NovelToon NovelToon
THE MASK OF SILENCE

THE MASK OF SILENCE

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir
Popularitas:276
Nilai: 5
Nama Author: MishiSukki

Di balik reruntuhan peradaban sihir, sebuah nama perlahan membangkitkan ketakutan dan kekaguman—Noir, sang kutukan berjalan.

Ditinggalkan oleh takdir, dihantui masa lalu kelam, dan diburu oleh faksi kekuasaan dari segala penjuru, Noir melangkah tanpa ragu di antara bayang-bayang politik istana, misteri sihir terlarang, dan lorong-lorong kematian yang menyimpan rahasia kuno dunia.

Dengan sihir kegelapan yang tak lazim, senyuman dingin, dan mata yang menembus kepalsuan dunia, Noir bukan hanya bertahan. Ia merancang. Mengguncang. Menghancurkan.

Ketika kepercayaan menjadi racun, dan kesetiaan hanya bayang semu… Siapa yang akan bertahan dalam permainan kekuasaan yang menjilat api neraka?

Ini bukan kisah tentang pahlawan. Ini kisah tentang seorang pengatur takdir. Tentang Noir. Tentang sang Joker dari dunia sihir dan pedang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Bekas Luka yang Tak Terlihat

Dulu, Noir adalah seorang anak kecil yang penuh mimpi. Langit yang kelabu tidak memengaruhi hatinya. Matahari yang terbit di pagi hari selalu memberinya harapan baru, dan dunia terasa luas, penuh dengan kemungkinan. Ia percaya bahwa cinta bisa menyembuhkan segalanya, bahwa kerja keras akan membuahkan hasil, dan bahwa kejujuran adalah mata uang yang paling berharga.

Dunia tampak seperti taman yang penuh dengan bunga, meski kadang terhalang oleh badai kecil.

Namun, waktu mengajarkan sesuatu yang jauh lebih pahit daripada yang ia bayangkan. Seiring bertambahnya usia dan menginjak dewasa, harapan-harapan itu mulai memudar, tergerus oleh realitas yang kejam. Dunia yang dulu tampak penuh keindahan kini terasa seperti tempat yang dipenuhi kebohongan.

Noir menyaksikan bagaimana para pemimpin dunia, yang dulu ia anggap bijaksana, hanya peduli pada kekuasaan dan keuntungan pribadi. Ia melihat banyak orang yang berjuang keras untuk bertahan hidup, namun dihina, diperas, dan dibuang oleh sistem yang sudah rusak.

Dunia yang ia bayangkan sebagai tempat yang adil, ternyata hanyalah permainan bagi mereka yang cukup kuat untuk mengendalikan roda kehidupan.

Dalam setiap langkahnya, Noir merasa semakin terperosok. Ia bekerja lebih keras, namun semakin ia bekerja, semakin ia merasa tidak berarti. Dunia ini tidak membutuhkan orang sepertinya. Dunia ini membutuhkan orang-orang yang bisa memanipulasi, yang tahu cara menipu dan berkompromi.

Kejujuran tidak lagi menjadi nilai, tetapi menjadi kelemahan yang mudah dimanfaatkan. Atasannya, yang dulu tampak seperti sosok yang mampu membimbing, kini menjadi sumber keputusasaan. Setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah perintah yang menindas. Rekan-rekannya yang dulu tampak ramah, kini berubah menjadi musuh tersembunyi, mengejek, mencemooh, dan memperlakukan Noir seperti sampah.

Dengan setiap hari yang berlalu, Noir merasa dunia ini semakin kejam. Setiap harapan yang tumbuh di dalam dirinya hancur satu per satu, terinjak oleh kenyataan yang semakin tak tertahankan. Dulu, ia ingin dunia ini menjadi lebih baik. Kini, ia tahu bahwa dunia ini tidak peduli padanya.

Ia hanya menjadi bagian dari mesin besar yang menggiling semuanya menjadi debu. Dunia ini, menurutnya, adalah dunia yang penuh dengan kebusukan, tempat para penipu dan pembohong memegang kendali, sementara orang-orang seperti dirinya, yang pernah percaya akan kebaikan, hanya menjadi pion yang tersingkirkan.

Dunia ini telah mengubahnya. Dari seorang anak kecil yang naif yang percaya pada kebaikan, menjadi lelaki yang tahu betul bahwa hidup tidak lebih dari sekadar bertahan dalam kebusukan ini. Namun, meskipun ia begitu lelah dan frustasi, Noir tidak pernah benar-benar menyerah.

Mungkin, harapan itu sudah sangat tipis, namun ia masih mempertahankan sejumputnya, karena tanpa itu, hidupnya akan benar-benar kosong.

Setelah istrinya pergi dengan membawa anak bayinya, Noir merasa seakan-akan dunia runtuh di hadapannya. Kehidupan yang pernah ia bayangkan—yang penuh dengan harapan dan mimpi—terasa seperti reruntuhan yang hancur seketika. Dia berdiri di tengah ruangan kosong, memandang ke arah pintu yang tertutup rapat, seolah berharap bahwa semuanya hanya sebuah mimpi buruk.

Namun kenyataannya terlalu nyata. Istrinya yang dulu ia cintai, yang pernah menjadi pelengkap hidupnya, memilih untuk pergi tanpa kata-kata yang berarti. Anak bayinya, yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan semangatnya, kini juga hilang dari hidupnya.

Mereka pergi, meninggalkannya sendirian, seolah semua yang telah mereka bangun bersama selama bertahun-tahun hanya sebuah ilusi.

Noir merasa seperti dirinya telah dicuri dari dalam dirinya sendiri. Kosong. Ia merasa kosong, pikirannya seakan membeku dalam keheningan yang menyesakkan. Tidak ada lagi tujuan, tidak ada lagi alasan untuk terus bertahan. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya—apakah ia masih perlu berjuang untuk sesuatu yang bahkan tidak lagi ada?

Keadaan semakin buruk ketika ia harus kembali ke rutinitas hariannya. Kerja keras yang dulu memberinya kebanggaan kini hanya menjadi beban yang semakin menekan. Setiap pagi, ia terbangun dan melihat wajah kosong di cermin, seakan semua cahaya dalam dirinya telah padam. Ia mengingat wajah istrinya, senyum anaknya, dan bagaimana hidup mereka pernah terasa sempurna.

Semua itu kini hanya kenangan pahit yang terus menghantui setiap langkahnya.

Di tempat kerja, ia merasa semakin terasing. Ketika ia masuk ke ruangan itu, seakan dunia hanya ada di luar sana, dan ia hanyalah bayangan yang melayang di antara meja dan tumpukan pekerjaan yang tak ada habisnya. Rekan-rekannya?

Mereka hanya melihatnya sebagai alat—sebuah benda yang bisa dipakai dan dibuang begitu saja. Atasan yang dulu memberi harapan, kini hanya memberi perintah dan tekanan.

Kosong. Hanya kata itu yang mengisi pikirannya. Dan ketika malam tiba, Noir merasa bahwa keheningan rumah yang ia tinggali semakin menyesakkan, menambah berat beban yang sudah terlalu berat untuk dipikulnya. Rumah itu—yang dulunya penuh dengan tawa dan kebahagiaan—kini terasa seperti kuburan yang sunyi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!