NovelToon NovelToon
Brondong Untuk Kakak Cantik

Brondong Untuk Kakak Cantik

Status: tamat
Genre:Berondong / Anak Genius / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Tamat
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kehidupan seorang balita berusia dua tahun berubah total ketika kecelakaan bus merenggut nyawa kedua orang tuanya. Ia selamat, namun koma dengan tubuh ringkih yang seakan tak punya masa depan. Di tengah rasa kehilangan, muncullah sosok dr. Arini, seorang dokter anak yang telah empat tahun menikah namun belum dikaruniai buah hati. Arini merawat si kecil setiap hari, menatapnya dengan kasih sayang yang lama terpendam, hingga tumbuh rasa cinta seorang ibu.

Ketika balita itu sadar, semua orang tercengang. Pandangannya bukan seperti anak kecil biasa—matanya seakan mengerti dan memahami keadaan. Arini semakin yakin bahwa Tuhan menempatkan gadis kecil itu dalam hidupnya. Dengan restu sang suami dan pamannya yang menjadi kepala rumah sakit, serta setelah memastikan bahwa ia tidak memiliki keluarga lagi, si kecil akhirnya resmi diadopsi oleh keluarga Bagaskara—keluarga terpandang namun tetap rendah hati.

Saat dewasa ia akan di kejar oleh brondong yang begitu mencintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Hari-hari di Universitas Global berjalan cepat. Kalender kuliah padat, tugas menumpuk, organisasi kampus mulai membuka pendaftaran, dan kehidupan mahasiswa baru terasa seperti arena kompetisi yang tak pernah berhenti.

Arka dan Aksa yang awalnya agak kaget dengan ritme perkuliahan, perlahan menemukan ritme mereka. Arka, dengan ketenangan khasnya, lebih suka mendalami materi dan menjadi “otak tenang” dalam setiap diskusi kelompok. Sementara Aksa yang penuh energi selalu tampil dominan, bicara lantang dalam presentasi, sering mengundang perhatian dosen maupun mahasiswa lain.

Rino, dengan gaya kocaknya, sudah menjadi bintang di fakultas komunikasi. Hampir setiap hari ada saja tingkahnya yang membuat teman-teman tertawa. “Kuliah itu jangan dibikin tegang. Santai aja, bro!” katanya sambil membawa kamera vlog-nya yang selalu standby.

Dimas, si hati lembut, mulai aktif di organisasi psikologi, sering membantu mahasiswa lain yang stres dengan kuliah. Alan, dengan dunia teknologinya, nyaris tak pernah lepas dari laptop. Kadang ia muncul hanya untuk memberikan solusi teknis, lalu kembali tenggelam dalam coding.

Dan Cakra… sosok itu paling misterius. Meski baru kembali, ia langsung mencuri perhatian. Cerdas, cepat tanggap, dan punya aura berbeda. Banyak mahasiswa—bahkan dosen—mulai menaruh perhatian. Tapi bagi Cakra, semua itu tidak penting. Fokusnya hanya satu: Celin.

---

Bagi Celin, kampus bukan sekadar tempat menimba ilmu. Itu adalah medan ganda: satu sisi ia dosen muda dan mahasiswa pascasarjana yang dihormati, sisi lain ia tetap “Aurora”, informan rahasia yang bekerja sama dengan pihak internasional, sedangkan di kantor ia adalah wakil sang papa

Semenjak pertemuannya dengan dua agen yang dulu menangkap Juan, ia tidak bisa tidur nyenyak. Ada jaringan baru yang disebut-sebut masih aktif, dan ada kemungkinan mereka sudah menyusup ke dunia bisnis lokal bahkan ke lingkungan kampus.

Malam-malamnya selalu dihabiskan di kamar, menatap layar laptop dengan tumpukan file. Setiap email terenkripsi yang masuk, membuatnya kembali waspada.

Namun berbeda dari dulu, kali ini ada mata lain yang selalu mengawasinya, Cakra.

Suatu malam, Celin duduk di meja belajar di rumah. Di layar laptopnya, terbuka grafik aliran dana mencurigakan dari perusahaan cangkang di Singapura menuju salah satu yayasan di Jakarta. Jarinya mengetik cepat, mencatat setiap detail.

Pintu kamarnya diketuk pelan. “Kak, masih kerja?” suara itu milik aksa.

Celin buru-buru meminimalkan layar, lalu menjawab, “Iya, tugas kampus.”

Pintu terbuka. aksa berdiri di sana, mengenakan kaos hitam sederhana. “Kak, kalau capek istirahat dulu. Jangan kebanyakan begadang.”

Celin menoleh, tersenyum samar. “Aku biasa begini, aksa. Kamu tidur aja.”

Aksa melangkah masuk, bersandar di kusen. “Aku nggak bisa tidur kalau tahu Kak Celin masih kerja sendirian. Entah kenapa… aku nggak tenang.”

Mata Celin sedikit membesar. Ada kehangatan aneh yang ia rasakan. Namun ia buru-buru menunduk, pura-pura sibuk. “Aku baik-baik saja. Jangan khawatir.”

Tapi Aksa tidak bergeser. Ia menatap lama, seolah ingin menembus lapisan rahasia yang Celin sembunyikan.

---

Keesokan harinya Arka dan Aksa makin akrab dengan kehidupan kampus. Mereka sering nongkrong di kantin bersama Rino, Dimas, dan Alan. Suasana persahabatan membuat hari-hari terasa ringan meski tugas menumpuk.

“Gue dengar kampus ini bakal adain lomba debat bisnis internasional,” ujar Aksa suatu siang.

“Wah cocok buat lo, Aksa,” sahut Rino sambil mengunyah burger. “Lo kan paling jago ngomong.”

Arka menimpali, “Kalau soal konsep, biar gue yang bikin. Jadi tim komplit.”

Cakra, yang duduk diam sambil membaca buku, hanya menambahkan, “Kalau kalian ikutan, hati-hati sama lawan. Jangan anggap remeh.”

Mereka semua tertawa. Namun Dimas menatap Cakra dengan heran. “Lo kayaknya serius banget, Cak.”

Cakra hanya mengangkat alis. “Kebiasaan aja. Gue selalu siapin diri buat hal-hal nggak terduga.”

Kalimat itu membuat suasana sedikit hening. Mereka tahu, Cakra bukan orang sembarangan. Ada sesuatu di balik keseriusannya.

---

Hubungan Celin dan Cakra makin sulit diabaikan. Meski Celin selalu menjaga jarak, semua orang bisa melihat bagaimana Cakra selalu ada untuknya. Saat Celin terlambat pulang, Cakra yang menjemput. Saat Celin kelelahan, Cakra diam-diam membawakan kopi atau makanan.

Arka pernah menggoda, “Cakra, lo kok lebih mirip bodyguard Kak Celin daripada mahasiswa, sih?”

Cakra hanya tersenyum tipis. “Kalau perlu, gue siap kok jadi bodyguard seumur hidup.”

Kalimat itu membuat Celin salah tingkah, meski ia pura-pura cuek.

Namun di dalam hati, ada pergulatan besar. Celin tahu Cakra bukan sekadar sahabat adik-adiknya. Ada perasaan lain yang tumbuh. Tapi ia juga tahu, membiarkan perasaan itu berarti menyeret Cakra ke dalam dunia gelap yang ia jalani.

---

Puncaknya terjadi sebulan kemudian. Universitas Global mengadakan seminar internasional. Banyak tokoh penting hadir, termasuk pengusaha asing. Celin ditunjuk menjadi moderator utama karena kefasihannya berbahasa asing.

Arka, Aksa, dan sahabat-sahabat mereka ikut hadir sebagai panitia. Cakra, meski hanya mahasiswa baru, berhasil terpilih sebagai salah satu asisten teknis karena kecerdasannya.

Seminar berjalan lancar… hingga sebuah insiden mengejutkan terjadi.

Saat sesi tanya jawab, tiba-tiba layar proyektor menampilkan data yang bukan bagian dari materi. Dokumen-dokumen sensitif muncul begitu saja, memperlihatkan aliran dana gelap dari beberapa perusahaan. Ruangan riuh, banyak yang panik.

“Ini sabotase!” seru salah satu panitia.

Celin menegang. Ia mengenali dokumen itu itu adalah data yang sama dengan yang sedang ia telusuri seminggu terakhir. Artinya, ada pihak dalam kampus yang tahu dan berusaha membongkar di depan umum.

Alan buru-buru mematikan sistem proyektor. “Ini diretas!” katanya panik.

Cakra melompat ke depan, membantu Alan menutup akses. Dalam hitungan menit, mereka berhasil mengendalikan sistem.

Namun dampaknya sudah terjadi. Seminar berakhir kacau.

Setelah acara selesai, Celin dipanggil rektor. Wajah-wajah pejabat kampus penuh kekhawatiran. “Ini bisa jadi skandal. Kalau benar ada jaringan dana gelap masuk ke kampus kita, kita harus hati-hati.”

Celin hanya mengangguk tenang. Tapi dalam hatinya, ia tahu, musuh yang ia cari selama ini ada lebih dekat dari yang ia kira.

---

sore itu, Celin duduk di perpustakaan kampus yang sudah sepi. Ia membuka laptopnya, meninjau ulang data bocor tadi siang. Ada kode tertentu yang hanya bisa ia kenali—kode itu sama dengan pesan terenkripsi yang ia terima dari pihak internasional.

“Jadi benar… jaringan itu sudah masuk ke sini,” gumamnya.

Suara langkah kaki mendekat. Cakra muncul, membawa dua gelas kopi. “Aku tahu kamu masih di sini.”

Celin menoleh, sedikit kaget. “Kamu… kenapa nggak istirahat?”

Cakra duduk di depannya. “Aku lihat wajah kakak hari ini. Itu bukan cuma soal seminar. Ada yang lebih besar, kan?”

Celin terdiam. Lama. Lalu ia berkata pelan, “Kalau aku bilang iya, kamu janji nggak akan ikut campur?”

Cakra menatapnya dalam. “Aku nggak bisa janji. Karena aku nggak mungkin biarin kamu hadapi itu sendirian.”

Ada keheningan panjang di antara mereka. Celin menggenggam cangkir kopi, mencoba menahan gejolak di dadanya.

“Aku takut, Cakra,” bisiknya akhirnya. “Bukan takut sama musuh… tapi takut nyeret kamu ke dalam semua ini.”

Cakra tersenyum tipis, tapi matanya serius. “Kak Celin, dari dulu aku udah pilih jalanku sendiri. Dan jalan itu selalu ke arah kamu.”

Kalimat itu menghantam jantung Celin. Ia menunduk, tidak sanggup menatap.

---

Keesokan harinya, Arka, Aksa, Rino, Dimas, dan Alan juga mulai mencium ada sesuatu yang aneh. Alan menunjukkan log jejak peretas kepada yang lain. “Ini bukan kerjaan amatiran. Mereka tahu persis sistem kampus. Dan… ada tanda tangan digital yang sama dengan data kasus Juan dulu.”

Semua menoleh kaget.

“Lo yakin, Lan?” tanya Aksa.

Alan mengangguk. “Yakin banget. Gue hampir nggak percaya pas nemuin ini.”

Arka menyandarkan tubuh. “Berarti musuh yang kita kira udah selesai… ternyata masih ada. Dan sekarang mereka mainnya lebih dekat.”

Rino yang biasanya bercanda, kali ini serius. “Kalau gitu… kita nggak bisa anggap enteng.”

Dimas menambahkan pelan, “Dan kayaknya, Kak Celin tahu lebih banyak dari yang kita duga.”

Semua hening.

---

bersambung

1
Nana Niez
itu baru namanya cewek canggih,,, kerennnn,, aq sukaaaa
Nana Niez
ah othor bikin terharuuuu, 😭
nuraeinieni
celin anak manis
🔴≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
ceritanya seru banget, banyak pelajaran yang diambil, salah satunya belajar untuk saling menyayangi walaupun mereka saudara tak sedarah...
🔴≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
makasih banyak kak untuk ceritanya... semoga sukses selalu ya kak, ditunggu novel-novel terbarunya
Tiara Bella
bagus ceritanya Thor....belum tentu aku bisa bikin dan merangkai kata² ya kan
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk ceritanya dan ditunggu karya selanjutnya thor
Rohmi Yatun
makasih Thor.. ditunggu karya selanjutnya 🌹🌹👍
Sulfia Nuriawati
kalo semua wanita berhati spt arini g akan ada anak²yg d adopsi cm utk mancing anak, trus pny anak sendiri anak adopsi d terlantarkan atw d beda²kan dlm segala hal
Tiara Bella
nangis aku....hik...hik....
nuraeinieni
kasian celin
nuraeinieni
aduh mewek juga bacanya
nuraeinieni
aq mampir thor
Tiara Bella
gercep bngt Cakra hbs wisuda langsung lamar Celin..... mantap thor
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa🌹🌹🌹🌹 👍
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
degdegan bacanya tkt Celin sm Cakra ketangkep sm Victor....twnya si Victor malah kabur
Tiara Bella
lanjut Thor biasanya 2 bab
Tiara Bella
ceritanya bagus
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!