lalu tan."
"Loh.. Kenapa kami baru daftar kuliah? Bukanya harusnya kamu sudah hampir selesai kuliahnya? Terus dimana orang tua kamu? Kenapa kamu kerja sambil kuliah?"
Ayunda terlihat menahan air matanya saat mengingat orang tuanya.
"Mami.."
Sebelum Nathan melanjutkan ucapannya namun sudah dipotong oleh Ayunda.
"Sudah kak, gak papa.wajar kalau tante mau tahu tentang asal usulku."
"Orang tuaku sudah meninggal saat aku masih sekolah SMA tante. Mereka meninggal karena kecelakaan mobil. Karena aku gak punya banyak uang untuk melanjutkan pendidikan aku akhirnya aku memutuskan untuk tidak kuliah. Aku menghidupi diriku sendiri dengan jadi tukang jahit saat masih di bandung. Aku mencoba mengumpulkan uang agar bisa daftar kuliah dari hasil aku menjahit baju. Tapi nyatanya aku tetap gak bisa mengumpulkan uang."
"Jadi aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan lain. Aku disini juga tinggal dengan teman aku yang kerja di cafe. Dan di sini aku juga ketemu sama orang baik yang bisa bantu aku buat masuk kuliah," ucapnya sambil menatap ke arah Nathan yang tengah menatap ke arahnya juga.
Mami risty pun merasa prihatin mendengar cerita Ayunda.
"Ohh sayang, begitu berat ujian hidup mu disaat usiamu yang masih begitu muda."
Mulai sekarang panggil tante dengan sebutan mami juga seperti Nathan memanggil mami ya.. Mami akan senang sekali punya anak gadis yang begitu sempurna seperti kamu,"ujar Risty sambil memeluk Ayunda dengan penuh kasih sayang.
Ayunda pun terharu mendengarnya dan tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja di pipi putihnya.
"Terima kasih tante,.."
"Panggil mami sayang.."
"I... Iya mi," ucap Ayunda dengan tangis yang semakin deras.
Surya dan Nathan menyaksikan itu semua dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Mami melepaskan pelukanya kemudian menghapus air mata Ayunda.
"Kamu juga bisa panggil om daddy ayunda. Kamu akan jadi anak perempuan daddy yang cantik dan manis," ucap daddy Surya tulus.
Ayunda tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih daddy."
Mereka bertiga pun berpelukan hangat, hingga suara Nathan terdengar di pendengaran mereka.
"Daddy dan mami mau membuangku begitu saja. Ini baru pengenalan pertama, bagaimana kalau Ayunda masuk ke dalam keluarga kita, aku yakin kalau aku tidak akan dibutuhkan lagi disini."
Mereka tertawa mendengar ucapan nathan.
"Kami memang lebih menyayangi Ayunda karena dia lebih manis dan penurut. Tidak seperti kamu yang tidak pernah mau mengunjungi mami dan daddy."
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Nathan berpamitan akan mengantar Ayunda pulang. Risty dan surya mengantarkan mereka hingga ke pintu.
"Sayang, kamu sering - sering ya main kerumah mami. Mami sering kesepian karena daddy selalu sibuk, sedangkan anak nakal ini tidak pernah mau pulang ke rumah kalau tidak di paksa."
"Iya mi, kalau ada waktu aku akan main ke sini lagi."
"Terima kasih untuk malam yang indah ini ya mami." Mereka kembali berpelukan.
Di dalam perjalanan Ayunda tidak pernah berhenti tersenyum, ia begitu bahagia karena di sambut hangat oleh kedua orang tua nathan. Meski ini hanya pacar pura - pura tapi Ayunda tulus menyayangi keluarga nathan.
"Seneng banget nih kayanya. Padahal tadi aja gugup banget sampai dingin semua tanganya," goda Nathan sambil melirik ke arah Ayunda.
"Hee.. Iya kak.."
"Terima kasih ya kak.."
"Terima kasih untuk apa?"