NovelToon NovelToon
Warisan Kaisar Naga

Warisan Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Timur
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ar wahyudie

Di Benua Timur Naga Langit sebuah dunia di mana sekte-sekte besar dan kultivator bersaing untuk menaklukkan langit, hidup seorang pemuda desa bernama Tian Long.
Tak diketahui asal-usulnya, ia tumbuh di Desa Longyuan, tempat yang ditakuti iblis dan dihindari dewa, sebuah desa yang konon merupakan kuburan para pahlawan zaman kuno.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar wahyudie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

Cahaya pagi menetes lembut di atas permukaan kolam spiritual, memantul seperti serpihan kaca cair.

Kabut tipis menari di atas air, membentuk bayangan menara-menara raksasa yang berdiri mengelilinginya sepuluh puncak menjulang, tajam dan megah, seolah menantang langit itu sendiri.

Udara di sekitar kolam bergetar pelan, dipenuhi desis halus qi yang mengalir dari setiap arah.

Burung-burung spiritual terbang rendah, sayap mereka meninggalkan jejak bercahaya di udara sebelum lenyap ditelan sinar pagi.

Di tengah lingkaran itu berdiri Menara Langit Putih.

Dindingnya berkilau keperakan, seolah terbuat dari giok yang menyimpan cahaya bintang.

Setiap permukaannya memantulkan bayangan langit, dan dari puncaknya turun aliran cahaya tipis yang menembus tanah — tempat garis energi bumi dan langit bersatu dalam diam.

Tak ada suara manusia di sekitar menara, hanya dengung lembut yang nyaris seperti napas.

Suasana di sana membawa rasa tenang yang aneh — tenang yang terlalu sempurna, seperti sebelum riak pertama muncul di permukaan air.

Di balik kejernihan itu, terasa sesuatu yang dalam: kekuatan kuno yang mengawasi, menilai, dan menunggu saatnya kembali bergerak.

................... .......................... .........................

Di puncak menara itu, Elder Hua berdiri memandangi lembah yang kini telah kembali sunyi.

Angin membawa aroma tanah basah dan abu formasi yang baru padam.

Matanya menatap jauh ke arah barat, tempat Tian Long terakhir terlihat.

“Darah naga...” gumamnya lirih. “Kalau itu benar, maka langit akan berguncang untuknya.”

Elder Fang muncul dari balik kabut, senyum tipis menghiasi wajahnya.

“Langit memang akan berguncang, Hua. Tapi bukan hanya karena bocah itu.”

Elder Hua menoleh. “Kau tahu sesuatu?”

“Bukan sesuatu. Tapi seseorang,” jawab Elder Fang sambil menatap ke arah horizon.

“Beberapa sekte sudah mencium keberadaan Tian Long. Mereka tidak akan diam.”

Elder Hua menghela napas pelan. “Seperti saat Kaisar Naga terakhir bangkit, ya? Semua pihak berlomba ingin memiliki naga, padahal naga tak bisa dimiliki.”

Elder Fang tersenyum samar. “Kau bicara seperti penyair. Tapi dunia tak lagi mendengar kata-kata indah, Hua. Dunia kini hanya memahami kekuatan.”

................... .......................... .........................

Sementara itu, di bawah bayang menara timur, murid-murid baru tengah berlatih di Lapangan Giok Langit, area terbuka yang diperkuat dengan formasi pelindung untuk menahan ledakan spiritual para murid.

Di antara mereka, Tian Long duduk bersila di bawah pohon plum kuno, matanya terpejam.

Liu Yuer datang membawa dua gulungan bambu. “Ini catatan latihan dari Elder Hua,” ujarnya sambil duduk di sampingnya. “Katanya kau sudah diizinkan memilih menara untuk kultivasi lanjutan.”

Tian Long membuka mata, cahaya biru samar melintas di irisnya. “Menara, ya...”

Ia menatap ke arah langit, di mana sepuluh menara berdiri bagai penjaga dunia.

“Menara bukan hanya tempat belajar,” katanya pelan. “Setiap menara adalah warisan satu sekte kuno, dengan jalannya masing-masing menuju Dao.”

Liu Yuer menatapnya penasaran. “Kau tahu banyak sekali tentang akademi ini.”

Tian Long tersenyum tipis. “Paman keduaku pernah bercerita. Katanya, di masa lalu, sepuluh menara dibangun untuk menyeimbangkan sepuluh aliran kultivasi besar di Benua Timur.

Tapi setelah Kaisar Naga lenyap, keseimbangan itu hilang… dan akademi menjadi benteng terakhir bagi perdamaian.”

Liu Yuer menggenggam gulungan bambu di tangannya lebih erat. “Jadi, menara mana yang akan kau pilih?”

Tian Long diam sejenak, lalu berkata pelan,

“Menara Giok Hijau — tempat di mana bumi dan roh bernafas bersama. Tempat itu menyimpan rahasia formasi kuno. Aku harus ke sana.”

................... .......................... .........................

Di sisi lain akademi, di sebuah aula gelap di bawah Menara Bara Merah — menara yang dikuasai oleh Sekte Bara Langit, hawa panas membara seperti tungku raksasa.

Elder Mo duduk di kursi batu hitam, dikelilingi kabut merah menyala dari lava spiritual yang mengalir di bawah tanah.

Dua murid bersujud di depannya.

Salah satunya berambut perak, wajahnya dingin tanpa ekspresi.

“Guru,” katanya lirih, “kami sudah menemukan celahnya.”

Elder Mo membuka mata perlahan, bola matanya menyala merah seperti bara. “Bicaralah.”

“Dia akan berlatih di Menara Giok Hijau,” jawab murid itu. “Tempat itu dikendalikan oleh Sekte Lima Elemen. Formasinya stabil… tapi terlalu mudah diganggu jika seseorang menanamkan qi asing di titik simpulnya.”

Elder Mo tersenyum tipis. “Bagus. Buat dia percaya tempat itu aman. Tapi saat ia mulai berkultivasi, lepaskan racun spiritual Bara Hitam. Aku ingin tahu… seberapa kuat tubuh naga itu bisa bertahan.”

“Baik, Guru.” Kedua murid menunduk, lalu menghilang ke dalam kabut panas.

Elder Mo menatap ke langit melalui celah batu di atas kepalanya.

“Murid naga… kalau benar kau pewaris Kaisar, maka biarlah aku menjadi dewa yang menjatuhkanmu.”

................... .......................... .........................

Sore harinya, Tian Long melangkah menaiki tangga batu menuju Menara Giok Hijau.

Bangunan itu dipenuhi lumut bercahaya, memantulkan warna lembut di dindingnya.

Udara di sekitar terasa segar, namun ada getaran halus — seperti napas bumi yang pelan tapi dalam.

Di depan gerbang, seorang tetua berjubah hijau menundukkan kepala.

“Selamat datang, murid baru. Aku adalah Tetua Ming, penjaga Menara Giok Hijau.

Tempat ini adalah perwujudan Dao Bumi dan Roh. Ia mengajarkan kesabaran, keseimbangan, dan kebenaran di antara unsur.”

Tian Long membungkuk hormat. “Terima kasih, Tetua Ming. Aku datang untuk belajar.”

Tetua Ming menatapnya dalam, matanya seperti menembus lapisan kulit dan tulang.

“Kau membawa sesuatu dalam tubuhmu. Sesuatu yang bukan milik dunia ini.”

Tian Long tidak menjawab. Ia hanya menunduk pelan.

Tetua Ming menghela napas. “Baiklah. Asal kau tidak kehilangan kendali, Menara ini akan menerimamu.”

Ia memutar cincin giok di jarinya, dan seketika udara di sekeliling bergetar.

Pintu batu menara terbuka, memperlihatkan ruang dalamnya yang bercahaya lembut — lingkaran formasi kuno di lantai tengah berdenyut perlahan seperti jantung raksasa.

“Mulailah dari sana,” kata Tetua Ming. “Dengarkan bumi. Kalau bumi menjawab, maka kau diterima.”

Tian Long melangkah masuk.

Begitu kakinya menginjak pusat formasi, bumi bergetar.

Cahaya hijau melingkari tubuhnya, membentuk pola naga di lantai.

Tiba-tiba, suara berat bergema di dalam pikirannya — suara yang sudah dikenalnya.

“Kau mulai menyentuh dasar dunia, Tian Long.

Tapi hati-hati, bumi menyimpan dendam lebih dalam daripada langit.”

Tian Long tersenyum tipis.

“Kalau begitu,” gumamnya pelan, “biarlah aku belajar berdamai dengan dendam bumi.”

Cahaya hijau semakin terang.

Langit di atas menara mendung.

Dan di kejauhan, di balik kabut, sepasang mata merah samar mengamati dari bayangan.

............               ...................               .............

Pengumuman:

Halo, pembaca setia "Warisan Kaisar Naga" terimakasih karena telah mendukung author selama ini dengan membaca dan likenya.

Agar author konsisten untuk upload cerita, teman-teman bisa membantu menyemangati author dengan memberikan like, komentar dan apresiasinya.

Author juga sangat terbuka terhadap masukan dan koreksi. Kalau ada bagian yang menurut kalian bisa diperbaiki, jangan ragu untuk tulis di kolom komentar, ya! Setiap masukan akan membantu author tumbuh dan menghadirkan cerita yang lebih baik lagi.

Sekali lagi, terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan panjang “Warisan Kaisar Naga.”

Dukungan kalian adalah warisan sejati bagi semangat author

1
Nanik S
Laaaanjjuuuuuut
Nanik S
Tian Long cepat buka Titik Formasi
Nanik S
Elder Mo... Pak Tua tak tahu malu muridnya kalah Dia tidak terima
Nanik S
Ujian Roh Lulus dan apalagi
Nanik S
Ceritanya mulai hidup Tir
Nanik S
Di Akademi pasti bertemu musuh pertamanya
Nanik S
Kalau bukan manusia apa Pak Tua
Nanik S
Teruskan
Nanik S
Lanjutkan 🙏🙏
Nanik S
ceritanya bagus tapi buatlah lebih hidup
Nanik S
Kenapa Tian Long bisa jauh dari pamanya
Nanik S
Lanjutkan.... bagus Tor
Nanik S
Darah Naga adalah Kunci
Nanik S
Aku sebenarnya siapa... kasihan
Nanik S
Sebenarnya Anak Siapa Tian Long
Didi h Suawa
💪💪💪💪
Didi h Suawa
awal yg baik,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!