Seorang mafia yang kejam dan dingin menemukan dua bayi kembar yang cantik di dalam dus yang di letakkan di tempat sampah. Mafia itu merasa iba dan merawat mereka. Kadang dia kesal, lelah dan ingin rasanya melempar mereka ke belahan dunia lain. Itu karena mereka tumbuh menjadi anak yang jail, aktif dan cerewet, selalu menganggu kesenangan dan pekerjaannya. Namun, dia sudah sangat sayang pada mereka. Mereka juga meminta mami sampai nekat kabur karena tidak diberikan mami. Dalam perjalanan kaburnya, ada seorang wanita menolong mereka.
Wanita yang cantik dan cocok untuk menjadi mami mereka. Bagaimana usaha mereka untuk menjadikan wanita itu mami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.28
Anton sudah mendapatkan wanita yang dia rasa cocok untuk jadi bodyguard Anita. Penampilan tomboy tapi cantik, gesit dan pintar. Namanya Kimberly, dipanggil Kim. Wajahnya agak kebulean pantas namanya juga agak bule.
Anton sudah mengecek latar belakangnya dan membaca riwayat hidupnya. Kim berasal dari Bali. Ibu orang Bali, ayah orang Perancis. Lahir di Perancis besar di Bali. Umurnya masih muda 27 tahun, tetapi lebih tua dari Anita.
Keahliannya, memasak, taekwondo, muangthai, berkuda, memanah. Anton rasa itu cukup untuk memenuhi kualifikasi.
Orangnya jarang senyum, rambut coklat panjang, selalu di kuncir. Anton menyerahkan resume Kim pada Alkana. Lalu Alkana memanggilnya ingin mewawancarainya secara langsung.
Kini Alkana bersama Anton sedang mewawancarai Kim di ruang tengah keluarga. Mereka duduk berhadapan terhalang oleh meja kayu. Wajah Kim tampak datar, tidak terlihat gugup atau semangat. Lurus dan datar seperti triplek.
"Nama, kamu?" tanya Alkana.
"Kimberly." Alkana menatapnya, alisnya terangkat satu.
"Hanya Kimberly? Ku pikir ada kelanjutannya, nama keluarga gitu?"
"Ya, hanya Kimberly. Panggil saja Kim," jawabnya tanpa tersenyum.
"Ok! Umur?"
"27"
"Hobby?"
"memasak dan baca buku."
"No wonder," ucap Alkana.
"Apa Pak?" tanya Kim
"Tdak apa-apa"
"Kamu tahu siapa yang harus kamu jaga?" tanya Alkana.
"Nyonya Anita dan anak dalam kandungannya."
"Bagus, kamu harus terus bersamanya! Jangan sampai terjadi sesuatu pada mereka."
"Siap Tuan."
"Kamu sudah mulai bisa bekerja besok! Langsung saja temui Anton!"
"Baik, Tuan. Saya Permisi."
"Silahkan," ucap Alkana. Anton mengantar Kim keluar.
Alkana masuk ke dalam dia akan ke kamar dan menyerahkan resume itu pada Anita. Agar mereka bisa dekat. Begitu sampai di kamar Alkana tidak melihat Anita.
"Ke mana dia?" tanya Alkana.
Alkana keluar dan mencari Anita di kamar si kembar. Benar saja Anita berada di sana. Alkana menghampiri mereka.
"Kalian sedang apa? Sepertinya asyik," tanya Alkana. Dia melihat mereka sedang duduk bertiga.
"Papi, kami sedang melihat video lucu," jawab Dhara.
"Oh... Anita aku tadi sudah wawancarai orang untuk jadi pengawal kamu, ini resumenya."
Alkana menyerahkan resume itu pada Anita.
"Seharusnya tidak perlu. Sudah banyak bodyguard." Anita menolak.
"Tidak sayang, mereka laki-laki. Kalau perempuan kau akan bisa lebih leluasa, tidak canggung." Alkana memberi tahu alasannya.
"Ya sudah, terserah kamu aja."
Anita kemudian membaca resume Kim. Dari resumenya dia terlihat sempurna. Wanita cantik dan banyak keahlian.
"Coba Mami aku mau lihat resumenya!" pinta Dhira.
Anita memberikan resume itu pada Dhira. Dhara dan Dhira ikut membacanya. "Wah, bisa muangthai juga. Bagus nanti kita bisa ajak buat latihan." Dhira tersenyum senang.
Anita menatap mereka dengan perasaan yang sulit diartikan. Dia belum pernah bertemu dengan Kim, tetapi, entah kenapa? Dia merasa tidak nyaman setelah membaca resumenya.
***
Hari ini Kim mulai bekerja. Dia datang setelah keluarga itu sarapan. Anton mengajaknya ke kamar Kim. Anton juga memberi tahu tempat-tempat penting. Dia mengadakan tour singkat pada Kim.
Alkana dan Anton akan berangkat kerja. Dia berpesan pada Kim, agar menjaga Anita dengan baik. Alkana lalu pergi.
Si kembar tersenyum pada Kim, begitu mereka berpapasan. Mereka kemudian pergi ke sekolah. Kim kemudian, pergi ke ruang makan. Dia menemui Anita.
"Pagi, Nyonya," sapa Kim.
"Pagi." Anita membalas sapaan Kim, lalu dia memperhatikan Kim. Mulai dari penampilan sampai gerak-geriknya. Anita hanya ingin tahu lebih dalam tentang wanita ini.
Kim, hanya diam berdiri menunggu instruksi dari Anita. Wajah Kim tetap datar. Anita menilai penampilan Kim seperti tomboy, wajahnya datar dan dingin, tetapi ada sesuatu yang menarik perhatian Anita. Kim ternyata pandai berdandan untuk ukuran wanita tomboy.
Anita berdiri, dia hendak membereskan meja makan.
"Jangan Nyonya, Anda tidak boleh bekerja apa pun!" Kim lalu memanggil pelayan, untuk membereskan meja.
Anita lalu pergi ke ruang tengah untuk bersantai. Kim mengikutinya dari belakang. Kim berdiri di dekat sofa yang Anita duduki.
Anita merasa tidak enak, dia lalu mengajak Kim duduk. "Aku tidak nyaman kau berdiri di situ! Bisakah kau duduk di sini?"
Kim menuruti Anita. Dia langsung duduk di samping Anita. Wawancara singkat pun terjadi. Anita menanyainya beberapa hal.
Setelah itu Anita merasa mengantuk. Dia lalu kembali ke kamarnya. Kim mengikuti masuk ke kamar.
Anita merebahkan dirinya di ranjang, Kim membantu menyelimuti Anita.
***
Satu minggu sudah Kim bekerja di rumah Alkana. Dia. Kim termasuk wanita yang cepat beradaptasi. Dhara dan Dhira pun, sudah dekat dengan Kim.
"Kak Kim, temani aku latihan yuk." Dhara mengajak Kim latihan.
"Maaf, Nona. Saya sedang bekerja," jawab Kim.
"Gak apa-apa, ya Mi?"
"Pergilah Kim. Kasihan mereka, ingin kau temani latihan."
Anita mulai merasakan mual-mual. Dia berlari ke wastafel dan memuntahkan semuanya. Anita merasa pusing dan lemas.
Dia memanggil pelayan untuk membantunya, sedangkan Kim. Sedang bersama si kembar.
Semenjak ada Kim Dhara dan Dhira lebih banyak menghabiskan waktu dengan Kim.
Judulnya saja Kim adalah bodyguardnya tetapi pada kenyataannya dia adalah asisten semua orang. Anita tidak masalah karena dia sendiri merasa tidak butuh Kim. Sudah banyak yang membantunya.
Masalahnya adalah dia merasa kesepian.
Semua orang baik itu si kembar atau Alkana selalu mengandalkan Kim. Mereka sibuk dengan kegiatannya dan jarang menemani Anita.
Mereka hanya menemui sebentar lalu pergi lagi. Seperti saat ini, hari sudah malam. Dhara dan Dhira datang menemuinya hanya untuk mengucapkan selamat malam dan menciumnya.
"Mami kami ke kamar dulu, ya. Selamat malam." Dhara dan Dhira mencium pipi Anita dan pergi ke kamar mereka.
Anita turun dan menyusul mereka ke kamar.
Anita melihat di sana mereka sedang bersama Kim. Entah apa yang mereka bicarakan tetapi mereka tertawa sedangkan Kim tetap dengan muka datarnya.
Anita kembali ke kamarnya ada sedikit rasa cemburu di hatinya. Anita ke kamar mandi dan membersihkan diri. Kemudian setelah itu dia berganti baju tidur dan merebahkan diri di atas tempat tidur.
Datang Alkana, dia baru saja lembur di ruang kerja. "Aku lelah sekali, kamu belum tidur sayang. Apa kabar anak Papi hari ini?" Alkana mencium perut Anita.
"Aku tungguin kamu," jawab Anita.
"Kamu jangan nunggu aku, kamu harus banyak istirahat."
"Iya tapi bukan berarti aku harus tidur terus. Aku juga perlu olahraga dan udara segar. Aku ingin jalan-jalan."
"Tidak boleh! Kandungan kamu masih muda masih terlalu rawan untuk berpergian. Nanti jika sudah di atas empat bulan baru boleh."
"Aku bosan di sini terus!"
"Kenapa bosan, ada Kim. Dia bisa menemanimu mengobrol atau nonton TV. Dia juga cepat akrab dengan si kembar. Aku suka pekerjaannya. Dia gesit dan sigap. Dia juga bisa bela diri, itu nilai plus buat dia. Anak-anak bahkan suka latihan dengannya, dia tangguh sekali."
Alkana memuji Kim sambil tersenyum.
Anita merasa sakit hati dan sedih. Suaminya memuji wanita lain di hadapannya dengan tersenyum.
.
.
.
.
.
dan buat twins tau bahwa pembunuhan keluarga twins karna ayahnya dany