Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Pangeran Deren dan Putri Rena masih berada di perpustakaan. Mereka takut cepat atau lambat perang bisa terjadi. Untuk sementara ini yang bisa di lakukan Putri Rena, mencari dan membuat penawar racun dari tanaman Bunga Dewa. Beberapa hari ini Putri Rena terus bolak - balik dari ruang kerjanya dan di perpustakaan. Saat sedang serius membuat racikan obat - obatan, tangannya tanpa sengaja tergores pisau dan berdarah. Ketika hendak membersihkan lukanya, ternyata ada darah yang menetes dan mengenai cincin dimensi yang dipakainya. Tiba - tiba saja cicin yang dipakainya tersebut mengeluarkan sinar yang sangat menyilaukan, hingga Putri Rena reflek memejamkan matanya. Saat Putri Rena sudah kembali membuka matanya. Dia terkejut karena dia sudah berada di taman yang indah. Di dekat taman itu ada sungai yang mengalir dengan air yang sangat jernih di dekatnya. Sejenak Putri Rena sangat takjub dengan keindahan alam yang dilihatnya. Sampai ada suara yang memanggilnya sehingga membuyarkan lamunannya.
"Selamat datang tuan pemilik yang baru"
Putri Rena terkejut, dia mencari asal suara tersebut. Tapi Putri Rena hanya melihat seekor kucing gendut yang ada di dekatnya. Putri Rena tanpa sadar berbicara pada kucing tersebut.
"Apakah kamu yang barusan mengajak aku berbicara? " tanya Putri Rena pada kucing yang ada di depannya tersebut.
"Iya tuan"
Putri Rena hampir saja terjatuh karena terlalu terkejut kucing gendut itu menjawab pertanyaannya.
"Maaf bila saya mengejutkan anda tuan. Perkenalkan nama saya Coco. Saya adalah penjaga ruang dimensi ini. Karena darah anda yang menetes pada cincin dimensi yang anda pakai, otomatis itu membangunkan tidur panjang saya. Sekarang cincin yang anda pakai tidak hanya sekedar sebagai tempat penyimpanan saja, tapi tuan juga bisa melakukan semua aktivitas disini. Seperti belajar, bekerja dan lain - lain. Dan sungai yang mengalir ini, adalah sungai suci, karena airnya memiliki banyak khasiat"
Putri Rena hanya terkagum - kagum mendengar penjelasan kucing yang bernama Coco itu. Putri Rena pun mencoba minum air dari sungai yang dikatakan Coco tersebut.
"Wah tubuhku sekarang terasa segar kembali, padahal selama beberapa hari ini aku terus bekerja keras membuat obat dan ramuan. Coco bagaimana cara aku masuk dan keluar dari sini? "
"Tuan hanya perlu membayangkan saja ingin masuk atau keluar"
"Baiklah aku akan keluar sekarang, aku takut suamiku akan bingung mencariku bila aku terlalu lama menghilang"
Setelah keluar dari ruang dimensinya, Putri Rena kembali berada di perpustakaan. Benar saja baru saja Putri Rena keluar dari ruang dimensinya, tiba - tiba suaminya memeluknya. Pangeran Deren bahkan tampak cemas, karena sempat mencari istrinya yang tidak dia temukan di tempat manapun. Dia takut sesuatu terjadi pada istrinya. Untuk beberapa saat Putri Rena menenangkan suaminya, setelahnya dia meminta tolong pada suaminya dicarikan bibit tanaman Bunga Dewa. Dia akan mencoba mengembang biakan tanaman tersebut di ruang dimensinya, dan Putri Rena juga mencoba membuat obat, racun dan penawar racun di ruang dimensinya tersebut. Pangeran Deren pun berusaha mencarikan bibit yang diminta istrinya, walau sedikit sulit didapatkan tapi dengan bantuan Rain dan Aric bibit dan tanaman Bunga Dewa berhasil mereka dapatkan. Setelah mendapat bibit dan tanaman itu, Putri Rena pun mulai mencoba memengembang - biakan bibit dan tanaman itu di ruang dimensinya. Pangeran Deren pun tetap menyuruh Rain dan Aric selalu memantau semua pergerakan pejabat dan bangsawan yang dicurigai akan melakukan pemberontakan. Pangeran Deren dan istrinya juga berusaha mencari dalang orang yang memimpin dan menggerakkannya itu. Hingga pada suatu malam tanpa sengaja Putri Rena mendengar dua orang yang berbicara.
"Bagaimana keadaan para tawanan sekarang? "
"Ada anak yang sakit, dan selebihnya tidak ada apa - apa tuan"
"Terus jaga, dan awasi mereka, untuk sementara, kita tidak ada pilihan lain, selain menyekap mereka. Aku ingin terus menekan para penjahat gunung itu, agar mereka selalu mematuhi perintahku"
"Baik tuan"
Setelah menjawab perintah tuannya, salah satu dari orang itu pergi meninggalkan tempatnya. Diam - diam Putri Rena mengikuti kemana orang itu pergi. Hingga sampailah mereka berdua di tengah hutan. Ternyata di tengah hutan tersebut ada sebuah bangunan mirip benteng yang dijaga sangat ketat di sekelilingnya. Untuk saat ini Putri Rena hanya bisa kembali, karena dia tidak membawa persiapan apapun. Putri Rena tidak mau mati konyol di dalam.
Besok malamnya Putri Rena mengajak suaminya, Aric dan Rain serta membawa semua peralatan yang dibutuhkan untuk memasuki bangunan itu. Putri Rena, Pangeran Deren, Aric dan Rain telah siap dengan baju hitam dan memakai masker sebagai penutup wajah. Mereka sekarang telah sampai di bangunan tengah hutan yang ditemukan Putri Rena. Sebelum beraksi Putri Rena telah memberi penawar racun untuk diminum oleh suaminya, Aric dan Rain. Setelah itu mereka berbagi tugas, Aric dan Rain bertugas melumpuhkan penjaga yang berjaga di depan, sedang Pangeran Deren dan Putri Rena mereka naik ke atap untuk menebarkan serbuk tidur lewat salah satu genting yang mereka buka. Sepuluh menit kemudian mereka mengintip para penjaga dan semua orang yang tadi terlihat sudah banyak yang tidur terlelap. Aric dan Rain juga telah berhasil melumpuhkan penjaga yang ada di depan. Mereka semua kemudian bertemu di dalam. Mereka berkeliling memeriksa dari ruangan satu ke ruangan lainnya. Tak ada sesuatu yang mencurigakan disana, hingga mereka mendengar ada suara langkah orang mendekat. Pangeran Deren dan lainnya segera bersembunyi. Putri Rena terheran ada orang yang tidak terpengaruh serbuk tidur tadi yang sudah dia sebarkan. Ternyata orang yang keluar itu berjumlah dua orang. Mereka keluar karena panggilan mereka tidak di jawab oleh rekannya, mereka mencoba memeriksa keadaan di luar. Mereka berdua terkejut semua rekan mereka banyak yang tak sadarkan diri. Pangeran Deren dan Putri Rena dengan cepat melumpuhkan mereka berdua, tapi terlambat salah seorang tadi sudah membunyikan alarm tanda bahaya. Tak lama kemudian datang sepuluh orang yang keluar dari ruang bawah tanah. Pertarungan pun tak dapat dihindarkan. Empat orang melawan sepuluh orang. Saat ini keadaan Putri Rena dan rekannya semakin terdesak karena jumlah lawan yang tidak seimbang. Dia juga tidak bisa menggunakan sihirnya karena pertarungannya bukan di tempat terbuka. Putri Rena kemudian menaburkan racun buatannya, tapi ada lima orang dari mereka yang kebal terhadap racun buatan Putri Rena. Pertarungan adu kekuatan masih berlanjut. Untuk mempersingkat waktu terpaksa Putri Rena menaburkan racun lain yang lebih mematikan yaitu racun tanaman Bunga Dewa, seketika semua orang itu berteriak kesakitan dan tubuh kelima orang tersebut langsung melepuh dan membusuk. Mereka berlima pun mati seketika.
Di Kerajaan Awan tempat Putri Arumi dan Pangeran Helios berada.
Putri Arumi dan Putri Saraswati sekarang berjalan - jalan di taman istana. Pangeran Helios dan Pangeran Khasmir hanya melihat dari kejauhan. Mereka berdua tidak ingin mengganggu temu kangen dua sepupu itu. Setelah puas berjalan - jalan dan bercerita pengalaman mereka masing - masing, mereka pun kembali ke hadapan Pangeran Helios dan Pangeran Khasmir. Putri Saraswati tidak bisa terlalu lama menemani mereka semua, karena ada asisten sekaligus pengawal kepercayaannya menemuinya. Setelah dia membisikkan sesuatu ke telinga atasannya itu, Putri Saraswati minta ijin undur diri mengikuti asisten sekaligus pengawalnya itu. Setelah tiba di suatu ruangan yang dituju. Putri Saraswati pun masuk ke dalamnya untuk bertemu mata - mata yang berhasil di tangkap oleh asistennya itu.
"Putri ini orang inilah mata - mata yang berhasil kita tangkap" kata pengawalnya itu.
Putri Saraswati kemudian menginterogasi orang yang di curigai sebagai mata - mata kerajaannya itu.
perbaikan tulisannya Thor