Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
" jangan! Miya reflek menahan tangan Aris.
Aris melirik tangannya yang dipegangi Miya. Gadis itu sontak menarik tangannya kembali dan langsung salah tingkah.
Aris tersenyum jahil.
" cie, nggak mau aku pulang, ya"
" B-bukan gitu, kamu salah paham"
Aris melipat bibirnya ke dalam menahan tawa. senang mengetahui Miya mulai nyaman dengan kehadirannya. laki-laki itu meminum jusnya kembali untuk meredakan rasa ingin saltonya. sesekali melirik Miya yang memilin tangannya, Gadis itu gugup dan malu.
Haha lucu.
Hening sesaat.
harus ingin terbahak sebenarnya tapi takut Miya makin malu dan benar-benar mengusirnya. jadi Aris mengalihkan topik.
" Miya "
Miya tidak berani menatap Aris.
" maaf soal kemarin"
" apa? " kali ini Gadis itu menoleh.
" soal Thalita"
Thalita Gadis itu yang mengancamnya? si adik kelas itu?
" aku sama Thalita Beneran nggak ada hubungan apa-apa. Aku nggak suka sama dia. dulu Emang pernah deket, tapi cuma sebatas teman chatting aja, nggak sampai PDKT apalagi pacaran. Thalita nya aja yang baperan. kamu jangan salah paham ya"
Miya tidak heran kalau banyak yang menyukai Aris, secara Ari sangat baik. Siapa yang tidak suka dengan orang baik.
" Aku nggak terlalu mikirin itu"
" jadi aku masih punya kesempatan dong"
" kesempatan apa?"
Aris mencibir.
" hilih Dasar perempuan. pura-pura nggak peka. padahal udah tahu sampai ke akar-akarnya
Miya mengerutkan kening, dia memang tidak tahu apa yang dimaksud Aris.
" dulu aku pikir karena kamu pendiam, kamu itu orangnya galak, judes, sombong. ternyata kayak anak kucing"
Miya tersenyum tipis.
" kalau first impressions kamu ke aku gimana?"
" aneh"
" Kok aneh"
" kamu tiba-tiba datangin aku, terus ngajak aku ngomong seolah kita teman lama. aku awalnya takut sama sikap agresif kamu, makanya aku langsung pergi"
Aris tertawa.
" lah jadi kamu takut toh. Aku kira kamu risih. habisnya Muka kamu kayak jijik gitu"
Miya tersenyum kikuk.
" Ini pertama kali aku masuk sekolah umum, jadi masih sedikit was-was kalau didekati orang asing"
" serius? Jadi sebelum ini kamu gimana sekolahnya?"
" home schooling"
" karena sakit?"
" iya"
" berarti Sakitnya udah dari lama dong"
Miya mengangguk.
" kalau Periksa ke dokter apa kata dokternya?"
" kurang tahu. dokternya cuman ngomong sama papa. Papa bilang kalau aku nggak boleh kecapean. itu aja. makanya aku home schooling biar nggak banyak kegiatannya"
Aris bergeming menatap Miya. berarti tindak kejahatan tak kasat mata ini sudah berlangsung sejak Miya kecil.
kurang ajar!
benar-benar sialan orang itu.
Aris jadi kepancing emosi. rasa sayangnya kepada Miya semakin besar, Ia pun bertekad akan melindungi Gadis itu apapun caranya.
termasuk menerima ilmu turun-temurun dari kakeknya.
***
" Assalamualaikum"
" gue nggak tahu apa-apa! gue nggak ada hubungannya sama hilangnya dia! so stop ganggu gue!"
Aris melambatkan langkahnya mendengar Leon marah-marah di telepon. baru saja pulang, sudah disambut hal tidak enak.
Leon memutus sambungan teleponnya sepihak dan membanting pelan ponselnya ke meja, kemudian menjatuhkan diri di sifa, menyandar dengan lengan menutupi mata.
laki-laki itu seperti orang frustasi karena kelebihan beban hidup.
Aris melewati sang kakak tanpa bersuara, langkahnya pun dibuat sepelan mungkin agar Leon tidak terganggu. bisa-bisa diamuk dia. sampai di dapur, Aris mengambil minum di meja makan sembari memikirkan ucapan Leon.
Kenapa sih dia?
Siapa yang hilang?
" Kenapa nggak cari tahu"
" anjing!" Aris terperanjat pelan. laki-laki Lingga muncul seperti jin. ya memang dia Jin sih.
Lingga menyandar di pintu kulkas dengan tangan berlipat di dada.
" Bang Jack menyembunyikan sesuatu ya?"
" semua orang menyembunyikan sesuatu"
Aris memutar bola matanya, lalu minum lagi.
" Aris, daripada terus bertanya-tanya kenapa kamu gak mencari tau langsung. ambil tindakan"
" gue bukan orang kepo"
" Kamu Egois"
" apa?! "
" sekali-kali Lihatlah sekitarmu, tanyakan Kenapa bisa begini, Kenapa bisa begitu. peduli sedikit. bahkan untuk sesuatu yang sudah nyata di depan mata pun kamu masih belum sadar"
sesuatu yang sudah di depan mata? Apa? yang Aris tahu sesuatu yang sudah nyata adalah kisah cintanya dengan Miya.
Oh my God!
Miya bahkan memberikan lampu hijau untuknya terus melangkah maju. Hah, Belum pernah Aris sebahagia ini mendapatkan cinta dari seorang gadis.Miya benar-benar belahan jiwanya.
Aris dengan pedenya senyum-senyum sendiri.
" Oh, wow. kita ada di mana sekarang?"
Aris melotot saat melihat Susan tiba-tiba muncul.
" Anjir! kenapa nih bocah bisa di sini?"
" dia ikut denganku"
" elo Yang Ajakin?!"
Lingga tersenyum lebar.
" lah anjing. Ya janganlah kok malah dibawa kemari. kalau dia ngerusuh gimana?" Aris merinding melihat Susan yang tidak bisa diam, lari ke sana kemari, tertawa, bernyanyi dan menari balet.
pecicilan banget astajim.
" dia lucu kan?"
" lucu pala lo segitiga. punggungnya ketusuk beling gede banget itu goblok! gue takut!" Aris meringis ngeri. dia baru sadar hal itu telah benar-benar memperhatikan Susan.
" Kasihan ya?" Lingga tersenyum kecut.
"wah, ada grape, Appel, dan banana" Susan berjingkrak senang melihat buah-buahan di meja makan.
"Susan suka grape, Susan mau grape".
" ini bukan untuk dimakan" Aris menjauhkan semangkuk buah-buahan itu dari Susan.
Susan cemberut, tapi kemudian semringah lagi melihat suatu dibalik rumah Aris.
" Ada fish! awh, ada cat juga. Susan suka cat" Gadis itu tertawar yang Seraya berlari ke kolam ikan, di mana Gatotkaca sedang berusaha meraih satu ekor ikan menggunakan cakarnya.
Aris menggelengkan kepala. baru sehari Susan di sini, kepalanya sudah berdenyut, Sebentar lagi mungkin akan pecah.
" rusuh banget anjir! sama aja kayak sepupu tuyul gue"
" jadi apa tindakanmu setelah ini?"
" apalagi? Iya nyatain cinta ke Miya lah" Aris memainkan alis dengan cengiran lebar.
Lingga mendengus.
" bisa Serius dikit nggak?"
" nggak bisa. kamu bukan Miya yang harus aku seriusin cuakkss" Aris berjalan ke belakang, melihat Gatotkaca yang mengejar Susan. gadis hantu itu berlari ketakutan sampai hampir menangis. Aris terbahak.
" mampus kan lo! kejar terus, tot! hahahaha... "
detik kemudian matanya melotot saat Gatot kaca memecahkan pot bunga yang baru beberapa menit lalu ditanam mama.
Mama yang tadinya sibuk dengan tanaman lain, melotot melihat potnya pecah. wanita itu sontak berteriak membahana.
"GATOT KACA!! " Mama berlari mengambil sapu lalu mengejar Gatot kaca.
" sini kamu kucing nakal!"
" ma! ma jangan ma! tot sini tot, nanti di pukul mama"
Gatot kaca melompat ke gendongan Aris, setelah itu di bawa kabur ke kamar.
"Aris, mau kemana kamu! Aris! ho, mama aduin ya kamu ke papa!! "
Aris menuliskan telinga. biarlah durhaka sedikit yang penting tidak kena pukulan sapu dari mama.
.
.
.