NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keraguan Khansa

Zidan menatap Khansa, matanya menelisik setiap inci wajahnya. Tiba-tiba jantungnya berdetak sangat cepat. Seolah menunjukan reaksi yang Zidan sendiri tidak mengerti.

Keduanya saling menatap cukup lama, sampai akhirnya Khansa tersadar, dan kembali berdiri tegak.

“Maaf,” gugupnya.

Zidan membenarkan bajunya untuk mengalihkan suasana yang canggung diantara mereka berdua. “Tidak apa, seharusnya aku yang minta maaf karena sudah mengejutkanmu.”

“Oke! Kalo gitu aku akan membersihkan diri,” Dengan terburu-buru Zidan pergi ke kamar mandi. Debaran detak jantungnya tidak bisa diajak kerja sama. Jika Khansa mendengarnya, ia pasti akan sangat malu.

Khansa menatap punggung Zidan, ia merasa aneh dengan sikap Zidan. Saat ini, ia merasa tidak enak hati karena lagi-lagi Zidan yang membantunya. Meskipun hal kecil, tapi itu tetap saja bukan hal yang biasa untuknya.

Selama ini, Khansa tidak pernah meminta bantuan orang lain selagi ia bisa melakukannya. Namun, sejak bertemu dengan Zidan. Setiap saat Zidan pasti membantunya. Apalagi saat kondisinya yang paling terpuruk karena kehilangan nek Imah.

Khansa menggelengkan kepalanya, membuyarkan lamunan yang ia tau pasti akan membuatnya merasa sedih. Khansa mengambil nafas, lalu perlahan membuangnya.

“Oke, aku harus menjalani kehidupan ini. Aku tidak boleh berhenti dan hanya meratapinya. Aku harus jalan terus, karena perjalanan masih panjang.” Khansa menguatkan dirinya agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan ini.”

Khansa langsung mengambil baju yang akan ia kenakan, ia melihat sekeliling, bingung harus berganti baju dimana.

“Sa, kamu udah selesai—

Zidan mematung melihat sesuatu yang sangat mengejutkan.

“Tutup mata kamu, Zidan!” sentak Zidan karena melihatnya tanpa berkedip.

Zidan langsung memalingkan wajahnya, menelan salivanya mengingat bentuk tubuh Khansa.

Astaga! Di balik pakaiannya yang biasa, tubuhnya sangat bagus, batin Zidan.

Zidan menggelengkan kepalanya, “Gue mikiran apa sih!”

Dengan buru-buru Khansa memakai bajunya, wajahnya memerah saat karena Zidan melihatnya saat akan memakai baju.

“Ada apa?” tanya Khansa baru selesai memakai baju.

“Tidak, aku hanya ingin bertanya apa kamu mandi dengan air dingin?” Zidan masih membelakangi Khansa.

“Berbaliklah, aku sudah selesai.” Dengan ragu-ragu Zidan berbalik menatap Khansa.

“Iya, memangnya ada apa?” tanya Khansa.

“Kenapa kamu tidak mengatur suhunya? Maaf, apa kamu tidak tau bagaimana cara mengaturnya?”

“Aku tau, hanya saja aku memang sengaja ingin mandi air dingin. Aku ingin menyegarkan tubuhku, kalau mandi dengan air hangat sensasinya akan berbeda,” jelasnya.

“Begitukah?”

“Mmm.” Khansa mengangguk seraya tersenyum meskipun wajahnya masih terasa panas karena merasa sangat malu.

“Baiklah, kalau begitu aku akan mandi.” Zidan langsung pergi ke kamar mandi karena khayalan mengenai Khansa kembali muncul di pikirannya.

Khansa merasa lega karena Zidan sudah pergi. “Astaga! Malu sekali!” Khansa memegang pipinya, berlari ke arah cermin untuk melihat apakah wajahnya sangat merah.

“Astaga! Apa Zidan melihat wajahku seperti ini? Sudahlah! Lupakan saja.” Khansa lebih memilih duduk bersandar di atas kasur.

Mengalihkan rasa bosan yang menerpanya, Khansa memilih memainkan ponselnya. Ia belajar mengenai desain. Keinginannya saat ini adalah ingin kuliah dengan jurusan desain.

Setelah berpikir panjang, jika Zidan memilih bersama dengannya ia akan fokus menjadi rumah tangga. Tapi saat dalam perjalanan, ketika mereka sedang beristirahat di restoran.

Khansa melihat seseorang bertengkar, tepatnya di lorong dekat toilet. Keduanya bertengkar karena istrinya tidak seperti teman-temannya yang modis dan sosialita.

Laki-laki itu menghina istrinya karena hanya di rumah dan melakukan pekerjaan rumah. Melihat itu Khansa merubah keputusannya. Jika di desa wanita memilih menjadi rumah tangga sudah hal biasa, sedangkan jika di kota sangat amat rendah.

“Tapi aku akan tetap menunggu jawabannya dalam satu bulan. Jika tidak, mungkin aku tidak akan tinggal bersama dengannya, aku akan fokus pada karir dan masa depanku sendiri.”

Khansa memutuskan untuk tetap mencari beasiswa. Lagipula, pernikahan belum sah secara hukum.

Helaan Khansa terdengar begitu berat, terlalu banyak beban yang dipikirkan. Tapi, sudah diputuskan jika Khansa akan mulai untuk mendaftar beasiswa agar tidak membebani siapapun.

“Sa?”

“Hah?! Iya? Kenapa?” tanya Khansa.

“Seharusnya aku yang tanya, kenapa melamun?”

Khansa tersenyum tipis, “Tidak ada. Hanya memikirkan sesuatu, tapi itu bukan masalah yang besar.”

“Kamu yakin?” Khansa mengangguk.

Zidan menghampiri Khansa, duduk di sebelahnya sembari mengeringkan rambutnya.

“Jika ada yang kamu tanyakan, silahkan tanyakan padaku. Aku tahu ada yang ingin kami tanyakan padaku.”

Khansa reflek menatap Zidan, Bagaimana dia tau?

“Kalau kamu tanya aku tahu dari mana, raut wajah kamu bisa menjelaskan semuanya.” Zidan berbalik menatap Khansa.

“Memang benar ada yang ingin aku tanyakan, jika tidak salah kita selisih satu tahun. Itu artinya kamu sudah kuliah setahunkan?” Zidan mengangguk membenarkan tebakan Khansa.

“Bener, sekarang aku masuk semester tiga.” Khansa mengangguk.

“Boleh aku tanya lagi?”

“Ya, silahkan saja. Kamu bebas bertanya apapun.”

“Selama aku mengikuti sosial media kamu, aku nggak pernah liat kamu memposting seseorang. Sampai akhirnya dalam satu tahun kamu memposting kekasihmu. Aku hanya ingin tanya, sebelumnya kalian sudah pacaran backstreet? Atau memang baru satu tahun ini?”

Zidan menatap Khansa, entah kenapa ia tidak menyukai pembahasan ini di antara mereka. Hatinya terasa kesal jika mereka berdua sedang bersama, namun Khansa membicarakan kekasihnya.

“Aku bertemu dengannya saat baru kuliah beberapa bulan. Itu pun kami berdua sering dijadikan couple, karena itu aku memutuskan untuk memperjelas hubungan kami.”

“Tapi pada akhirnya kamu sangat mencintainya. Semua postingan kamu semua tentang dia, jadi kalian berdua sangat terkenal di kampus?”

“Stop! Aku tidak mau membahas mengenai ini. Aku hanya ingin satu hal, jika kita sedang berdua. Tidakkah kita membicarakan mengenai kamu atau aku? Jangan membicarakan orang lain, aku tidak menyukainya.”

Khansa mengernyitkan dahinya, menatap bingung dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Zidan.

“Kenapa? Dia orang yang kamu cintai, apa salahnya? Lagipula tidak ada yang dibahas mengenai kita, apalagi mengenaiku.”

Zidan tidak menyukai ini, ia sangat kesal sekarang. Entah kenapa tiba-tiba Zidan bisa merasakan hal itu.

Mata Khansa melebar, tubuhnya mematung saat Zidan menariknya ke dalam pelukannya. Khansa benar-benar terkejut, bahkan ia sampai tidak berkedip sekian menit.

“Jangan pernah membicarakan orang lain jika itu tidak diperlukan. Aku sudah berjanji untuk mengakhirinya dan memulainya denganmu. Sebelum kita pulang, aku sudah mengirimkan dia pesan jika hubungan kita tidak bisa dilanjutkan.”

Zidan melepaskan pelukannya, menangkup wajah Khansa yang masih terlihat syok. “Aku sudah memblokir nomornya dan menghapusnya. Jika ada kesempatan aku akan menemuinya dan menyelesaikannya secara langsung.

“Zi-zidan?”

“Ssttt, aku hanya ingin memelukmu. Ini terasa sangat nyaman. Apa kita bisa mulai semuanya dari awal? Seharusnya itu tidak akan sulit karena kita bukan orang asing.”

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!