Nadeo Gibran Erlangga berniat untuk melamar Arzela Kayzel Atharva, yang selama ini dia klaim sebagai jodohnya.
Namun Nadeo terpaksa harus mengubur impiannya itu demi membalas budi pada keluarga yang sudah merawat dan membesarkannya selama ini.
Nadeo harus menikah dengan Sabrina Eleazar menggantikan sang adik yang kabur di hari pernikahannya.
Arzela hancur dan patah hati, namun ia harus tetap mengikhlaskan cinta pertamanya itu menikahi Sabrina yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Akankah Nadeo bertahan dengan pernikahannya setelah tahu kebenaran yang selama ini tersembunyi?
Ataukah justru takdir mempersatukan Nadeo dan Arzela kembali?
Sekuel Belenggu Cinta Pria Beristri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
"Jadi, Nadeo---"
"Hmmm... Nadeo putraku. Jadi, jangan pernah memanggil Nadeo-ku putra Elang lagi."
Kaivan mengusap wajahnya kasar. Ia belum sepenuhnya percaya dengan ucapan pria yang mengaku sebagai ayah kandung Nadeo itu. Namun dengan semua bukti yang Dewa tunjukkan membuat Kaivan tidak bisa menolak kenyataan.
"Kenapa Nadeo harus putramu?" Raut tak suka Kaivan tercetak jelas di sana.
Namun Dewa hanya terkekeh menanggapi ocehan rival lamanya itu.
"Kenapa wajahmu seperti itu? Apa Kamu begitu senang berbesanan denganku?" Tawa Dewa semakin pecah saat melihat ekspresi Kaivan yang seperti ingin memangsa nya hidup-hidup.
Semua orang tak terkecuali Arzelo dibuat bingung dengan interaksi Kaivan dan Dewa. Keduanya terlihat seperti sudah saling mengenal sebelumnya. Namun yang membingungkan adalah reaksi Dewa dan Kaivan yang saling bertentangan.
Dewa yang bersikap santai seolah bahagia bertemu kawan lama, sementara Kaivan terlihat tidak suka, bahkan terkesan malas menatap ayah kandung Nadeo itu.
"Apa kalian saling mengenal?" Tanya Arzelo penasaran.
"Tidak."
"Iya."
Dewa dan Kaivan menjawab bersamaan namun dengan jawaban yang berbeda. Tingkah kedua pria yang menolak tua itu persis seperti anak-anak, membuat Arzelo geregetan sendiri.
"Yang benar yang mana?" Kesal Arzelo.
"Tentu saja kita saling mengenal. Bahkan kita sempat berpacaran dengan wanita yang sama," celetuk Dewa tanpa rasa malu.
Dewa dan Kaivan adalah teman di masa kuliah. Keduanya cukup dekat karena memiliki latar belakang yang sama. Sama-sama terlahir dari kalangan pengusaha.
Namun persahabatan mereka hancur karena keduanya terlibat cinta segitiga. Dewa dan Kaivan sama-sama mencintai satu wanita, yang tak lain adalah Annette.
Kala itu Dewa tidak terima karena Annette lebih memilih Kaivan. Dewa pun melakukan berbagai cara untuk menghancurkan hubungan Annette dan Kaivan. Bahkan nyaris saja menghancurkan rencana pernikahan Kaivan dan Annette.
Sampai akhirnya Dewa sadar dan mengikhlaskan Annette bahagia dengan Kaivan. Namun Kaivan tidak pernah melupakan kejadian itu, Kaivan tidak pernah memaafkan Dewa bahkan sampai saat ini. Itulah yang membuat Kaivan muak kembali bertemu Dewa Bramasta.
"Kenapa Daddy tidak memaafkan Mas Dewa? Apa Daddy masih mencintai Mbak Annette?" Hazelle memicingkan matanya penuh selidik. Entah kenapa hatinya sangat terusik saat Dewa menceritakan masa lalu Dewa, Kaivan dan Annette di masa lalu.
"Sayang, itu cuma masa lalu. Mas sudah tidak memiliki perasaan apa pun lagi sama Annette, sungguh."
Kaivan kelabakan, menghadapi amarah Hazelle jauh lebih menakutkan daripada apa pun.
"Terus, kenapa Daddy masih membenci Mas Dewa?"
"Entahlah, wajahnya terlalu menyebalkan." Kaivan mendengus sambil menatap sinis Dewa yang sejak tadi tidak berhenti tertawa.
"Sudahlah Kai. Lebih baik kita pikirkan rencana pernikahan anak-anak kita. Tidak penting membahas masa lalu," ucap Dewa dengan gaya sok bijak nya, membuat Kaivan semakin jengah.
"Deo, Kamu beneran anak dia?" Untuk kesekian kalinya Kaivan kembali memastikan. Kaivan bahkan sengaja mengabaikan Dewa yang ingin mencoba berdamai dengannya.
"𝘋𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢," 𝘨𝘦𝘳𝘶𝘵𝘶 𝘋𝘦𝘸𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.
"Maaf, Om. Papa Dewa sepertinya memang benar-benar Papaku," ucap Nadeo hati-hati.
"Kenapa Kamu minta maaf, Deo? Apa Kamu terpaksa menerima papa sebagai papa kandungmu?" Dewa menatap tajam putranya.
"Bu-bukan begitu, Pa. Haiss... kenapa kalian semua jadi memojokkan ku," kesal Nadeo.
Semua orang tertawa tak terkecuali Dewa dan Kaivan. Mereka sepakat akan berdamai demi Arzela dan Nadeo dan juga calon cucu mereka.
...----------------...
Sementara itu, kedatangan Rako ke kediaman Erlangga membuat Harleya dan Elang sangat terkejut. Dan yang tidak kalah mengejutkan adalah pria itu datang untuk mengambil alih saham atas kepemilikan Harleya di perusahaan besutan Malik yang di pimpin oleh Kaivan itu.
"Nggak bisa gitu, Kamu jangan seenaknya dong, Mas!" Harleya menatap kecewa pria di depannya.
Harleya tidak terima saat Rako memintanya untuk menandatangani sebuah surat pernyataan yang menyatakan jika saham miliknya telah berganti kepemilikan, menjadi milik Rako.
"Ini sesuai perjanjian kita, Leya. Kamu jangan lupa, Kamu sendiri yang menjadikan itu sebagai jaminan."
Rako tetap bersikukuh, bahkan pria itu datang membawa seorang pengacara untuk segera mengurus semuanya.
"Tapi Mas, Sabrina dan Nadeo belum resmi berpisah. Kamu tidak bisa seenaknya meng-klaim sesuatu yang bahkan belum pasti." Tatapan Harleya semakin sengit, ia tidak akan pernah mau merelakan sahamnya.
"Belum pasti bagaimana? Hari ini Sabrina mendapatkan surat dari pengadilan, anak haram mu itu sudah mengajukan pembatalan pernikahan," ucap Rako dengan menggebu.
Harleya sangat shock, ia tidak menyangka Nadeo berani melakukan hal itu. "Nadeo benar-benar tidak tahu diri. Aku akan memberikan pelajaran pada anak haram itu." Harleya mengepalkan tangannya, ia bersumpah akan membuat anak angkatnya itu menyesal.
"Jangan pernah berani menyakiti putraku, atau Kamu akan berhadapan denganku!" Elang yang sejak tadi diam terpaksa mengeluarkan suaranya. Ia sangat geram dengan istrinya yang lagi-lagi menyalahkan Nadeo.
"Kenapa Kamu selalu membela dia, Mas? Putra kesayangan mu itu tidak tahu diri. Dia sengaja melakukan ini untuk menghancurkan ku."
Kesabaran Harleya mulai habis, ia benar-benar murka dengan kelakuan Nadeo. Padahal putra angkatnya itu tahu jika pernikahannya dengan Sabrina gagal, maka saham Harleya yang akan menjadi taruhannya.
"Kubilang cukup Harleya!" Elang tidak kalah berteriak dari Harleya. "Kamu yang menciptakan kehancuranmu sendiri. Kamu yang memiliki perjanjian dengan Rako, kenapa malah menyalahkan Nadeo?"
Cukup sekali, Elang membuat kesalahan. Ia tidak akan pernah lagi mengorbankan Nadeo demi menebus kesalahan istrinya. Biarlah kali ini Harleya sendiri yang bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Tapi ini semua juga demi kebaikan dia, Mas. Dia akan menjadi pewaris Rako jika tetap bersama Sabrina. Bukankah itu menguntungkan juga untuknya?"
Harleya mencoba membuat Elang mengerti. Namun Elang tetap bersikukuh, Elang akan mendukung keputusan putranya. Karena, kebahagiaan Nadeo adalah yang terpenting untuknya.
"Tidak ada yang menguntungkan jika itu terpaksa, Harleya. Pria mana pun tidak ada yang akan mau memiliki istri seorang jalang, walaupun wanita itu kaya sekalipun."
"Maksud Kamu apa Elang? Kamu mengatai Sabrina jalang?"
Rako mengepalkan erat tangannya, rahangnya mengeras, ia tidak terima Elang dengan seenaknya mengatai putrinya murahan, lebih tepatnya simpanannya.
"Iya, itu maksudku."
"KURANG AJAR, BERANINYA KAMU!"
Amarah Rako kian memuncak. Pria itu hendak melayangkan tangannya pada Elang namun Gentala yang baru saja datang langsung mencekal tangan mantan calon mertuanya itu.
"Jangan berani menyentuh Daddy-ku!" Gentala menghempaskan tangan Rako dengan kasar. Lalu menatap tajam Rako dengan tatapan sengitnya. "Atau aku akan membuatmu malu seumur hidupmu."
"Kamu berani mengancamku?" Ingin sekali Rako menghajar mulut kurang ajar Gentala, namun ucapan Gentala selanjutnya berhasil membuat Rako membeku di tempatnya.
"Aku tidak pernah takut sedikitpun padamu, Tuan Rako. Jika Kamu berani mengusik keluargaku, aku akan membongkar perselingkuhan mu dengan anak tirimu."
Deg
Deg
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
pdhl udh pd aja ga bkln kthuan,taunya kbongkar jg....tnggu aja smp istrinya tau jg....