NovelToon NovelToon
Bad Boy Falling In Love

Bad Boy Falling In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Siapa nama lo?." Suara lelaki itu yang dalam bergema di telinga seorang gadis yang menatapnya dengan penuh minat.

"A-abila!." Jawabnya tergagap

"Apa cewek itu ngeliatin kita?." Lelaki itu melirik ke arah gadis lain yang tengah memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangannya.

Abila yang mengerti maksud lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu langsung mengangguk pelan. "I-iya."

"Good!."

Tanpa berkata apa pun lagi, lelaki itu langsung mencium bibir Abila

Dan, tidak ada yang menyangka bahwa ciuman itu yang akan menentukan nasib mereka.

Satu ciuman dari bad boy tampan dan semua berakhir bagi Abila

Sejak orang tuanya meninggal, Abila Beyza Auliandra lebih suka menjalani kehidupannya dengan tenang. Pemalu dan pendiam, Abila hanya bisa bersikap bebas ketika berada di dekat sahabatnya, Rafka Shankara Arsala pemain basket yang sedang naik daun di sekolah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

    [Minggu di kafe, pukul 08.00 malam]

"Abila! Kamu ngga liat meja 21 nungguin kopinya dari tadi?!."

    "Ah, y-ya maaf!." Seorang gadis berkaca mata mencicit dari balik meja kasir. Dia nampak buru-buru memperbaiki kacamatanya dan bergegas menuju meja pembuatan kopi. Meletakkan cangkir kopi yang masih beruap ke atas nampan dan berbalik berjalan mendekati meja nomor 21.

    "Ini kopinya, Pak, Bu." Kata Abila sembari tersenyum ramah.

    "Kita udah nungguin dari tadi loh!." Pria itu berseru. "Kenapa kok lama banget! Ck, pelayanan yang buruk!."

    Abila menelan salivanya dengan gugup. Pria itu cukup mengintimidasi dan Abila terlalu takut padanya saat ini. Pria itu tampak tidak akan ragu untuk memukulnya.

    "Maaf pak, kafenya penuh hari ini." Jawab Abila dengan sopan. "Saya minta maaf--"

    "Ya ampun, kok kopinya dingin gini sih?!". Wanita yang duduk di depan pria itu tiba-tiba mengeluh, memotong perkataan Abila.

    

    "Dingin?." Abila bertanya dengan hampa. 'Tapi, kopinya kan baru aja di tuang ke gelas?.' Batin Abila.

    "Cepat ganti kopinya!." Bentak pria itu pada Abila.

     Abila tersentak kaget, tetapi dia segera menganggukkan kepalanya, mengambil cangkir kopi  dan kembali membuat secangkir kopi yang baru.

    Sepertinya seluruh penduduk Jakarta ada di dalam kafe ini, bagaimana tidak? Kafe ini benar-benar penuh hari ini dan mungkin itu karena hari ini adalah hari Minggu, letak kafe yang strategis pun membuat tempat itu juga sering menjadi tempat tongkrongan bagi anak-anak sekolah, bersamaan dengan Abila yang sedang membuat kopi, beberapa geng anak-anak sekolah masuk ke dalam kafe tersebut.

    Saking ramainya, Abila bahkan tidak mengenali teman-teman sekelasnya, tetapi lagipula mereka juga hampir tidak memperhatikan Abila.

    Abila tidak keberatan, dia lebih suka ditemani oleh buku-bukunya.

    Matanya yang berwarna coklat bening mengamati sekitarnya dengan hati-hati, dia akan berusia 18 tahun dalam beberapa minggu lagi dan bekerja paruh waktu di kafe untuk mendapatkan uang tambahan.

    Kafe itu ramai dengan orang-orang di hari minggu malam ini, Abila menyeka keringatnya. Rambut coklat panjangnya diikat menjadi sanggul berantakan, sementara wajahnya yang biasanya pucat basah oleh keringat. Kulit pucat nya menjadi terlalu merah setiap kali dia jengkel.

    Abila meraih nampannya dan kembali ke meja sebelumnya, meja nomor 21.

    "Bu, ini kopinya." Katanya dan hendak meletakan salah satu cangkir ke atas meja, tetapi wanita yang duduk itu tiba-tiba mendorong meja dengan kasar.

   Tangan Abila terpeleset dan kopi panas secara tidak sengaja ciprat ke telapak tangannya.

    "Ah!." Abila mendesis, tetapi pria itu dan wanita itu hanya memperhatikan.

    

    "Liat, apa yang sudah kamu lakukan?!." Bentak pria itu pada Abila.

    Beberapa orang pun berbalik dan melihat keributan apa yang baru saja terjadi. Tanpa sepengetahuan Abila, sepasang tatapan mata gelap tertuju padanya, mengawasinya dengan rasa ingin tahu.

    "Eh guys! Bukannya itu si kutu buka kelas 12 B?." Kata salah seorang gadis pada teman-temannya.

    "Kayaknya cewek itu bodoh!." Temannya, seorang lelaki terkekeh.

    Mereka semua sepertinya menikmati penghinaan Abila.

    "Dasar tolol banget!." Seorang gadis berambut pirang mengejek. "Gue benar kan, Zerga?." Gadis itu menoleh ke seorang lelaki berambut gelap yang duduk di sebelahnya.

    Zerga, lelaki itu dengan malas memperhatikan Abila. Lalu setelah mendengar perkataan gadis disebelahnya, Zerga dengan malas beralih menatap gadis itu, gadis berambut pirang yang sudah berpacaran dengannya selama beberapa minggu terakhir.

    "Ayo keluar." Kata Zerga dengan suara dinginnya.

    Gadis berambut pirang itu tersenyum kegirangan dan mengikuti Zerga, melewati pintu di  belakang tempat duduk mereka.

    

    Sementara itu, Abila yang menyadari semua mata tertuju padanya pun membuat tubuhnya gemetaran, perasaannya gugup.

    "Maaf, s-saya..." Abila tergagap.

    "Sayang, ayo pergi!." Pria itu mengajak wanita yang duduk didepannya untuk pergi. "Kafe ini benar-benar tidak nyaman."

    Wanita itu juga merengut saat menatap Abila dan pergi bersama pacarnya.

    Sementara Abila hanya menghela nafas sedih sembari membersihkan meja itu.

    "Abila! Pergi dan buang sampahnya!." Seorang pria yang merupakan manager di kafe tersebut berteriak. "Malam ini, kamu istirahat aja. Nanti malah semua pelanggan jadi kabur karena kamu."

    "Ya, Pak Eko." Abila bergegas mengelap meja, sebelum akhirnya berjalan mengambil sampah untuk di buang ke tempatnya.

    

   Dalam hatinya, Abila sedikit merasa tenang ia tidak harus berurusan dengan pelanggan malam ini. Ia terlalu malu untuk berbicara dengan orang lai dan setelah kematian kedua orang tuanya, satu-satunya orang yang membuatnya merasa nyaman hanyalah Tante Ida dan putra bernama Rafka Shankara Arsala, yang juga merupakan teman satu kelas dan sahabat Abila.

'Apa mendingan aku cari pekerjaan lainnya ya?.' Batin Abila, merasa sedih.

Gadis itu mengambil kantong sampah dsn berjalan menuju pintu belakang kafe.

Begitu berada di luar, Abila membuang sampah tersebut ke tempatnya dan hendak masuk kembali, tetapi langkah terhenti saat sesuatu berhasil menarik perhatiannya.

Dua orang yang berdiri beberapa meter darinya, tetapi tampaknya terlalu asyik mengobrol sehingga mereka tidak memperhatikan keberadaan Abila. Lebih jelas mereka berdua seperti sedang berdebat.

Abila yang mengamati mereka, langsung dapat mengenali salah satunya dan getaran menjalar di tulang punggungnya.

Zerga Ergino Byantara?

"Dasar babi! Lo bener-bener cowok sialan, Zerga!." Teriak seorang gadis yang berdiri di depan Zerga sembari menunjuk ke arah lelaki itu. "Gimana lo bisa minta putus dari gue? Kita itu pasangan couple goals! Semua orang bahkan iri sama kita dan popularitas kita di sekolah! Kalau kita putus---"

Lelaki yang bernama Zerga itu hanya mengangkat sebelah alisnya yang melengkung sempurna. Mata gelapnya yang dingin dan tidak berperasaan seolah dia tidak peduli dengan kata-kata yang gadis itu katakan. Ciri-ciri tampannya di rusak oleh penghinaan murni terhadap gadis tak berharga di hadapannya.

Sementara gadis yang menolak putus dari Zerga itu merupakan salah satu pemandu sorak dari sma Mahardhika dan namanya adalah Lyoraa Amara Mauren.

'Aku seharusnya ngga ke sini.' Batin Abila begitu menyadari bahwa pasangan yang sedang bertengkar saat itu adalah orang-orang yang ia kenal di sekolahnya.

Abila kemudian memutuskan untuk pergi, dia berbalik untuk membuka pintu belakang, tetapi yang mengejutkan, pintu tersebut justru macet!

"Ya ampun!." Abila mengerang kesal. "Gawat kalau sampe mereka liat aku!." Ia kemudian dengan sungguh-sungguh mencoba membuka pintu tersebut.

Namun, saking tua nya pintu tersebut dan meskipun Abila sudah berusaha membuka pintu itu, ia tetap tidak berhasil.

Zerga bersandar di dinding dan mendengus menatap pacarnya, atau sebut saja gadis yang enggan putus darinya.

"Lyoora, emangnya menurut lo... lo itu berarti banget buat gue?." Tanya Zerga, menyeringai. "Kita udah selesai! Gue udah ngga tertarik lagi sama lo. Ngerti?!."

Zerga~ lelaki tampan yang di kenal sebagai playboy di sekolah, tetapi banyak siswi yang berebut mengejar cintanya!

"Gue ngga mau kehilangan reputasi gue di sekolah, Zerga!." Lyoora memohon. Sembari memohon pada Zerga, Lyoora menangis. Membuat Abila yang mendengar hal itu merasa kasihan.

"Zerga, sejak kita pacaran... semua anak-anak sekolah takut sama kita! Mereka semua iri dan pengen sepopuler kita. Tapi, kalau lo putus sama gue, semuanya pasti hancur! Temen-temen pemandu sorak gue juga pasti kabur karena lo!." Lagi, Lyoora kembali buka suara.

Zerga tertawa kecil. "Itu bukan masalah gue." Jawabnya dengan nada acuh tak acuh.

Tatapan matanya tak sengaja tertuju pada jendela kecil di gedung di belakang Lyoora, meski malam hari, tempat itu di terangi cahaya lampu dan bulan. Zerga melihat seseorang yang ia tahu, seorang kutu buku yang terakhir di lihatnya di dalam kafe tadi, kini sedang berada di dekat pintu belakang kafe.

Gadis itu tidak menyadari bahwa Zerga sedang memperhatikannya.

"Zerga-"

"Gue selingkuh dari lo." Zerga menukas perkataan Lyora dan berbohong dengan lancar. "Gue punya pacar lagi selain lo."

Lyoora tertegun mendengar jawaban Zerga. "Lo punya cewe lain?." Tanyanya terlihat tak percaya. "Siapa? Siapa dia?."

Marah, Lyoora benar-benar marah dan kecewa begitu tau ada gadis lain yang mencuri tempatnya di hati Zerga.

'Ini ngga mungkin terjadi!.' Batin Lyoora.

Zerga menyeringai dan dengan santai berjalan menuju gang belakang kafe.

Sementara itu, Abila mengumpat kesal karena pintu yang tak kunjung bisa terbuka. Namun, perasaan kesalnya itu berubah gugup saat mendengar langkah kaki mendekat. Ia menoleh, matanya tertuju pada sosok tinggi Zerga yang mendekat. Abila mencari cara untuk melarikan diri, tetapi kakinya benar-benar membeku di tempat.

Lyoora kebingungan saat memperhatikan Zerga berjalan mendekati gadis berpenampilan polos, yang keberadaannya saja tidak ia perhatikan tadi.

    "Siapa nama lo?." Suara lelaki itu yang dalam bergema di telinga seorang gadis yang menatapnya dengan penuh minat.

    "A-abila!." Jawabnya tergagap

    "Apa cewek itu ngeliatin kita?." Lelaki itu melirik ke arah gadis lain yang tengah memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangannya.

    Abila yang mengerti maksud lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu langsung mengangguk pelan. "I-iya."

    "Good!."

    Tanpa berkata apa pun lagi, lelaki itu menukik ke bawah untuk langsung mencium bibir Abila

    

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!