NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Masak Atau Demo?

Pletak!

"Heh bocah ep ep! Masuk, bantu Mama masak!"

Praga meringis ketika Marti menghantamkan rotan ke pahanya. Terpaksa ia menutup game free fire itu dan memasukkan ponselnya ke saku celananya yang berwarna hitam dipenuhi dengan sobekan-sobekan di bagian lutut.

Praga melangkah dengan malas menunju dapur yang kini sudah dipenuhi oleh semua saudaranya yang sibuk memasak. Ah, personil sebanyak ini rupanya harus membutuhkan bantuannya juga.

Pranam menoleh menatap Praga yang duduk di sampingnya. Tatapan yang penuh bingung.

"Tumben bang Praga?"

"Diem lu! Nggak usah banyak bacot."

Pranam mencibirkan bibir. Sebenarnya ia tidak berani tapi di sini ada Mamanya jadi ia masih aman. Praga meraih beberapa kangkung lalu memotongnya dengan pisau yang ia rampas dari tangan Pranam yang langsung menoleh. Syok karena secepat itu pisau yang sejak tadi menjadi miliknya langsung berpindah tangan.

"Lah, curang. Itu kan punya saya."

Pranam menggerakkan tangannya berniat mengambil kembali pisau itu tapi Praga mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Berani lu ama gua? Gue colok nih mata lo!" ancamnya membuat Pranam meneguk salivanya.

"Psikopat," umpatannya kesal lalu segera bangkit untuk mencari pisau yang lain.

Ia menoleh kiri dan kanan menatap saudaranya yang semuanya sibuk pada urusan masing-masing.

Pratama nampak sibuk mengulek cabe sambil menutup wajahnya dengan baju. Takut jika cabe itu mengenai wajahnya tapi yang anehnya bajunya yang terangkat itu memperlihatkan perutnya yang bundar seperti donat.

Ditambah lagi saat Pratama menghentak-hentakkan penumbuk yang terbuat dari batu itu membuat lemak perut Pratama bergetar.

"Liat pisau nggak, bang?" tanya Pranam membuat Prapat yang tengah mengeluarkan beberapa piring lemari itu menoleh.

Prapat terdiam sejenak lalu menoleh ke kiri dan ke kanan hingga akhirnya ia menjawab, "Tuh!" tunjuknya dengan bibir ke arah pisau yang dipegang oleh Praga.

Pranam melongo. Tak ada untungnya bertanya.

"Yeah guyyys jadi hari ini kita masak ikan gowreeeeeng. Jadi ikannya itu kita gowwrengnya di minyak yang panas."

Pradu memajukan wajahnya beberapa kali mendekati handphone yang ada di depannya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan live di aplikasi media sosialnya dan kali ini ia melakukannya.

"Itu yang di belakang siapa?" ujar Pradu membaca komentar dari lima orang penontonnya.

Pradu menoleh menatap Pralim yang sempat melintas setelah mencuci beberapa tomat sebagai bahan pelengkap cabe yang masih ditumbuk oleh Pratama.

"Oh itu adik akyuuu."

Pradu kembali mendekatkan wajahnya untuk membaca komentar membuat ia tersenyum lalu tertawa kecil dengan nada manja ciri khasnya.

Ganteng banget

Titip salam dong

Ih ganteng adeknya

Kayak artis

Komentar-komentar bermuculan tanpa henti memuji ketampanan Pralim padahal pria pendiam itu hanya lewat sekilas saja.

"Yah dong. Emang mukanya itu ganteng kayak oppa-oppa Korea gitu."

Mau dong kenalan

Spill dong adeknya! 🤭🤭🤭

Ganteng banget

Isi komentar-komentar itu bermunculan.

"Kalian mau kenalan? Yah udah ekyee panggil dulu, ya! Pralim! Hust!"

Pralim yang tengah memotong tomat itu hanya terdiam bahkan tak menoleh menatap Pradu yang masih memanggil sambil menggerakkan tangannya.

"Woy budeg!" teriak Praga yang geram sendiri membuat Pralim menoleh.

"Selain nggak mau ngomong lu budeg juga, ya? Noh dipanggil," lanjutannya membuat Pralim menoleh dengan malas.

"Cepetan sini!"

"Untuk apa?"

"Udah cepetan sini!"

Praga mendengus kesal.

"Dipanggil tuh. Cepetan sana!" suruhnya.

Pralim menghembuskan nafas panjang lalu meletakkan pisau dan tomat yang sudah terpotong setengah itu ke dalam mangkuk.

"Nah ini yang gue cari," ujar Pranam yang begitu kegirangan ketika pisau yang telah digunakan oleh Pralim kini sudah ada di tangannya. Sudah sejak tadi ia mencari pisau ini.

"Lelet banget sih jalannya. Cepetan!"

Pralim menahan tubuhnya yang ditarik oleh Pradu.

"Mau apa?"

"Masuk dulu ke live akyee, ya."

"Ah, nggak mau," tolaknya lalu menarik tangannya yang masih dipegang oleh Pradu dengan kuat. Penampilan Pradu memang seperti perempuan tapi tenaganya tetap saja laki-laki.

"Bentaran aja, kok. Nggak lama."

"Nggak mau."

"Ayo dong! Tuh penontonnya bertambah, ayo!"

Pradu memaksa sambil terus menarik tangan Pralim yang tetap menahan mempertahankan ketidakmauannya. Keduanya saling tarik menarik membuat Pratama yang sedang menumbuk cabe itu terhenti begitu pula dengan Pranam dan Praga yang berhenti memotong kangkung.

Sementara Prapat yang sedang mengangkat piring untuk persediaan makan malam ini ikut menghentikan langkahnya. Incces yang sedang duduk di kursi makan sambil memeluk boneka beruang cokelat itu hanya mampu melongo. Mereka semua menyaksikan adegan tarik-menarik itu. Kepala mereka bergerak ke kiri dan ke kanan menatap Pralim dan Pradu.

Mereka masih beradu di sana, tepat di depan handphone Pradu yang masih menyala dengan live yang semakin bertambah penontonnya.

"Woy!!!" teriak Praga yang geram.

Ia menghempaskan pisau itu ke mangkuk membuat beberapa potongan kangkung itu berhamburan ke lantai. Pranam yang melihat hal itu langsung membulatkan mata menatap takut pada saudaranya yang suka sekali meninju seseorang ditambah lagi di saat Praga bangkit dari duduknya.

"Gila, makin seru nih," bisiknya.

Praga melangkah mendekati Pradu dan Pralim yang kini masih tarik menarik membuat Prapat gemetar. Ia meletakkan piring itu ke meja tepat di samping Incces yang juga terkejut.

"Astagfirullah, astaghfirullahaladzim," ujar Prapat sambil memutar tasbih yang baru saja ia keluarkan dari saku baju kokonya yang berwarna putih.

Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Praga meraih kerah baju Pradu dan Pralim secara bersamaan dan kejadian itu terjadi tepat di depan live yang masih menyala.

"Bisa diem nggak lo berdua?!!"

"Ih apa sih kamyuuuu. Jangan ikyuuut campur, yeah!" lawan Pradu sambil memukul lembut tangan Praga yang masih mencengkram kerah bajunya.

"Tapi lu berisik."

"Jangan sentuh akyuuu! Akyuuu jijik!" jeritnya dengan nada manja membuat Praga melepaskan cengkramannya.

Pradu menjelingkan mata menatap tak suka pada Praga. Ia mendengus kesal lalu menoleh menatap ke arah handphonenya dan hal itu membuat kedua matanya membulat sempurna. Ia terkejut bukan main ketika penontonnya semua hilang, tak ada penonton lagi di sana.

"Aaaaa!!!" jerit Pradu lalu berlari ke arah handphonenya.

"Tuh, kan ini semua gara-gara kamyyyu gara-gara kamyyyu yang kwasar di depan live akyuuu jadi semua penontonnya pada kabyyyur," kesal Pradu yang menopang pinggang di depan Praga yang masih mencengkram baju Pralim yang dari tadi hanya terdiam, tak ada perlawanan.

"Lah malah nyalahin gue. Lo yang salah kenapa live di sini."

"Oh suka-suka ekyee dong. Aku mau live di dapur kek, akyuu mau live di kamar atau di WC sekalipun, ya suka-suka akyuu dong."

Praga mendecapkan bibirnya kesal. Menghadapi pria bencong seperti saudaranya itu adalah hal yang sangat menguras tenaga.

Marti yang sibuk membersihkan etalase di depan rumah langsung menghentikan gerakan tangannya setelah mendengar keributan dari dalam rumah.

"Tuh anak pada ngapain, sih?"

Marti menghempaskan lap kuning itu ke meja lalu melangkahkan kakinya mendapati Abdul yang rupanya juga berniat untuk masuk ke dalam rumah.

"Itu mereka kenapa, Ma?"

"Nggak tau," jawab Marti yang tetap melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.

Abdul terdiam sejenak. Penasaran dengan apa yang terjadi di dalam sana membuat juga mengikut.

"Hey!!!" teriak Marti sambil menopang pinggang membuat semua anak-anaknya itu menoleh.

Marti menghela nafas berat sembari tatapannya yang menatap ke arah Praga yang masih mencengkram kerah baju Pralim.

"Oh mau sok jagoan di sini?"

Praga mengernyitkan keningnya. Ia menoleh menatap tangannya yang masih mencengkram kerah baju Pralim. Sudah pasti Marti mengira jika ia ingin memukul saudaranya yang tampan itu padahal ia hanya ingin mengancamnya saja.

Praga melepaskan cengkramannya lalu melangkah berniat untuk kembali duduk di tempat awalnya tapi langkahnya tertahan saat Marti melangkah dengan tergesa-gesa mendekatinya.

Marti menggerakkan tangannya ke arah kepala Praga tapi dengan cepat Praga menutup kedua telinganya itu sebelum Marti benar-benar menjewernya lagi.

"Tuh kan mau dijewer lagi. Kalau telinga aku copot gimana?"

"Lagian kalian itu berisik banget. Cuman masak aja udah kayak orang demo....," cerocos Marti panjang lebar tanpa henti.

Ia marah sambil menopang pinggang menatap semua anak-anaknya yang buru-buru kembali ke posisi semula dan melanjutkan tugasnya masing-masing.

Pratama yang sejak tadi hanya menumbuk cabe itu meraih dua butir bawang merah lalu menyumbatkan ke telinganya. Tak ada yang lebih menyakitkan telinga daripada ocehan Marti yang tidak ada habisnya.

1
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
balabulu
semangat Thor up. ya kalau perlu dobel deh yah 🥹
balabulu
kasian kamu Prapat nasip punya kembaran
balabulu
aduh kasian praga semangat Thor up nya
balabulu
next thoorrr heheh seruh niii
Salju
next thoor
Salju
Pratama jadi anak pemalas nh
Salju
Next thoor
Seru juga bacanya
Salju
kasian banget si kabo tapi lucu
Salju
si pradu jadi bahan resep hahaha
Salju
Pokoknya aku pilih pralim hahaha anak marti yg pling ganteng
Salju
Anaknya ada yang kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!