NovelToon NovelToon
Cinta Di Rak Diskon

Cinta Di Rak Diskon

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky_Gonibala

Raka Dirgantara, Pewaris tunggal Dirgantara Group. Tinggi 185 cm, wajah tampan, karismatik, otak cemerlang. Sejak muda disiapkan jadi CEO.
Hidupnya serba mewah, pacar cantik, mobil sport, jam tangan puluhan juta. Tapi di balik itu, Raka rapuh karena terus dimanfaatkan orang-orang terdekat.
Titik balik: diselingkuhi pacar yang ia biayai. Ia muak jadi ATM berjalan. Demi membuktikan cinta sejati itu ada,
ia memutuskan hidup Miskin dan bekerja di toko klontong biasa. Raka bertemu dengan salah satu gadis di toko tersebut. Cantik, cerewet dan berbadan mungil.

Langsung saja kepoin setiap episodenya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky_Gonibala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pekerjaan Baru

Hari-hari di toko Kita Jaya terus berjalan seperti biasa, tapi tak ada lagi tawa khas Raka yang memecah keheningan pagi. Sejak kepergiannya, Toko Kita Jaya itu sepinya begitu nyata. Intan masih datang tepat waktu, tetap menyusun rak-rak, tetap mencatat stok barang, tetap tersenyum pada pelanggan. Tapi semua terasa hampa. Seolah ia hanya menunggu seseorang yang mungkin akan datang dan menyapanya seperti biasa.

Sudah dua minggu sejak Raka pergi tanpa pamit. Hanya menyisakan sepucuk surat yang dibacanya berulang kali hingga kertasnya mulai kusut di lipatan. Ia menyimpannya di bawah bantal, membacanya setiap malam sebelum tidur, dan berharap bisa menemukan makna lain di antara baris-baris kalimat yang ditinggalkan pria itu.

Tiap malam, Intan akan duduk di depan pintu kosannya yang sempit, menatap ke luar dengan harapan melihat sosok tinggi yang familiar datang membawa senyum hangatnya. Tapi yang datang hanya suara hujan, motor-motor yang melintas, dan nyanyian nyamuk di telinga, terkadang hanya suara bapak kos yang mengagetkan Intan.

"Kenapa pergi, Mas... padahal aku nggak minta banyak. Cuma mau kamj tetap disini, ketawa bareng, makan bareng. Nggak lebih," gumamnya pelan, sambil memeluk lutut di ranjang.

Hari-harinya tetap padat. Toko Kita Jaya adalah tempat pelarian dari segala kerinduan. Di balik senyumnya pada pelanggan, ada luka yang menganga. Di balik tawanya pada Sarah, Meri dan staf lainnya, yang ada hanya rindu yang mendalam.

Sarah, sahabat sekaligus rekan kerjanya, menjadi satu-satunya tempat Intan bercerita.

"Kamu harus kuat, Tan. Aku tahu ini nggak gampang. Tapi kamu bukan cewek lemah. Kamu bisa lewatin ini."

Intan hanya tersenyum. "Kadang aku berharap Mas Raka balik, Sar. Buka pintu toko sambil bawa gorengan kayak biasa. Trus bilang, 'Maaf, Tan. Aku telat' Tapi itu cuma hayalan aku aja, ya?"

Sarah memeluknya. "Mas Raka pasti punya alasan kenapa peergi tanpa pamit ke kamu, bahkan ke kita semua."

...*********...

Di sisi lain kota, Raka duduk dalam ruang meeting yang luas dan dingin. Jas hitam membalut tubuhnya, rambutnya tertata rapi. Di depannya, para eksekutif berbicara tentang ekspansi, saham, dan proyeksi keuntungan. Tapi pikirannya tidak ada di ruangan itu. Hatinya masih tertinggal di sebuah toko kecil dengan cewek mungil yang cerewet dan manis.

Setiap malam, Raka menatap layar ponsel, membuka galeri yang penuh foto-foto Intan. Kadang ia menangis. Kadang ia tertawa pelan. Kadang ia ingin menyalakan mobil dan melaju ke Toko Kita Jaya, memeluk Intan, dan bilang bahwa ia bodoh karena meninggalkannya.

Tapi bayangan sang ayah selalu datang. Ancaman, tekanan, harapan besar keluarga. Ia merasa tak punya pilihan.

"Aku sedang membangun jalan buat masa depan kita, Tan... Tapi kenapa jalan ini rasanya menjauh darimu," gumamnya.

Ibu Raka, memperhatikan anaknya diam-diam. Hatinya ikut pilu melihat anaknya yang tampak kosong. Ia tahu, kebahagiaan sejati anaknya tidak ada di ruang rapat atau tumpukan dokumen. Tapi di sisi seseorang yang membuatnya tertawa dengan hal-hal sederhana.

Suatu malam, Ibu Raka masuk ke kamar Raka. Ia membawa segelas susu dan duduk di sampingnya.

"Masih mikirin Intan, kamu takut kehilangan dia?" tanyanya lembut.

Raka menunduk. "Setiap malam, Bu. Raka kangen. Tapi... Ayah nggak akan pernah mengerti pilihan Raka."

Ibunya memegang tangan Raka

"Nak, cinta yang baik tidak harus menunggu restu yang datang belakangan. Kadang restu datang saat kita membuktikan bahwa cinta itu layak diperjuangkan bersama wanita yang tepat."

Raka menatap ibunya dengan mata berkaca. "Aku takut, Bu. Takut kehilangan semuanya."

"Kalau kamu tetap di sini tapi kehilangan jati diri, kamu tetap kehilangan segalanya, Raka. Maafin Ibu udah terburu-buru minta kamu pulang tanpa memberikan kamu waktu mempersiapkan segalanya sebelum pergi."

...********...

Sementara itu, di toko Kita Jaya, suasana mulai berubah. Pemilik toko, menyampaikan kabar bahwa toko akan direnovasi dan mungkin ditutup sementara. Intan merasa seperti kehilangan lagi.

"Tapi... toko ini rumah kedua saya, Pak," ujar Intan dengan mata berkaca.

Pemilik toko mengangguk, memahami.

"Saya tahu. Tapi ini keputusan pusat. Renovasi besar-besaran. Kalian semua akan dirumahkan sementara."

Intan hanya bisa mengangguk lemah. Tempat di mana ia menyimpan kenangan, tempat ia bertemu cinta, kini akan menghilang juga.

Saat malam tiba, ia kembali duduk di depan kamar kos, menulis surat di buku harian kecilnya,

"Mas Raka,

Hari ini toko akan direnovasi. Tempat kita ketemu, bercanda, kerja bareng, akan berubah. Aku takut kenangan kita ikut hilang. Tapi aku janji, aku simpan semuanya di sini... di hati aku.

Aku masih nunggu kamu balik. Meski nggak tahu sampai kapan. Tapi aku percaya, kalau kita itu jodoh, soalnya aku udah minta sama tuhan buat jadiin kamu jodoh aku.

Aku rindu Mas.

Intan"

Dua hari sebelum toko ditutup, Intan datang lebih pagi. Ia berdiri di depan rak minuman, tempat pertama kali Raka memberinya sebotol air mineral saat ia kelelahan. Ia menyentuh rak itu perlahan.

"Kamu baik-baik aja di sana, Mas?, Kamu udah makan belum?, Jaga kesehatan yah mas."

Tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah pesan whatsapp dari Sara masuk.

"Intan, aku nemu lowongan kerja di PT Dirgantara Corp, mereka lagi buka lowongan kerja di bagian administrasi untuk kantor cabang Jakarta, mau coba ikut nggak?, aku mau ikut"

Mata Intan membulat. Nama perusahaan itu seolah familiar, bahkan seolah perna mendengarnya langsung. Ia ragu, tapi akhirnya memberanikan diri

"Aku coba ikut deh, siapa tahu ketrima dan bisa kerja bareng kaku juga di sana." Jawab Intan lewat pesan whatsapp

Intan lalu mengisi formulir. Dengan latar belakang pendidikannya yang sederhana, ia juga tidak berharap akan di terima kerja di perusahaan besar mengingat dia saja belum selesai kuliah.

Seminggu kemudian, panggilan wawancara datang.

Hari itu, Intan mengenakan blus putih sederhana dan rok hitam. Rambutnya diikat kuncir tapi rapi. Meski wajahnya pucat karena gugup, ia tetap cantik dan imut lalu tetap berusaha tersenyum.

Gedung PT Dirgantara Corp berdiri megah. Keamanan ketat. Lobi penuh orang-orang berdasi. Intan merasa kecil. Tapi ia melangkah masuk dengan kepala tegak penuh percaya diri.

Wawancaranya berjalan cukup lancar. Ia jujur, polos, dan penuh semangat. Pewawancara bahkan tersenyum mendengar cerita-ceritanya bekerja di toko.

Seminggu setelahnya, ia menerima email 'DITERIMA.'

Air mata menetes. "Mas Raka... aku nggak tahu kamu ada di mana. Tapi aku janji, aku akan terus kuat, tapi aku takut kalau aku kerja di perusahaan nanti, terus kamu balik ke toko aku nggak ada, kamu pasti nyariin aku." Guman Intan

...******...

Hari pertama kerja di kantor, Intan datang lebih pagi. Meja kerjanya di lantai dua, divisi administrasi. Ia mengenakan ID card dengan bangga.

Namun, kehidupan kantor tidak sehangat toko kelontong. Senior-seniornya sinis.

"Ih, anak toko juga bisa masuk sini ya? Pake jalur apa, nih?" tanya salah satu rekan kerjanya, Vina, dengan tawa mengejek.

"Liat sepatunya dong... norak banget," bisik pria letoy gemulai.

Intan tersenyum, menahan sakit. Ia sudah terbiasa dihina. Tapi bukan berarti tak sakit.

"Kalau bukan ini di kantor dan ini hari pertama aku kerja, udah pasti moncong-moncong babi hutan ini robek" Guman intan dalam hati sambil tersenyum manis ke arah pria jadi-jadian itu.

Hari-hari berlalu, dan perlakuan rekan-rekannya semakin buruk. Dokumen ditumpuk seenaknya, dikritik tanpa alasan, bahkan ada yang sengaja menjatuhkan berkasnya dan menyuruh Intan memungutnya.

Tapi ia bertahan. Karena ia percaya, bekerja di tempat ini adalah jalan agar dia bisa cepat mengumpulkan uang dan menyelesaikan kulianya..

Dan Intan tidak tahu, bahwa dari lantai atas, seorang pria tinggi dengan jas hitam memperhatikannya diam-diam. Matanya berkaca-kaca saat melihat wanita yang dirindukannya berjuang di bawah tekanan yang dulu pernah ia alami juga.

Raka menatap layar CCTV yang tersambung ke Smarphonenya, menampilkan ruangan administrasi. Ia mendengar setiap hinaan, melihat setiap perlakuan buruk.

Tangannya mengepal. Dadanya panas.

"Mungkin aku harus menegur."

Raka menelepon kepala devisi administrasi agar segera ke ruangannya.

"Pak Raka, ini ada Agenda penting hari ini." Ucap seorang wanita

"Batalkan semua. Ada yang lebih penting."

tak lama berselang kepala devisi masuk ke ruangannya.

Namanya Pak Trisno

"Maaf pak, bapak manggil saya?" Ucap pak Trisno dengan nafas tersengal.

Raka menatap wajah Pak Trisno.

"Saya tidak akan meminta, atau mengulang, tolong anak buah anda disiplinkan sekarang juga. Saya tidak mau di perusahaan ini ada diskriminasi atau apapun itu yang mengganggu pegawai baru. Paham?" Ucap Raka dengan suara lantang.

Pak Trisno hanya mengangguk pucat.

Lalu Raka mengirimkan data pegawai yang membully Intan.

"Pak, Maaf. Ini?" Tanya Pak Trisno

"Pecat mereka semua sekarang juga, dan berikan setenga pesangon mereka. Kalau mereka tidak terima, suruh menghadap ke saya sekarang juga."

"Tapi, Pak" Ucap Pak Trisno terputus

"Atau kamu mau ikut mereka, dan saya pecat sekarang?"

"Baik, Pak. Saya laksanakan. Saya permisi" Ucap Pak Trisno dan keluar dari ruangan Raka sambil berlari.

...********...

"Maya, Bobi, Della, Tian, Ini surat pemecatan kalian, pesangon kalian akan di kirim besok ke rekening masing-masing." Ucap pa Trisno sembari memberikan surat pemecatan ke meja mereka masing-masing di depan parah pegawai kantor lainnya.

"Pak, ini ada apa yah, kok kita di pecat?, salah kita apa?, kok gini sih?" Tanya si pria gemulai.

"Kalau kalian tidak tidak terima silakan menghadap atasan. Mungkin kalian akan langsung di pidanakan, karena sudah mendiskriminasi parah pegawai baru." Ucap Pak Trisno

"Nggak, ini nggak bisa, pasti karyawan baru itu yang udah cepuin kita." Ucap Della. Wanita berambut pirang, dengan kacamata yang sok korea-koreaan.

"Lihat itu, itu, itu, dan itu, semua ruangan ini di pasangi CCTV dan tindakan kalian di pantau oleh tim pengawas." Ucap pak Trisno.

"Sekarang beresin semua barang kalian dan tinggalkan kantor ini sekarang juga." Ucap Pak Trisno tegas lalu pergi meninggalkan mereka.

Saat akan pergi meninggalkan kantor, Bobi sih pria gemulai tidak terima akan pemecatan mereka. dia sengaja mutar agar bisa melewati meja kerja Intan.

Diapun menarik rambut Intan, hingga Intan terjatuh dari tempat duduknya.

Sementara Maya, Della dan Tian hanya tertawa dan mengejek Intan.

Intan tidak terima akan perlakuan mereka.

"Aku nggak peduli sekalipun di pecat."

Seketika Intan naik di atas meja kerjanya, melompat ke pundak Bobi lalu menjatuhkannya seperti di MMA, mencekik leher Bobi hingga dia tidak bisa bernafas dan pingsan, kemudia Intan bangun dan menginjak Bibir Pria Gemulai itu hingga pecah dan berdarah. tidak puas, Intan lalu naik lagi ke atas meja kerja dan melompat ke dada Bobi hingga bobi memuntahkan isi perutnya. Intan juga mematakan beberap jari tangan bobi yang dipakinya menarik rambut Intan.

Maya, Della dan Tian yang melihat itu seakan tidak percaya, bahwa gadis mungil yang mereka hina ternyata hanya memiliki kesabaran setipis tisu dan juga baru saja menghajar teman mereka yang notabennya adala seorang pria.

Baru saja mereka mau mengeroyok Intan, Security perusahaan datang dan mengamankan mereka semua.

Bobi di larikan ke rumah sakit karena harus menerima perawatan dan bibirnya harus di jahit karena robek.

Sementara Intan, Maya, Della dan Tian di giring ke kantor polisi.

Tak lama Pak Trisno datang untuk menyerakan Rekaman CCTV, dan mengatakan pada pihak berwenang bahwa Intan hanya membela dirinya.

Lagipula yang memulai semua itu adalah mereka.

dan Perusahaan akan menyediakan Pengacara terbaik untuk membela Intan karena itu menyangkut nama baik perusahaan.

Bersambung.

1
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
preetttt 🤧🤧
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
hehhh deg degan ngapa lagunya nona Ambon pica pica 😂😂😂
❤︎♏︎་༘🦂
Thor, ini namaku jadi karakter ini??? 😭aku request jadi art Mas Raka lho padahal. Biar bisa mulung kartu-kartu mas Raka yang dibuang😭🤣🤣 Kenapa jadi cewek dengan spek bella hadid gini Thor😭🤣 Jadi insecure
❤︎♏︎་༘🦂: 🙂‍↔️🙂‍↔️🤣
total 2 replies
❤︎♏︎་༘🦂
🙈 kenapa gua jadi genit Thor 😭🤣🤣
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪: aku blm lanjut baca keasikan main GC 🤣🤣🤣
total 4 replies
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
nama panjangnya Meridian ya Thor 🤣🤣🤣
Rizky_Gonibala: nanti bakalan ada tuh😅😅👍👍👍
total 3 replies
Rizky_Gonibala
kayaknya ada😅😅
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
wahhh... aku yg perempuan gak tau kalo bulu mata ada ukuran nya 😂🙈
Rizky_Gonibala
kayak ada tuh😅😅😅
Rizky_Gonibala
🤣🤣🤣🤣🤣
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
jangan kan drakula, kuyang pun aku terima kalo kayak Raka 😆👻
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
untung aku gak makan gorengan sm intan, kan gak lucu ditanya malaikat kenapa masuk neraka? makan gorengan dari intan 😫😭
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
logout dari bumi 😭💔
❤︎♏︎་༘🦂
jangan pernah menggantung harapan pada siapapun. Biar gak kecewa. Andalkan diri kamu sendiri 🙃
❤︎♏︎་༘🦂
mbah??? Thor yang bener aja dah, typo kah ini😭😭😭 ngapa jadi mbah, thorrr😭
❤︎♏︎་༘🦂
kehilangan emang ketakutan terbesar untuk orang yang pernah kehilangan sebelumnya. I feel you intan 🥀
❤︎♏︎་༘🦂
😭😭Artis k-pop gatuh😭 Sejak kapan kim Jong-un jadi artis k-pop, Intan 😭
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
😍🙈
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
mie soto rasa oyo bungkusnya warna apa Thor 👻
Rizky_Gonibala: warna putih susu😅😅😅
total 1 replies
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
awokawok /Facepalm/
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
othor ngaco bgt 😭 tikus dikasih nama Kim Jong un 🤣🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!