NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5 Pasti Canggung

Setelah ijab kabul berhasil dilaksanakan yang akhirnya Nayla bersama Zahra membawa teman mereka untuk dihadapkan kepada suaminya.

Namira terus saja melihat ke bawah dengan kedua temannya berada di sisi kiri dan kanan dan semua mata tertuju kepadanya melihat betapa cantiknya pengantin tersebut.

Farah tersenyum melihat keponakan yang sekarang sudah menjadi menantunya yang pasti sangat bahagia.

Kalsum bersama dengan suaminya juga tersenyum tetapi pasti ada kesedihan di mata mereka yang tahu jika putri mereka terpaksa melakukan semua ini.

Namira yang sudah berada di depan Bian yang berdiri di hadapannya. Mendapatkan arahan untuk mencium punggung tangan suaminya yang membuat Namira melakukan hal itu dengan tangannya bergetar yang pertama kali mencium punggung tangan itu dengan tangan Bian yang berada di atas kepala Namira yang membacakan doa ubun-ubun.

Bian juga mencium lembut kening Namira dan Namira hanya memejamkan mata. Kemudian mereka berdua juga mendapat arahan untuk bertukar cincin pernikahan.

"Namira aku mengirimkan dua pilihan cincin untuk kita pakai di hari pernikahan, kamu bisa pilih satu yang akan kita gunakan nanti," Namira tiba-tiba saja teringat pembicaraan dia bersama calon suaminya terakhir kali lewat telepon.

Namira begitu sangat teliti dan excited sekali dan bahkan sangat lama mengirim balasan pesan cincin apa yang harus mereka gunakan. Tetapi ternyata cincin itu tidak jadi dipasangkan di jari pernikahannya karena pembatalan pernikahan itu yang membuat hatinya begitu sangat hancur.

"Namira pasangkan cincin di jari suami kamu?" ucap seorang pria yang memberi arahan ketika melihat calon pengantin itu hanya bengong yang padahal cincin sudah dipasang di jarinya.

Namira menganggukkan kepala yang menurut begitu saja dan akhirnya cincin itu juga terpasang di jari manis Bian.

Pernikahan yang romantis di pandangan tamu undangan itu berjalan dengan lancar, pasangan pengantin itu tidak seperti apa yang terlihat yang pasti sama-sama tidak menginginkan pernikahan itu dengan alasan masing-masing.

Bukan hanya mereka saja dan bahkan Ferdi yang masih terlihat frustasi yang juga mendapat kabar bahwa calon istrinya tetap melanjutkan pernikahan dengan orang lain.

Ferdi melemparkan cincin pernikahan itu sehingga terdengar suara dentingan di dalam kamar dengan suaranya juga berteriak yang benar-benar marah dengan keadaan yang membuatnya seperti itu yang seharusnya dia saat ini sudah menjadi suami dari wanita yang dia inginkan dan ternyata takdir berkata lain.

******

Hari yang terang sudah berubah menjadi gelap, pernikahan juga usai dengan tamu yang satu persatu juga sudah pulang setelah mendapatkan jamuan yang sangat istimewa dari pesantren.

Bian berdiri di depan jendela kamar masih memakai setelan jas yang tadi dia gunakan saat melaksanakan ijab kabul.

"Aku telah menikah!" tulis Bian mengirim pesan tersebut kepada seseorang.

Krrekk

Damian menoleh ke arah pintu yang terbuka.

"Kamu istirahatlah!" ucap Zahra dan Nayla yang ternyata mengantarkan teman mereka ke dalam kamar pengantin. Namira menganggukkan kepala dan Zahra menutup pintu kamar itu.

Namira melihat kamarnya yang berbeda dari kamu sebelumnya yang sekarang layaknya seperti samar pengantin pada umumnya yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang sangat cantik.

Namira menelan salivanya yang melihat ke arah Bian yang masih tetap berdiri di tempatnya.

Namira berjalan menghampiri Bian, keduanya mendadak sangat gugup dan begitu juga dengan Namira yang sejak tadi menunduk dengan jari-jarinya saling memencet.

"Kamu ingin mengatakan sesuatu?" tanya Bian membuat Namira mengangkat kepala.

"Maafkan Namira yang harus melibatkan Kakak dalam pernikahan ini," ucap Namira merasa bersalah kepada Bian ikut berkorban karena apa yang terjadi padanya.

"Kamu tidak perlu meminta maaf, semua yang terjadi juga bukan keinginan kamu," ucap Bian dengan datar.

"Lalu Kakak sendiri bagaimana? Apa pernikahan ini tidak mempermasalahkan Hubungan Kakak dengan kekasih Kakak?" tanya Namira.

"Kamu tidak perlu ikut campur," hanya jawaban singkat itu yang diberikan Bian.

"Baiklah!" sahut Namira mengganggukan kepala yang langsung berlalu dari hadapan Bian.

Namira memasuki kamar mandi yang berdiri di depan cermin melihat wajahnya di cermin itu.

"Sangat dingin," ucapnya.

"Aku benar-benar merasa bersalah kepada Kak Bian yang harus ikut bertanggung jawab dalam pernikahan ini. Seharusnya ini tidak terjadi," batin Namira dengan mata terpejam yang menghela nafas.

Setelah keduanya sama-sama membersihkan diri, Namira yang tetap memakai hijab di dalam kamarnya walau sudah menjadi istri. Tetapi mungkin karena dia tidak terbiasa dengan keberadaan laki-laki di kamarnya.

Damian baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengeringkan rambutnya menggunakan handuk putih yang memakai kemeja berwarna putih melihat ke arah Namira yang duduk di pinggir ranjang.

"Kamu ingin bicara?" tanya Bian yang menyadari dari gerak-gerik Namira Yang sepertinya memang ingin membahas sesuatu dengannya.

Namira menganggukkan kepala.

"Kalau begitu katakan," sahut Bian.

"Kak. Namira tidak pernah terpikir bahwa kita akan menikah, Namira tidak siap dalam pernikahan itu dan Namira juga tahu Kakak juga mengalami hal seperti itu. Jadi Namira....." Dia terlihat begitu gugup yang tidak mampu untuk menyampaikan apa yang mengganjal di hatinya.

Sementara Bian sangat menunggu lanjutan dari kalimat Namira.

"Ada apa Namira?" tanya Bian.

"Namira belum siap untuk menjalankan tugas sebagai seorang istri," ucapnya dengan satu tarikan nafas dan langsung menunduk setelah menyampaikan maksudnya.

"Kamu jangan khawatir. Saya tidak akan mencontoh kamu jika kamu tidak menginginkan," jawab Bian membuat Namira kembali mengangkat kepala.

"Saya tahu kamu juga tidak punya pilihan lain untuk pernikahan ini dan saya tidak pernah menyalahkan kamu. Ini waktunya kamu untuk menata hati kamu dan kamu harus dihadapkan dengan pernikahan. Saya tidak ingin mengambil keuntungan apapun dari kamu, jadi jangan memikirkan apapun," ucap Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.

"Tetapi tetap saja masalah di dalam kamar adalah masalah pribadi diantara kita berdua. Semua orang juga tahu jika kita berdua dipaksakan dalam pernikahan ini tetapi semua orang juga tidak perlu tahu apa yang terjadi di antara kita. Jika kamu bisa menjaga privasi saya dan maka saya juga akan menjaga privasi kamu,"

"Jangan mempermalukan diri sendiri dengan apa yang terjadi di antara kita," ucap Bian memberi pernyataan kepada Namira yang membuat Namira menganggukkan kepala.

"Kamu bersikap biasalah kepada saya dan begitu juga dengan saya dan bersikaplah biasa seperti kita pasangan suami istri di hadapan kedua orang tua kita masing-masing agar tidak membuat mereka khawatir," lanjut Bian yang sejak tadi memberi arahan.

"Terima kasih, Kak, sudah sangat mengerti dengan posisi Namira saat ini. Sekali lagi Namira benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi dan Namira janji tidak akan mengganggu Kakak yang membuat Kakak marah atau merasa kesal. Namira janji pelan-pelan akan menerima semua ini dan akan melupakan masa lalu," ucap Namira.

"Kamu tidak perlu berjanji apapun," sahut Bian yang membuat Namira kembali menganggukkan kepala.

Bian juga tidak mengatakan apa-apa lagi yang terlihat mengambil bantal dari atas tempat tidur dan langsung meletakkan di sofa yang mana dia memilih untuk tidur di sofa.

Bagaimanapun Dia adalah seorang pria normal yang pasti tidak mungkin bisa menahan diri ketika tidur satu ranjang dengan wanita. Namira meras lega dengan menghela nafas.

Bersambung......

1
Teh Euis Tea
nayra duhhh mulutnya lemes benar, baru jg zahra percaya diri mau menikah dgn ilham eehh malah denger omongan gitu
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi
mbok Darmi
itu mulut lemes nya nayra tolong stop jgn bikin zahra ragu lagi untuk menikah dgn ilham, semangat zahra seperti kata ilyam lupakan masa kelam mu bangkit dan buat lembaran baru dgn ilham yg lebih baik
mbok Darmi
harusnya mereka sadar atas para yg terjadi pada zahra dimana dia selama ini mengurung diri jadi pendiam dan tidak mau ketemu Ilham kenapa mereka semua menganggap hal yg biasa, semoga zahra mau jujur apa yg terjadi padanya mau sampai kapan kamu menutupi semua nya apa nunggu kamu hamil dulu atau nunggu kamu ada waktu buat melarikan diri semua masalah akan terselesaikan dgn kamu jujur zahra jgn merasa dirimu hina semua bukan kemauan mu
Teh Euis Tea
zahra km hrs trs terang bahwa om di nodai si ferdi jgn diam aj zahra
Teh Euis Tea
jd kasian dm zahra yg udah di rusak si ferdi, othor kenapa sih zahra kudu di perkosa si ferdi kan jd kasian zahranya
Teh Euis Tea
angela ya sudah sih bian sudah bahagia namira dan emang dari dulu bian cinta sm namira tp ga di ungkapkan
Teh Euis Tea
betul bian lebih baik tdk serumah dgn ibumu demi keutuhan rumah tanggamu lebih baik mandiri
Sunaryati
Sikap Ny Farah seperti itu memang lebih baik hidup mandiri terpisah dari Farah
Sunaryati
Karena Bian dan Namira rujuk
Teh Euis Tea
syukurlah klu rujuk
Teh Euis Tea
ferdy km hrs tanggungjawab sm zahra, kasian dia jd korbanmu
Sunaryati
Ferdi kamu sudah memperkosa Zahra, masa tidak ingat
Sunaryati
Nah rujuk saja, Bian
Teh Euis Tea
udah balikan aj bian namira
Teh Euis Tea
zahra bknnya ga mau jemput ilham namira tp dia lg ga baik baik aj dia di perkosa sm mantanmu namira
Teh Euis Tea
jd zahra yg jd korbannya😭😭😭😭😭
Teh Euis Tea
kasihan zahra jd di perkosa si ferdy
mbok Darmi
zahra malah yg jd korban ferdi ternyata bener" pecundang pemabuk semoga zahra ngga hamil bisa bundir zahra kalau sampai hamil
Teh Euis Tea
sepertinya ferdy jg kurang sabaran ya, agak kasar sm namira
Teh Euis Tea
akhirnya semuanya berakhir perpisahan kasian bian dan namira sebenarnya tanpa ke2nya sadarin sudah ada benih cinta di hati masing masing khususnya namira yg baru menyadari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!