NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:33.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Pintu Belakang Alisa

Dua hari berlalu sejak Alisa masuk kedalam perusahaan. Rini masih memantau pergerakan Alisa. Sesekali ia datang setelah memastikan Adam sudah aman bersama Mama Bella.

Pagi ini, Rini sudah melangkahkan kakinya di Lobi perusahaan sang suami. Dengan gaun model sederhana namun elegan, membuat aura mahal dan elegan terpancar pada dirinya.

Semua mata menoleh. Para staf berdiri. Beberapa resepsionis menunduk sopan.

“Selamat pagi, Bu Rini,” sapa salah satu staf.

“Pagi,” jawab Rini singkat, tapi tersenyum ramah.

Tujuannya jelas, ruang CEO. Tapi kali ini, bukan hanya sekadar mengantar makan siang atau menyapa manja. Di tangannya, ada map kecil berisi review divisi marketing, sesuatu yang bukan ranahnya, tapi dengan sengaja ia pelajari.

Begitu masuk ke ruangan Dean, pria itu sontak bangkit.

“Eh, Sayang! Tumben ke sini pagi-pagi begini.”

“Aku pengen lihat ruang kerja baru Alisa,” jawab Rini sambil mencium pipi suaminya. Suara dan gerakannya lembut, tapi mata Rini penuh arti.

Dean mengangguk pelan. Ia tahu, ini bukan sekadar kunjungan istri.

“Dia sepertinya masih di ruangannya. Apa perlu ada yang mengantarmu?.”

“Tidak, sayang. Aku bisa sendiri,” Rini tersenyum. “Aku mau kasih sambutan hangat.”

Sampai di lantai Divisi marketing, Rini semakin menunjukkan aura berbeda.

Alisa baru saja duduk, lipstick-nya belum kering, ketika siluet putih itu berdiri di depan mejanya.

“Alisa,” sapa Rini, suaranya tenang. Senyumannya manis, tapi dingin.

Alisa langsung berdiri. “Bu Rini…”

“Aku cuma mau pastikan kamu nyaman di tempat kerja baru. Semoga kamu betah, ya. Suamiku sangat menjaga profesionalisme. Aku juga.”

Rini menyebut Dean dengan kata suamiku untuk lebih mengukuhkan status Dean dimata bibit pelakor yang ada di hadapannya. Rini menyapu ruangan dengan pandangan tajam.

“Di kantor, kamu bukan mahasiswi. Kamu karyawan. Dan Suamiku itu CEO, bukan dosenmu lagi.”

Alisa menahan senyum, sedikit kaku. “Tentu, Bu. Saya paham batasannya.”

“Oh ya?” Rini melangkah mendekat, suara tetap lembut tapi menyusup tajam.

“Batasan itu bukan hanya soal jarak fisik. Tapi juga cara pandang. Mata itu nggak usah terlalu sering mencari yang bukan miliknya.”

Alisa menahan napas. Untuk sesaat, ia merasa sedang ditelanjangi tanpa disentuh. Ia takut bila teman satu divisi sampai mendengar pembicaraan ini dan membuat posisinya terancam.

Rini mendekatkan wajahnya. Bisikan halus menyusul.

“Aku tahu siapa kamu, Lisa. Dan aku tahu persis tipe seperti kamu. Tapi sayangnya, kamu salah alamat.”

Ia mundur, mengatur kerah blazernya, lalu berbalik.

“Oh, satu lagi. Aku bakal sering ke sini. Mungkin tiap hari.”

Alisa hanya bisa menahan kesal yang membuncah. Ia genggam tangannya kuat.

...****************...

Langkah Alisa melambat. Beberapa hari terakhir, gerakannya terasa sempit. Rini terlalu sering muncul. Selalu ramah, selalu sopan, tapi seperti pagar besi yang tak terlihat.

Dan kini, Alisa tahu dia harus ganti strategi.

Di sudut pantry, Andre sedang mengaduk kopi sambil membaca grafik dari laptopnya.

Alisa menarik napas. Bibirnya melengkung.

Waktunya membuka pintu belakang.

Alisa melihat sekitar, pantry hampir kosong. Hanya terdengar dengungan mesin pendingin dan suara sendok mengaduk kopi.

Alisa melangkahkan kakinya sambil membuka kancing kemeja bagian atasnya untuk membuat kesan seksi dan menggoda.

“Kerja keras banget, Mas…”

Suara lembut dan manja itu menyusup di antara senyap. Alisa.

Andre tersentak pelan, langsung berdiri setengah gugup.

“Oh… Alisa. Iya, ini cuma nyicil revisian buat report minggu depan…”

Alisa berjalan mendekat. Langkahnya pelan, tapi pasti. Sepatunya berdetak lembut di lantai. Tangannya menggenggam gelas kopi, dan senyumnya tak lepas dari wajah Andre.

“Aku salut loh. Katanya kamu andalan Pak Yoga, ya?”

Andre nyengir kikuk.

“Enggak juga… aku biasa aja.”

“Ah, biasa aja tapi data market share bulan lalu kamu yang ubah formatnya, kan? Aku tahu, aku pelajari.”

Alisa duduk di sebelahnya dengan gaya yang sensual. Apalagi beberapa kancing di bagian atas kemejanya sengaja sudah dilepas. Jarak mereka tak sampai sejengkal. Bahunya nyaris menyentuh lengan Andre. Suaranya pelan.

“Kamu jenius. Tapi sayang… terlalu sederhana.”

Andre salah tingkah. Apalagi disuguhi dengan bagian atas bongkahan didadanya yang menyembul. Alisa tersenyum senang melihat gelagat yang ditunjukkan Andre. Ia merasa akan mendapatkan mangsa baru sekaligus pasukan tersembunyi untuk mencapai tujuannya.

“Hmm, ya… emang gak suka terlalu menonjol sih…”

Alisa menatapnya lama.

“Kalau aku boleh jujur, aku lebih suka tipe kayak kamu dari pada cowok yang sok ganteng, sok sibuk, tapi dingin banget.”

Alisa tersenyum melihat Andre berusaha mengalihkan pandangan dari dada Alisa. Apa lagi wajah dan telinga pria itu sudah memerah.

“Maksudnya… Pak Yoga?”

Alisa terkekeh. “Aku nggak nyebut nama loh, Mas.”

Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Andre sambil menggesekkan dadanya pada lengan pria itu,

“Mas Andre, aku tuh sebenarnya butuh teman. Teman yang bisa dipercaya. Di kantor ini, susah cari yang tulus. Semua sibuk menjilat ke atasan. Padahal, kamu tuh potensial banget.”

Andre menelan ludah. Pikirannya kusut. Tapi tatapan Alisa seolah menyiram serpihan hati yang masih luka. Sejak putus dari pacarnya dua bulan lalu, tak ada yang memperlakukannya seistimewa ini.

“Kita bantuin satu sama lain, ya?”

Alisa menyentuh jemarinya pada leher Andre, cukup membuat jantung Andre berdegup.

“Kalau aku butuh data… kamu bantuin. Kalau kamu perlu istirahat, nanti aku bawain kopi. Oke?”

Andre mengangguk pelan.

“Iya. Tentu… kita tim.”

Alisa tersenyum puas.

“Good boy.”

"M... Alisa, mau makan malam denganku? Aku sedang butuh teman ngobrol."

Alisa tersenyum senang, target mulai mendekati perangkap.

"Aku sedang tidak ingin keluar. Apa Mas Andre mau datang ke apartemenku?"

Andre tersenyum malu, "Apa tidak ada yang marah?"

"Tidak, ada. Datanglah, aku akan menyambutmu."

Ia berdiri, melangkah keluar dari pantry dengan anggun. Tapi sebelum benar-benar menghilang di balik pintu, ia sempat menoleh sekilas. Tatapan matanya dingin, berbeda dari senyum yang tadi ia tunjukkan.

Dan Andre yang masih diam di kursinya. tak sadar bahwa dirinya baru saja masuk ke dalam permainan yang jauh lebih besar dari laporan dan angka-angka.

1
partini
ko jadi ingat film 365 days kalau ga salah judul nya ,,
partini
mau gimana lagi ,, pingin di sentuh Mulu ada jg yg ga mau di sentuh
Ma Em
Semoga Rini dan Dean selalu bahagia kalau pelakor mah libas saja jgn dan kasih peluang untuk mengganggu ketentraman rumah tangga Rini dan Dean.
partini
sampah mana bersinar ada bau busuk
Rini bergitu penuh perhitungan aneh deh siapa sih Rini sebenarnya
bukan mafia kan ,, agak curiga sih
partini
good
partini
makin menarik aja ini cerita lanjut Thor 👍👍👍👍👍
partini
di service full tuh bayi besar nya mommy Rini biar nyenyak tidur nya
makin penasaran Weh Weh Rini kamu Badas bngtttt sumfehhhh ini pertama novel yg ada istri smart luar biasa yg tuh berderai hahirr r matahhh
partini
wihhh pro ni perempuan apakah ayam kampus kelas KKP,, apakah Rini bisa tau jalan yg alisa tempuh untuk menjalankan rencananya lanjut thor
partini
wow wow benar benar wanita luar biasa akal licik dan licin ,,
aku penasaran bnggt sama Rini dia bukan wanita sembarang ku rasa dia bisa lembut jg bisa sadisssssss
partini
kenapa ibu hamil ehem ehem tuh pingin Mulu,,dulu akoh jg gitu aneh
Ly_Nand: Hormon-nya sedang berpihak pada Dean🤣
total 1 replies
partini
aku suka gaya mu Rin Badas 👍👍 tengelam kan semua pelakor sedikit sadis like queen mafia is ok biar mereka tidak berani mengulangi lagi bahkan mentap lagi
partini
aneh emang ibu hamil 🤰
pelakor itu gampang sebern nya kalau lakinya tegas mah out kasih pelajaran jg
pelajaran nya jangan tanggung" di kasih sekalian sampai lulus , setengah" ya ga mempan
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!