Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ragu
Malam itu
Nania memeriksa ponselnya, matanya tertuju pada aplikasi pencarian, penasaran ia mencoba mengetik Minor Keys di pencarian.
Disana tertulis berita-berita mengenai para personil Minor Keys Kai Hanson. Terutama beberapa akun gosip yang menginfokan ia dekat dengan seorang wanita bernama Hani. Anak dari seorang pengusaha sukses tanah Air.
ia menggeser berita itu satu persatu. menelisik latar belakangnya.
Foto-foto cover kai Hanson yang tampan di majalah dan beberapa personel Minor Keys lainnya.
Namun mata nya bergidik pada satu berita yang membuatnya sedikit tertegun.
" Kai Hanson dan Hanny Wijaya akan menikah akhir tahun ini"
Menikah? Jika benar mereka sudah berpacaran kenapa Kai mendekatinya begitu tulus. perhatian yang ia berikan takut akan salah diartikan.
Dan selama ia mengenalnya tidak pernah sekalipun ia terlihat bersama wanita itu.
begitu banyak tanya di kepala Nania.
Kembali ia membuka aplikasi instagram dan mencari nama yang sama. Tidak begitu banyak photo tapi ada satu photo yang mengganggunya membuatnya tercekat. kemesraan Kai Hanson dengan seorang wanita sedang mandi di pantai berbikini dan terlihat mesra.
Ia menggigit bibirnya, antara perasaan takut tertipu. Ia tidak mau menjadi salah satu perusak hubungan mereka dimana perhatian Kai selama bersamanya ia anggap terlalu berlebihan untuk seorang teman.
bug...bug....
jendela kamarnya seperti terkena lemparan sesuatu. Dengan berhati-hati ia membuka pintu balkon.
"Kai?"
Nampak mata pria itu tersenyum menatapnya.
"Udah tidur?"
tanya nya dengan sikap ramahnya.
Tiba-tiba ia teringat lagi photo yang barusan ia lihat, kemesraan Kai dengan Hanny, takut khadirannya yang lebih dalam nanti malah merusak hubungan mereka.
" Ada perlu apa? aku mau tidur ... " jawab Nania ketus lalu menutup pintu nya kembali
Kai yang tadinya tersenyum seketika wajahnya menjadi kecewa atas sikap Nania barusan.
Ia melompati balkon mengetuk pintu Nania sedikit keras.
memaksa Nania membuka pintunya kembali.
Secepat kilat ia meraih lengan kiri Nania.
"Kai lepasin" Rintihnya
" Kamu masih marah sama kejadian tadi?" desaknya penasaran.
Ia seperti seorang anak kecil yang memaksa meminta jawaban.
" Kai , please lepasin." pinta Nania memohon.
Melihat wajah Nania ia tidak tega dan melepaskannya.
Hati nya tidak karuan melihat sikap Nanaia yang tiba-tiba saja berubah dalam hitungan jam.
"Maaf..." ucapan itu keluar dari mulut nya, ia mengambil ancang-ancang melompati balkon kembali kekamarnya.
Nania membeku entah sikap yang ia tunjukkan pada Kai sebuah sikap yang benar atausebuah kesalahan.
Sekali lagi pandangannya tak lepas ke luar balkon,
ia ingin sekali membuka pintu dan menanyakan kebenarannya sendiri. Tapi ada sesuatu yang menahannya. Kecemasan dan ketakutannya justru lebih besar dari keberaniannya.
Ia kembali menuju tempat tidurnya, merebahkan tubuh yang sudah lelah menghadapi masalah seharian ini. Ditambah keraguan untuk lebih dekat dengan Pria yang menolongnya. Perasaan untuk mantannya Timo belum sepenuhnya hilang, tapi perhatian Kai yang berlebihan sementara ia masih menjalin hubungan dengan seseorang. Bukankah posisinya dengan Kai merujuk seperti Joice yang hadir ditengah-tengah kehidupan asmara orang lain?
Sementara di kamarnya, Kai mengacak-acak rambutnya lalu tertawa getir sendirian. melihat perubahan sikap Nania barusan, " apa gue terlalu kasar ya?" gumamnya.
ia pandangi layar ponselnya, ia teringat akan sesuatu. Semenjak bertemu belum sekalipun ia tahu nomor ponsel wanita yang menjadi tetangga nya itu.
