NovelToon NovelToon
IDOL

IDOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Idola sekolah
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: vennyrosmalia

Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.

" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.

" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

Felisha dan Gina sedang merapihkan baju-baju mereka ke dalam lemari yang tersedia di kamar hotel.

"Alvin ga akan minta satu kamar kan sama kamu." ucap Gina di sela kegiatan mereka.

"Ya gak lah Gina, masa iya kita satu kamar." jawab Felisha.

"Siapa tahu kan dia tiba-tiba datang dan ngusir aku."

Gina masih kesal saja dengan sepupunya itu. Padahal dia ingin menghabiskan wakti bersama di perjalanan dengan sahabatnya.

"Jangan ngaco, panitia juga pasti gak akan izinin."

Gina mengangguk-anggukan kepala menyetujuinya. Jika sampai Alvino nekat meminta satu kamar dengan Felisha, dia akan mengadu pada Ayahnya.

Selesai merapikan kamar, keduanya bergantian membersihkan diri.

"Ayo kita makan siang." ajak Felisha.

Perutnya sudah merasa lapar, lagipula setelah ini mereka akan ada kegiatan yang cukup melelahkan.

Ketika membuka pintu kamarnya, Felisha dan Gina terkejut saat Alvino sudah berdiri di depan kamar mereka.

"Kamu mau apa Alvin?" tanya Gina curiga.

Dia takut pembicaraan mereka tadi akan menjadi kenyataan.

"Aku cuma mau ajak makan siang ko." jawab Alvino.

Felisha kemudian melerai dan berdiri di antara keduanya. Dia tidak mau saudara sepupu itu bertengkar.

"Aku sama Gina juga mau makan siang. Kita bisa pergi sama-sama." ungkap Felisha.

"Tahu nih Alvin, nempel mulu sama Feli kaya perangko."

Gina langsung menggandeng lengan Felisha karena dia tidak mau Alvino mengambil sahabatnya.

"Ck, kekanakan." gumam Alvino.

......................

Kegiatan di hari pertama ini, mereka akan mengunjungi museum sejarah. Kali ini Alvino tidak selalu mengekori Felisha.

Sebab kelas mereka berbeda, jadi baik Felisha dan Alvino mempunyai tugas masing-masing dari guru mereka.

Kegiatan itu berlangsung hingga petang hari. Mereka pun kembali ke hotel setelah selesai di tugas pertama.

......................

"Feli, gimana kalau nanti malem kita jalan-jalan."

Gina sudah melihat-lihat beberapa tempat kuliner yang ada di sekitar hotel. Dia bosan dengan makanan hotel yang itu-itu saja.

"Boleh, tapi kita harus minta izin dulu sama pengawas." ucap Felisha mengingatkan.

"Siap."

......................

Tok.tok.tok

Alvino mengetuk pintu kamar Felisha. Sudah beberapa kali dirinya mengetuk namun pintu kamar tetap tidak terbuka.

"Kemana dia." gumam Alvino dengan raut khawatir.

Tadi saat makan malam, dia tidak melihat keberadaan Felisha dan Gina. Lalu Alvino berinisiatif untuk menyusul ke kamar.

"Alvin." sapa salah satu siswi yang merupakan teman satu kelas Felisha.

Alvino melirik sekilas, karena merasa gadis yang menyapanya pasti ingin mencoba mendekatinya.

Alvino terus mencoba mengetuk pintu sembari menghubungi Felisha melalui ponselnya.

"Kamu cari Felisha kan?" tanya gadis tersebut.

Saat nama Felisha disebut, baru Alvino menoleh pada gadis itu.

"Tadi aku lihat dia sama Gina keluar hotel. Tapi tidak tahu kemana." jelas gadis itu.

Alvino berdecak, pantas pintu kamarnya tidak kunjung dibuka.

Tanpa berterima kasih, Alvino langsung pergi dari hadapan gadis itu untuk mencari Felisha.

"Dia sangat cuek." ucap gadis itu pelan.

Memang seperti itulah Alvino, dia tidak pernah menganggap gadis manapun yang mencoba berinteraksi dengannya.

Namun berbeda dengan Felisha yang begitu mudah untu bisa masuk ke dalam kehidupan seorang Alvino.

......................

"Waahh enak sekali." jerit Gina dengan suara tertahan.

Mulutnya sudah dipenuhi dengan makanan yang dipesannya dari kafe viral.

Beberapa menu sudah tersaji di hadapan Felisha dan Gina.

"Kamu yakin semua makanan ini bakal habis."

Felisha tidak yakin bisa menghabiskan makanan sebanyak ini. Tapi Gina tetap memaksan untuk memesan makanan yang menurutnya enak.

"Tenang aja, kalau gak habis bisa kita bungkus." jawab Gina santai.

Di sudut ruangan, seorang wanita paruh baya terlihat memandangi dua gadis yang memesan makanan dengan porsi banyak di kafe tempatnya bekerja.

"Usia mereka pasti sama dengan anakku." lirihnya pelan.

Felisha yang memandangi pemandangan sekitar kafe, tak sengaja bertemu pandang dengan seorang ibu yang tadi melayani mereka saat memesan makanan.

"Kenapa sorot matanya mirip seperti." gumam Felisha.

Ibu itu menampilkan senyumnya saat Felisha juga menatapnya. Tentu saja Felisha juga membalas senyum itu.

"Feli, aku kenyang banget." ucap Gina sambil mengelus perutnya.

"Wajar kalau kamu kenyang Gina, lihat berapa porsi makanan yang sudah kamu habiskan."

Dengan melihat Gina makan saja, Felisha sudah merasa kenyang. Padahal di depan mereka masih banyak makanan yang tersisa.

"Ini gimana makanan yang belum di makan Gina?" tanya Felisha bingung.

"Sepertinya aku juga tidak bisa menghabiskan makanan ini." cicit Gina pelan.

Dia menyesal juga karena sudah lapar mata memesan banyak menu yang menurutnya menggiurkan.

"Permisi." sapa Ibu pelayan yang tadi melayani mereka.

"Apa makanan ini boleh saya saja yang membungkusnya?" tanya Ibu itu sedikit menunduk.

Saat mendengar keduanya mendebatkan makanan yang tersisa, Ibu itu mencoba mendekat dan meminta makanan itu untuk dibawanya.

"Oh boleh Bu boleh." jawab Gina cepat.

"Iya bu, Ibu bisa membawa makanan yang masih utuh ini." sambung Felisha menambahkan.

"Terima kasih nak, anak-anak Panti pasti senang saya membawa makanan enak." ungkap Ibu itu dengan senyum di wajahnya.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!