NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlalu Banyak yang Dia Ketahui

Karissa tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun setelah mendapat pesan seperti itu dari Daffin. Karissa semakin panik saat Daffin sudah tidak bisa dihubungi lagi. Kepanikannya itu menggerakkan hatinya untuk pergi kembali ke tempat itu untuk menemui Daffin, ia berharap Daffin masih berada di sana.

Karissa benar-benar kembali ke restoran tadi dengan menggunakan taxi yang sama yang dari awal ia tumpangi. Sesampainya di sana, ternyata Daffin sudah tidak berada di sekitar restoran.

Setelah melihat sekeliling sampai akhirnya Karissa menemukan seorang penjaga lalu Karissa memutuskan untuk bertanya kepadanya.

Akhirnya Karissa pun bisa mendapatkan sedikit informasi bahwa Daffin langsung pergi setelah Karissa benar-benar pergi dari sana ke arah utara restoran.

 awalnya Karissa berniat untuk pergi ke arah yang dikatakan oleh penjaga tadi lalu ia pun tersadar, Dapatkah dirinya menemukan Daffin? tidak ada jaminan untuk itu .

"Dangkal sekali otakku ini, daripada membuang waktu untuk kembali lagi ke sini Kenapa aku tidak langsung pergi untuk menemui Finda. "

Niat yang awalnya akan mencari Daffin sendirian Itu pun Karissa urungkan. Ia berpikir kalau menemui Findra terlebih dahulu adalah keputusan terbaik saat ini.

Sebelum akan menemui Findra, ia berniat untuk pulang dulu ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ternyata findra ada di sana bersama dengan Ettan.

Kedatangan Karissa yang tiba-tiba membuat Ettan dan Findra menoleh secara bersamaan. Penampilan Karissa memang berbeda sudah benar-benar kacau saat ini. Hal itulah yang menciptakan kebingungan di antara Ettan dan juga Findra.

"Maafkan aku, maafkanlah aku karena telah mencurangimu. Gantilah handphone milikmu, aku memasang GPS di sana."

Ettan dan Findra saling menoleh kepada satu sama lain karena tidak ada penjelasan lain setelahnya.

"Sister What do you mean? What are you trying to say?"

"Daffin ... Daffin yang mengatakannya. Ini untukmu Findra!"

Findra yang sebelumnya menundukkan kepalanya langsung menengadah menatap lurus pada manik miliknya Karissa, "apa? Kapan dia mengatakannya, apa maksud dari semua ucapannya? GPS apa?"

Ettan yang berhasil mencerna pesan itu pun seketika menggertakan giginya lantaran kesal. Pertemanan yang sudah terjalin selama 10 tahun harus berakhir seperti ini?

"bajingan yang udah ngomong itu ... dimana dia? Di mana?"

"Tunggu dulu Ettan... tunggu. Ini pasti ada salah paham, jangan dulu narik kesimpulan," Findra lalu melanjutkan bicaranya pada Karissa.

"mbak, sekarang daffin nya di mana? Setelah ngilang lama harusnya dia nemuin kita dulu kan tan?"

"Anjing Findra ... anjing. Cukup bro, apa kurang jelas pesan yang dititipkannya ke mbak gue?"

"Apa?"

Karissa yang melihat Findra yang denial dari pesannya Daffin itu membuatnya mengerti alasan dari Kenapa Daffin tidak ingin mengatakan pesan itu sendiri. Daffin, tidak ingin menyaksikan Findra yang perlahan hancur seperti ini.

"Carilah dia ... temukan dia, pergilah sekarang atau kau akan menyesalinya," titah Karissa.

Karissa pun memberikan semua informasi yang dimilikinya untuk memudahkan pencarian Daffin. Hanya Findra saja yang akan mencari dimana keberadaan Daffin karena Ettan menolak untuk melakukan itu.

Sesampainya Findra di lokasi yang dikatakan oleh Karissa, Ia terhenti sejenak untuk mencoba menghubungi Daffin. Awalnya, ponselnya Daffin tidak dapat dihubungi. Tapi setelah beberapa panggilan gagal akhirnya ponsel Daffin bisa dihubungi lalu langsung tersambung. Akan tetapi, pada panggilan pertama itu tidak ada suara apa-apa dari sana. Di detik 40 panggilan itu pun terputus begitu saja.

Findra jelas panik setelahnya, bagaimana tidak panik sambungan tadi seakan-akan menyimpan sesuatu yang terkesan misterius, "apa-apaan tadi, gila... ini gila," gumam Findra.

Setelah panggilan tersebut, Findra mencoba menghubungi kembali Daffin. Tapi tidak ada satu pun telepon yang tersambung, Ini malah membuat Findra semakin gelisah.

"Ini buntu, aku harus apa dan harus kemana?" bingung Findra.

Findra yang awalnya ingin menyerah saja tiba-tiba menemukan lagi semangatnya setelah Daffin menelpon balik setelah banyaknya panggilan yang terabaikan olehnya sebelumnya.

"Findra? Kenapa menelponku terus? Karissa sudah mengatakannya padamu ya? Bagaimana, cukupkah itu menjadi alasan untukmu membenciku?"

"Tidak ada hal yang bisa membuatku untuk membencimu."

"Tapi kau harus membenciku Findra agar aku bisa tenang. Segalanya akan kupertanggungjawabkan, apa yang kuperbuat padamu akan menjadi tanggunganku."

"Di mana ... Kau di mana sekarang?"

"Kemari, temui aku di tempat kita pertama berjumpa. Kau Harus melihat ini, sudah banyak yang berubah di sini."

"Aku akan ke sana!"

Meskipun sempat mengobrol santai dengan Daffin, tidak dapat dipungkiri ada sedikit rasa getir di hatinya Findra. Tempat yang akan didatanginya memang tidaklah terlalu jauh jaraknya dari tempat yang dikatakan oleh Karissa. oleh karena itulah Findra hanya berlari untuk bisa sampai ke sana.

Harapan Findra kembali pudar setelah jalan satu-satunya yang memiliki akses tercepat ke tempat itu sudah diblokir. Tanpa berlama-lama, Findra langsung berlari berbalik arah untuk mengambil mobilnya yang terparkir di depan restoran yang sebelumnya dilewatinya.

Mengejutkan, mulai mobilnya yang tiba-tiba hilang sampai jalan yang akan laluinya diblokir, semuanya terjadi begitu saja secara mendadak. Bukan hanya itu, restoran yang tadi dilewatinya sudah dalam keadaan tutup. Bahkan gedung-gedung di sekitarnya telah gelap gulita, jalanan juga sepi tanpa lalu lalang dari kendaraan yang melintas. Tempat di sekitar sini terasa seperti kota mati tak berpenghuni.

Findra yang tak mau menghabiskan waktunya hanya untuk kebingungan itu pun memutuskan untuk memilih jalan lain yang memang lebih jauh sambil berlari.

Dengan nafas yang tersenggal-senggal setelah berlari dengan buru-buru Findra pun sampai di depan sebuah tempat yang sudah terbengkalai. Saat Findra sampai ke lokasi itu, nihil tidak ada siapa-siapa di sana. Angin malam yang dingin dengan jalanan yang sepi tanpa lalu lalang kendaraan terasa begitu mencekam.

Di sini, Findra berusaha untuk menghubungi Daffin untuk yang kesekian kalinya. Tapi tak satupun panggilannya yang dijawab. Findra yang kebingungan lalu mencari-cari keberadaan temannya itu sampai kemudian mendengar suara deruman sebuah mobil sport lalu diikuti oleh erangan yang diduga adalah suaranya Daffin. setelah erangan itu suasana kembali hening sama seperti sebelumnya dan hanya menyisakan suara mobil sport yang mulai terdengar seperti akan segera mendekati Findra.

Suara mobil yang awalnya jauh kini mulai semakin mendekat. Sampai keluarlah mobil itu dari bangunan terbengkalai tersebut. Bangunan yang terbengkalai inilah merupakan rumah pertamanya Daffin, ini adalah Panti Asuhan di mana Daffin tinggal sebelumnya.

Mobil itu kemudian keluar dari sana melewati Findra yang mematung di tempat. Fndra mulai menitikkan air matanya, ia menangis tapi tak mengeluarkan suara apapun. Digeleng-gelengkannya kepala Findra, seakan menghempaskan pikiran buruk yang bersarang di kepalanya. Findra berusaha menyangkal fakta apa yang akan ia dapatkan setelah melihat siapa pengendara dari mobil sport itu.

Dia adalah seorang pria, saat tadi ia melewati Findra seketika itu juga terangkat senyum miringnya seolah-olah ia sedang mengejek Findra.

Findra mati-matian menahan tangisnya agar tidak terus mengalir setelah ia melihat bagian depan mobil milik orang itu dilumuri oleh cairan kental berwarna merah pekat.

Finra tidak bisa berkata-kata apa lagi, tenggorokannya tercekat setelah di seolah dijerat oleh rantai yang memiliki duri. Dengan susah payah Findra Akhirnya bisa mengontrol napasnya.

Dengan sempoyongan Findra langsung lari masuk ke dalam Panti Asuhan yang telah lama kosong itu, ia berlari pontang-panting ke arah dimana mobil itu keluar tadi.

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!