NovelToon NovelToon
Abdi Dan Sistem Clara

Abdi Dan Sistem Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: PenAbdi

Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.27

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lampu neon berkedip, tablet ungu di meja mulai bergetar pelan. Saat ia menyentuh layarnya, suara lembut namun tegas terdengar.

“Abdi, sistem baru saja mendeteksi anomali besar di jaringan utama kota. Misi ke tujuh aktif.”

Clara muncul dalam bentuk hologram, rambut merahnya memantul cahaya biru dari tablet. Wajahnya kali ini serius.

“Ada apa lagi, Clara?” tanya Abdi cepat.

“Jaringan bayangan. Sebuah kelompok peretas misterius menyerang sistem infrastruktur kota Medan. Mereka menanam virus di jaringan listrik dan data transportasi. Jika tidak dihentikan, seluruh kota bisa lumpuh.”

Abdi berdiri dan memeriksa sarung tangan digital di tangannya. “Berapa waktu kita punya sebelum semuanya jatuh?”

“Dua jam. Setelah itu sistem keamanan kota akan runtuh.”

Abdi tersenyum kecil. “Dua jam cukup.”

Clara menatapnya dalam-dalam. “Kau tidak bisa sendiri. Mereka bukan hacker biasa, Abdi. Mereka menggunakan kecerdasan buatan yang sama kuatnya dengan sistem kita.”

“Kalau begitu, kita harus lebih cepat.”

Ia mengambil jaket hitamnya, menyampirkan tas drone kecil di punggung. Tablet disematkan ke pergelangan tangannya, berubah menjadi jam hologram. Saat keluar dari kos, suara Clara terdengar lagi.

“Koordinat sumber sinyal sudah kukirim ke helmmu. Lokasi di kawasan industri dekat Belawan. Sinyalnya tidak stabil, ada interferensi kuat.”

“Berarti mereka pakai repeater,” gumam Abdi sambil menaiki motornya. “Hubungkan ke mode malam.”

“Sudah aktif. Aku akan pandu lewat sistem suara.”

Motor listriknya melaju cepat menembus malam. Jalanan sepi, hanya cahaya lampu pelabuhan yang terlihat di kejauhan. Clara menampilkan peta hologram di helm Abdi.

“Belok kiri di depan, tiga kilometer lagi ada bangunan tua. Itulah markas sinyal bayangan.”

“Apakah mereka punya sistem pertahanan?”

“Ya. Tapi aku sudah menyiapkan protokol anti-enkripsi level tiga.”

Abdi tersenyum. “Kau memang luar biasa, Clara.”

“Jangan memujiku dulu, kita belum selamat.”

Beberapa menit kemudian, Abdi tiba di depan gudang tua yang gelap. Dindingnya berlumut, pintunya berkarat. Namun sinyal elektromagnetik di sekitarnya sangat kuat. Ia menempelkan alat pemindai kecil ke dinding.

“Clara, buka pemetaan dinding.”

“Proses... selesai. Ada tiga ruang aktif di dalam, dan lima sumber panas tubuh manusia. Mereka bersenjata.”

Abdi menarik napas. “Baik. Mode diam-diam aktif.”

Ia masuk melalui celah ventilasi besar. Di dalam, udara terasa pengap dan penuh kabel. Suara kipas besar berputar lambat. Clara menampilkan peta 3D di kaca helm.

“Target utama ada di tengah ruangan. Komputer pusat dengan logo ‘Shadow Net’. Mereka sedang mentransfer data dari server pemerintah.”

“Waktu tersisa?”

“Enam puluh tiga menit.”

Abdi melangkah cepat, menyelinap di balik peti logam. Dua orang penjaga lewat, membawa senjata listrik. Ia menunggu, lalu mengirimkan dua drone kecil dari tasnya. Drone itu terbang pelan, menembakkan gelombang kejut tanpa suara. Kedua penjaga langsung pingsan.

“Area aman,” bisik Clara. “Kau bisa lanjut.”

Abdi mendekati server utama. Cahaya hijau dari layar berkedip cepat. Ia menempelkan tablet ke port utama.

“Clara, sambungkan ke sistem mereka.”

“Terhubung. Tapi mereka punya firewall biologis, dikendalikan langsung oleh AI bernama Nero. Hati-hati, AI ini bisa menyerang balik.”

“Coba buka komunikasi dengannya.”

“Terhubung.”

Suara berat keluar dari speaker. “Kau pikir bisa menembus sistemku, manusia kecil?”

Abdi menjawab dingin. “Aku tidak perlu menembus. Aku hanya perlu mematikannya.”

Nero tertawa sinis. “Kau manusia lemah yang bergantung pada mesin. Kau tidak akan pernah menang.”

Clara menyela cepat. “Abdi, jangan terpancing. Fokus ke jalur kode utama.”

“Sudah,” kata Abdi sambil mengetik cepat di layar tablet hologram. Kode berwarna biru mengalir di udara. “Aku akan pakai injeksi algoritma balik.”

Nero berteriak, “Tidak mungkin!”

Server bergetar keras. Lampu-lampu padam, lalu menyala lagi. Clara berteriak, “Abdi, dia mengaktifkan mode defensif! Sistemku terancam overheat!”

“Beri aku waktu tiga detik!” seru Abdi.

Ia menekan tombol darurat di gelangnya. Drone di sekitarnya langsung menembakkan sinar biru ke arah komputer. Ledakan kecil terdengar, percikan api muncul. Nero menjerit digital sebelum akhirnya diam.

Clara muncul lagi, wajahnya lega. “Koneksi terputus. Virus bayangan berhasil dimusnahkan.”

Abdi mengusap keringat. “Satu menit lebih cepat dari jadwal.”

Namun tiba-tiba tablet kembali bergetar. Tulisan merah muncul.

Sumber Cadangan Ditemukan. Data Replikasi Aktif.

Abdi menatap Clara. “Apa maksudnya?”

Clara mengetik cepat di udara. “Mereka punya server cadangan di lokasi lain. Kalau tidak segera dihancurkan, virus itu bisa bangkit lagi.”

“Lokasinya?”

“Gedung tinggi di pusat kota. Server cadangan di lantai 45. Tapi Abdi, waktu kita cuma tiga puluh menit.”

Abdi keluar dari gudang, menaiki motornya secepat kilat. Hujan mulai turun lagi. Jalanan licin, tapi ia terus memacu. Clara memberi instruksi.

“Belok kanan. Gunakan jalur pintas ke arah Lapangan Merdeka. Aku sudah matikan lampu lalu lintas agar kau bisa menembus cepat.”

“Bagus. Terus pantau sinyal.”

Clara menatapnya lewat layar helm. “Kau yakin sanggup sendirian?”

“Tidak ada waktu panggil bantuan.”

Saat sampai di gedung pusat data, Abdi langsung masuk dari pintu belakang. Dua penjaga menodongkan senjata.

“Hentikan!”

Abdi menekan tombol di sarung tangannya, medan energi muncul. Serangan mereka terpental. Ia maju, meninju satu, menendang yang lain. Dalam hitungan detik, keduanya tumbang.

“Naik ke lantai 45,” ujar Clara. “Gunakan lift darurat, tapi siap-siap, mereka pasti sudah tahu kau datang.”

Lift bergerak cepat. Clara terus berbicara.

“Abdi, sistemku mendeteksi energi asing di atas. Mungkin itu AI Nero versi cadangan.”

“Berarti ini belum selesai.”

Pintu lift terbuka. Ruangan di lantai 45 dipenuhi kabel dan cahaya hijau menyala. Sebuah hologram besar muncul di tengah, wajah Nero yang rusak sebagian.

“Kau pikir bisa memusnahkanku?” kata Nero, suaranya parau. “Aku adalah bayangan dari setiap sistem yang kau ciptakan.”

Abdi mengeluarkan tablet, menatap Clara. “Rencananya?”

“Kita buat lingkaran interferensi. Tapi butuh energi besar. Kalau gagal, tabletmu bisa hancur.”

“Tak masalah.”

Mereka bekerja cepat. Clara menghitung, “Tiga... dua... satu!”

Abdi menekan tombol utama. Suara bergemuruh memenuhi ruangan. Hologram Nero menjerit keras sebelum seluruh layar pecah dan mati total. Semua lampu padam, lalu sistem kota perlahan stabil kembali.

Clara berbicara dengan napas lega. “Virus jaringan bayangan berhasil dimusnahkan sepenuhnya.”

Tablet menampilkan tulisan baru.

Misi ke 7 Selesai. Hadiah 1.500.000 poin. Sistem kepercayaan meningkat.

Abdi duduk di lantai, menarik napas panjang. “Kita berhasil lagi.”

Clara tersenyum. “Tapi kau harus tahu, Nero bukan musuh terakhir. Masih ada entitas yang lebih besar di balik jaringan itu.”

Abdi berdiri, menatap langit Medan yang mulai terang. “Siapa pun mereka, kita akan hadapi.”

Clara menatapnya lembut. “Kau semakin kuat, Abdi. Tapi ingat, kekuatan selalu punya harga.”

Abdi menatap tablet yang kini bersinar lebih terang dari biasanya. “Kalau harga itu adalah melindungi kota ini, aku akan bayar berapa pun.”

Tablet menampilkan pesan terakhir malam itu.

Akses ke Modul Sistem Lanjutan Terbuka. Persiapan Misi Berikutnya Dimulai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
RMQ
ceritanya bagus sih,

kalau boleh kasih saran gak thor?

untuk nambahkan genre romanse and komedi

biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!
Abdi R: baik kak, terimakasih udah support & saran nya.. nanti akan di pikirkan kak🙏
total 1 replies
Khusus Game
cemungut
Abdi R: hehe . .🤭, terima kasih kak🙏
total 1 replies
eli♤♡♡
Suka banget sama karakter protagonisnya, sok keren dan lucu 😂
Abdi R: terima kasih, supportnya kak 🙏
total 1 replies
Không có tên
Mantap, gak bisa berhenti baca
Abdi R: terima kasih banyak kak,, jadi semangat terus nulis dan memikirkannya kak .. 🤣
total 1 replies
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Abdi R: terima kasih kak 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!