NovelToon NovelToon
Hello, MR.Actor

Hello, MR.Actor

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / Cinta pada Pandangan Pertama / Pengasuh
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Be___Mei

Sebuah insiden kecil membuat Yara, sang guru TK kehilangan pekerjaan, karena laporan Barra, sang aktor ternama yang menyekolahkan putrinya di taman kanak-kanak tempat Yara mengajar.

Setelah membuat gadis sederhana itu kehilangan pekerjaan, Barra dibuat pusing dengan permintaan Arum, sang putri yang mengidamkan Yara menjadi ibunya.

Arum yang pandai mengusik ketenangan Barra, berhasil membuat Yara dan Barra saling jatuh cinta. Namun, sebuah kontrak kerja mengharuskan Barra menyembunyikan status pernikahannya dengan Yara kelak, hal ini menyulut emosi Nyonya Sekar, sang nenek yang baru-baru ini menemukan keberadan Yara dan Latif sang paman.

Bagaimana cara Barra dalam menyakinkan Nyonya Sekar? Jika memang Yara dan Barra menikah, akankah Yara lolos dari incaran para pemburu berita?

Ikuti asam dan manis kisah mereka dalam novel ini. Jangan lupa tunjukkan cinta kalian dengan memberikan like, komen juga saran yang membangun, ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Be___Mei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hello, Mr. Actor Part 28

...-Ketika kita telah mencoba dan gagal, jangan ucapkan selamat tinggal. Biarkan dilema itu berakhir dengan sendirinya-...

...***...

Sebuah pernikahan yang berdiri di atas selembar kertas. Yara merenungi jalan apa yang harus dia ambil, menerima atau menolak.

Selain Arum yang begitu menyukainya, gadis ini juga menyukai bocah kecil itu. Teringat usianya yang sudah cukup dewasa, rasanya tak salah jika mulai mengarungi bahtera rumah tangga. Tapi ... tentang rasa cinta di dalam dada, apakah cinta itu memang ada untuk Barra?

"Kalau menikah dengannya, kamu harus siap hati, siap mental. Karena pernikahan kalian belum bisa diumumkan, kepentingan kamu mungkin akan jadi nomor kesekian." Terus terngiang akan nasehat nenek Sekar.

Salah satu usaha Jingga untuk meluluhkan hati Yara, dia datang kembali ke kediaman calon iparnya.

kali ini dia datang bersama putranya, Lintang . Semula dia tak datang sendiri, dia di antar sang suami kemudian sang suami pamit untuk berangkat ke kantor.

Sendirian Yara di rumah itu, dia baru hendak memasak ketika Jingga datang.

"Sarapannya sendiri terus?"

"Enggak. Biasanya sarapan sama Latif. Tapi hari ini dia harus berangkat pagi-pagi banget, jadi sarapan di kantor," sahut Yara.

"Oh," ujar Jingga membulatkan mulut.

"Mau sarapan di luar, nggak? Aku juga belum sarapan."

Tawaran Jingga terasa berat untuk ditolak, terlebih dirinya juga memang sudah merasa lapar. Maka pagi itu Yara dan Jingga sarapan bersama di sebuah warung nasi kuning langganan keluarga Jingga.

Saat melihat Jingga datang bersama Ayara, penjual nasi itu langsung bertanya, "Siapa ini, cantik, ya."

"Calon istri Barra."

"Masya Allah, cantiknya nggak ketulungan. Cocok deh sama Nak Barra," ujar penjual nasi tersebut. Ia tak bosan menatap wajah tersipu Yara.

Ia tersenyum manis sekali, namun, setelah sang ibu penjual nasi itu pergi, dia bertanya pada Jingga. "Kak, nggak pa-pa ya ngomong gitu sama ibu penjual?"

"Aman, dia nggak ember, kok. Gimana? Kamu mau kan nikah sama Barra?"

Jujur saja, masih ada keraguan dalam hati Yara saat ini. Sebagai seorang wanita, tentu dia menginginkan pesta pernikahan yang indah, yang santer disiarkan pada sanak saudara dan juga teman-teman. Namun, karena kontrak kerja Barra, dia harus menahan keinginan itu untuk dua tahun lamanya.

Jingga menyentuh jemari Yara yang sedang melamun. "Aku bisa jamin, Barra pria yang baik. Kalau dia berani hianatin kamu, aku yang duluan ngasih pelajaran ke dia."

Yara meminta sedikit waktu lagi untuk berpikir. Ini bukan perihal mudah, dia menginginkan pernikahan yang terjadi hanya satu kali dalam hidupnya. Juga, tentang perasaanya terhadap Barra, dia masih belum yakin. Siapa yang tidak tertarik dengan ketampanan seorang Barra, apalagi dia seorang aktor ternama.

Tentu ada banyak wanita yang mencintai Barra baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan. Ini tentu menjadi bahan renungan bagi Yara. Mampukah dia menahan diri terhadap kecintaan para wanita itu pada suaminya kelak?

Usai sarapan bersama Jingga Syaza mampir ke kediaman Salvador, tentu untuk menemui Valery. Saat turun dari taksi, dia melihat Latif sedang bersandar pada mobil milik Jefrey.

Oh, itu pertanda bahwa Jefrey sedang ada di rumah. Seperti kesepakatan awal saat Latif melamar pekerjaan pada Jefrey, semua kabar tentang Yara harus dia sampaikan kepadanya. Dan, betapa sedihnya Jefrey ketika tahu bahwa sang gadis idaman telah ada yang ingin memiliki.

"Lho, kok nggak ngabarin mau ke sini?"

"Mau main sama Vale. Kenapa? Nggak boleh, ya?" tanya Yara. Sepasang mata indahnya melirik tajam pada Latif.

"Dih, marah."

"Lagian, kamu kayak nggak suka aku main ke sini."

Latif menarik pipi Yara. "Ya elah, Neng. Nanya doang, gitu aja marah."

Yara terpekik saat pipinya ditarik Latif. Dia melakukan hal yang sama, namun, sasarannya adalah rambut sang paman pertama. Oh tidak! jambul gebyar kemerdekaan Latif jangan sampai hancur karena ulah tangan Yara. Pria ini langsung menghindar sebelum gadis ganas itu melakukan aksinya. Yara tertawa karena berhasil membuat Latif ketar-ketir.

Sementara itu, di muara pintu, Jefrey menatap penuh cinta kepada Yara. Apalagi gadis ini nampak tersenyum lebar, gelak tawanya pun terdengar syahdu di telinga Jef.

Ya Tuhan, hapus rasa suka aku ke dia.

Meski sempat ragu, Jefrey memberanikan diri untuk melangkah maju, menjumpai Yara.

"Hai." Terdengar kaku, suaranya yang berat sontak meredakan tawa Yara.

Mengenakan gamis berwarna merah jambu, dengan kerudung berwarna hitam. Yara selalu terlihat indah di mata Jefrey. Sialnya, sang hati masih berdebar hebat meski telah tersentuh rasa kecewa, sebab cinta yang tak direstui sang maha kuasa.

Tersenyum kecil, "Hai, Bang Jef. Gimana kabarnya? Baik?"

"Kabar aku ... nggak baik."

"Kenapa?" Berkerut kening Yara mendengar jawaban itu.

"Aku lagi nyoba ikhlas, berdamai dengan kenyataan. Dan ternyata itu sangat sulit."

Suasana hening sejenak ...

"Oh, iya. Aku denger kamu mau nikah. Maaf sebelumnya, ya. Kalau kamu undang kayaknya aku nggak bisa datang."

"Bang Jef ...." lirih Ayara.

"Kenapa sedih gitu mukanya? Aku nggak pa-pa kok. Hidup 'kan emang gitu, nyatanya kita bukan takdir. Ada beberapa orang terbaik yang nyatanya cuman sekedar lewat di hidup kita."

Raut wajah kesedihan itu tak bisa disembunyikan, Jefrey jelas terlihat kecewa.

"Aku belum ngasih jawaban buat lamaran cowok itu, kamu udah ngomong gitu aja."

"Sekarang atau nanti kita udah tau nggak akan ada yang berkhianat sama dia yang di atas. Jawaban tentang hubungan kita tetap sama, kita cuman numpang lewat di hidup masing-masing." Jefrey menunduk, dia sungguh nampak lemah tak berdaya. "Andai aku punya nyali mematahkan batasan di antara kita ..."

"Kalau demi kita kamu harus jadi penghianat, aku nggak rela."

Lekas Barra berucap. "Aku juga nggak rela. Makanya, aku memilih menghindar."

Latif yang menjadi saksi obrolan dua insan ini, bagai terjepit. Ternyata cinta itu begitu rumit. Di usainya yang sekarang, juga sudah seharusnya dia memikirkan soal pasangan. Namun, melihat cinta terlarang Jefrey dan Yara, oh tidak! Latif langsung kehilangan niat untuk mencari sandaran hati.

Setelah bicara dan membuat hati mereka terasa sesak, Jefrey dan Yara akhirnya saling berpamitan. Gadis itu masuk ke kediaman Jefrey untuk menemui Valery, sedangkan Jefrey kembali ke kantor setelah mengambil berkas penting di kamarnya.

Tak seperti biasanya, jika ada barang penting yang tertinggal di rumah, dia akan menyuruh Latif atau pelayan di rumah yang mengantarkan benda itu ke kantor. Ternyata, ini adalah cara sang maha kuasa untuk mempertemukan dirinya dengan Yara.

Sepanjang perjalanan menuju kantor, Jef nampak diam. Mata elangnya menatap jalanan dengan tatapan sendu. Ia seolah pergi membawa kenangan manis tentang Yara. Ini adalah akhir cinta yang tak dia inginkan, betapa hatinya terasa sesak. Rasa sakit dan kecewa bercampur aduk, demi menahan rasa sakit itu, kedua matanya nampak memerah.

"Nikah aja kalau kamu mau. Kalau enggak, ya jangan dipaksa. Kalau kamu cinta sama dia, lakukan. Masalah wanita lain, anggap aja itu sebagai tantangan yang bikin kamu jadi lebih baik. Kalau ada wanita lain mendekatinya, hajar! Hal gampang begitu nggak seharusnya jadi beban pikiran, Ayara. Masalah pernikahan impian, dua tahun kedepan kalian bakal ngadain resepsi besar, sebuah pernikahan impian. Iya 'kan?" Valery seperti burung beo, mengoceh tanpa henti.

"Ya, janjinya begitu."

"Ya udah, nikah aja. Dari pada kamu sedih karena cinta nggak kesampaian ..." Vale langsung diam. Sepertinya dia salah bicara. Di saat seperti ini, dia malah membahas cinta Yara dan Jefrey yang tak mungkin bersatu.

Menarik napas, hatinya terasa berat saat ini, mungkin karena usai bertemu Jefrey .

"Jadi ... niat awalku menikah sama Barra cuman pelarian?"

"Tanya sama diri kamu sendiri, niatnya emang begitu atau enggak."

...To be continued ......

...Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa like, komen dan kasih saran yang membangun, ya. ...

1
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Mau loncat aku! tapi langsung inget, abis makan bakso!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Excellent!
Kamu seorang laki-laki ... maka bertempurlah sehancur-hancurnya!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Kalo cinta dimulai dari menghina, ke depannya kamu yang akan paling gak bisa tahan.
Drezzlle
udah di depan mata, tinggal comot bawa pulang
Drezzlle
ya ampun, kamu kok bisa sampai ceroboh Yara
Drezzlle
betul, kamu harus tegas
Drezzlle
tapi kamu masih di kelilingi dengan teman yang baik Yara
Drezzlle
nggak butuh maaf, bayar hutang
ZasNov
Asyiiikk.. Dateng lagi malaikat penolong yg lain.. 🥰
ZasNov
Kak, ada typo nama nih..
Be___Mei: Huhuhu, pemeran yang sebenernya nggak mau ditinggalkan 🤣 Gibran ngotot menapakan diri di part ini
total 1 replies
ZasNov
Ah inget tingkah Jena.. 🤭
Be___Mei: kwkwkwk perempuan angst yang sadis itu yaaaa
total 1 replies
ZasNov
Gercep nih Gavin, lgsg nyari tau siapa Jefrey..
Yakin tuh ga panas Barra 😄
Be___Mei: Nggak sih, gosong dikit doang 🤣🤣
total 1 replies
ZasNov
Modus deh, ngomong gt. biar ga dikira lg pedekate 😄
ZasNov
Akhirnya, bisa keren jg kamu Latif.. 😆
Gitu dong, lindungin Yara..
Be___Mei: Kwkwkw abis kuliah subuh, otaknya rada bener dikit
total 1 replies
ZasNov
Nah, dewa penolong datang.. Ga apa2 deh, itung2 Latif nebus seuprit kesalahan (dari ribuan dosa) dia sama Yara.. 😄
Mega
Lakok isa baru sadar to, Neng Yara. kikikikikikik
Be___Mei: 🤣🤣😉 iso dong
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Piala bergilir apa pria bergilir?
Be___Mei: Piala mak
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Rada ngebleng nih.
Masa iya Yara bener mamanya Arum
Be___Mei: Biar ringkes aja pulangnya si emaknya Arum 😭 🙏🤭
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Masa?

kenapa harus angin duduk, Mak?
total 3 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Cihh pendendam banget
Be___Mei: Biasa mak, penyakit orang ganteng 🤣🤣
total 1 replies
Mega
Ya Allah ISO AE akal e
Mega: Aku punya pestisida di rumah 😏 boleh nih dicampur ke kopinya.
Be___Mei: Beban banget kan manusia itu
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!