JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU
Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.
Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.
Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .
Wanita ****** dari mana kamu berasal?
Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?
Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.
Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 27
🦋🦋🦋
" Maaf jika suatu saat kamu kecewa lahir dari seorang Ibu sepertiku ya? " suaranya gemetar , air mata menetes dengan sendirinya. Disaat seperti ini seharusnya ada Ibu dan ayahnya . Setidaknya ada tempat untuk nya pulang dan bersandar dari kerasnya dunia.
Karena lelah Jenna tertidur, semalam ia juga pulang saat sudah larut malam. Karena akhir bulan, manager meminta setiap pegawai untuk mengikuti rapat, mengenai cake baru yang setiap bulannya harus ada. Biasanya di bagian penjaga depan akan ada rekomendasi cake baru sesuai permintaan pembeli.
Setelah itu mereka akan mempertimbangkan cake mana yang akan dibuat dan mereka juga akan mengecek cake mana yang sudah tak menarik bagi pelanggan. Bekerja di bidang makanan, memang harus inisiatif. Beberapa pelanggan memang mudah bosan jika hanya disajikan dengan menu yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Jika ada menu baru, mereka akan tertarik. Rasa penasaran itu yang membuat pelanggan memilih untuk mencoba, jadi sebisa mungkin buatlah makanan itu semenarik hingga mampu membuat pelanggan ingin tetap membelinya, bukan sekedar ingin membeli karena penasaran.
*****
Sore sebelum masuk kerja, Jenna kembali datang ke rumah megah yang kemarin ia datangi. Ia berniat mengembalikan pemberian Oma Winda yang menurutnya berlebihan itu. Ia tak bisa menerimanya karena merasa tak pantas.
Setelah tadi ia menghubungi lewat telepon dan mengutarakan niatnya, Oma Winda menolak dengan keras. Wanita tua itu akan marah padanya jika ia tetap kekeuh menolak pemberiannya.
" Permisi " Jenna berdiri dibalik pagar, melalui celah pagar ia melihat seorang satpam yang berada didalam posko nya.
Pak satpam lantas berjalan mendekat saat melihat ada tamu diluar, ia bertanya maksud kedatangan wanita itu ke kediaman Oma Winda.
" Ada perlu apa ya mbak? " tanya Pak satpam, tanpa membuka pagar untuk wanita itu masuk.
" Saya mau ketemu Oma Winda, mau mengembalikan ini, " tunjuknya sebuah paperbag dengan brand ternama ditangannya.
Pak Satpam tampak menatap barang yang dimaksud dan wanita itu secara bergantian. Ia hanya memastikan tak ada mencurigakan dari keduanya.
" Boleh saya periksa barangnya? " tanya Pak Satpam.
" Silahkan Pak, " Jenna menyerahkan paper bag tersebut setelah Pak satpam yang memilih keluar dari pagar.
Sembari menunggu, Jenna sesekali. melihat arloji ditangannya, takut ia melewatkan jam kerjanya.
" Bagaimana Pak? " tanya Jenna.
" Nyonya sedang tidak ada di tempat, " jawab Pak Satpam.
Jenna terlihat bingung, masa iya mau dibawa lagi. Nanti kalau hilang saat ia kerja malah tambah repot, " Nitip aja sama Bapak, nanti kalau Oma pulang tolong kasihkan saja, " ucap Jenna.
" Wahh gimana ya? " Pak satpam juga tampak ragu. Wajar karena Jenna orang asing yang tiba-tiba menitipkan barang berharga yang tidak tau asal usulnya.
" Saya mohon Pak, takutnya kalau saya bawa pulang lagi nanti malah ilang. Gak sanggup saya ganti ruginya, " pinta Jenna dengan wajah memohon.
" Baiklah, saya akan simpan sampai Nyonya pulang, " akhirnya Pak satpam menyerah juga karena merasa tak tega.
" Terima kasih pak, ya udah saya pamit ya, " Jenna kemudian berlari menghampiri ojek yang menunggunya sedari tadi.
Mobil sport berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang diarea perumahan milik Omanya, sebuah pemandangan didepan gerbang rumah Omanya membuat Kafindra mengernyit heran.
Terlihat Pak Mail sedang berbicara dengan seorang wanita muda, tak lama wanita itu pergi dengan sebuah sepeda motor setelah menyerahkan suatu barang pada Pak Mail.
Tin tin tin.....
Suara klakson menyadarkan lamunan pria paruh baya itu, ia segera membuka pintu gerbang agar mobil tuannya bisa masuk.
Kafindra memilih berhenti menunggu, Pak Mail selesai menutup. gerbang kembali.
" Pak, " panggilnya dengan kaca mobil terbuka.
Pak Mail segera mendekat, " Iya den? "
" Tadi siapa? " tanya Kafindra.
" Wanita tadi katanya kenal dengan Oma, terus menitipkan barang ini untuk diserahkan ke Oma, den. "
Kafindra menatap penasaran paperbag yang ada ditangan Pak Mail, " Serahkan ke saya aja, nanti saya yang bilang ke Oma, " ucap Kafindra.
Pak Mail mengangguk seraya memberikan paperbag tersebut.
Mobil melaju di pelataran rumah megah itu , berhenti tepat didepan bangunan mewah, pekerja rumah nantinya yang akan mengurus nya.
Dengan langkah lebar, ia melangkah memasuki rumah yang mungkin akan ia tinggali beberapa hari kedepan. di lengannya sebelah kanan jas kerja terlampir disana, sedangkan sebelah kiri menenteng paperbag tadi yang dimintanya dari Pak Mail.
Ia duduk di meja makan setelah mengambil satu botol minuman dingin untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.
Diambilnya ponsel untuk menghubungi Omanya yang tengah pergi entah kemana, " Oma, " ucapnya setelah panggilan terhubung.
" Oma sedang dimana? kenapa rumah sepi sekali? " tanya Kafindra.
" Aku sedang jalan-jalan, " jawab Oma Winda , wanita tua itu tengah duduk dirumah sederhana yang nampak mulai usang termakan usia.
" Sudah dulu, jangan mengganggu rencanaku, " tanpa menunggu manusia diseberang telepon menjawab, wanita tua itu mengakhiri panggilan begitu saja. Ia sedang malas meladeni bocah itu.
Si pemilik rumah menyambut nya dengan ramah, menyuguhkan teh hangat dan makanan kecil semacam roti yang dibeli diwarung.
" Silahkan di minum Ibu, " ucap seorang wanita yang baru saja kembali dari dapur setelah menyajikan jamuan sederhana untuk Oma Winda.
" Terimakasih, seharusnya tidak perlu repot seperti ini, " Oma Winda tersenyum canggung .
" Tidak repot sama sekali kok, " sahut wanita itu.
" Jadi selama ini adikmu tinggal bersama kalian? " tanya Oma Winda, menatap wanita yang tengah menggendong seorang putra kecil.
Ratna, sang kakak ipar Jenna. wanita itu mengangguk seraya tersenyum, " Benar, sejak ditinggal oleh kedua orang tuanya, Jenna kami urus sampai dia memilih bekerja di kota, " jelas Ratna, sorot matanya memancarkan kesedihan yang mendalam.
" Ibu siapanya Jenna? Kenapa bisa kenal dengan adik saya? " tanya Ratna . Tujuan wanita tua ini datang sampai ke desa hanya untuk menanyakan tentang Jenna, jadi sudah pasti ada hubungan yang tak sederhana didalamnya.
" Jenna ya? " Oma Winda tersenyum, " Dia gadis yang baik dan sopan sekali. "
Diseberang meja, Ratna tersenyum penuh haru. Adiknya itu memang lah anak yang baik. Tidak pernah berkata kasar sekalipun padanya yang hanya ipar.
" Terimakasih Bu, " ucap Ratna, ia rasa wanita tua yang terlihat bukan orang biasa itu sangat menyayangi adiknya, Jenna. Ia merasa tenang jika di kota sana , Jenna, dikelilingi orang-orang baik.
hati itu, obrolan mereka di penuhi dengan cerita masa lalu kehidupan Jenna dan keluarganya. Bagaimana orang tuanya meninggal dan Jenna yang gak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang kuliah karena biaya.
******
" Jen, mulai minggu depan kita bisa dapat cuti satu hari lo, " salah satu teman Jenna bernama Asa , yang bekerja di toko Raincake mengatakan ada pengumuman baru yang dilihatnya di grub whatsapp.
🦋🦋🦋🦋🦋