Aruna Elise Claire, aktris muda yang tengah naik daun, tiba-tiba dihantam skandal sebagai selingkuhan aktor lawan mainnya. Kariernya hancur, kontrak diputus, dan publik membencinya.
Putus asa, Aruna memanfaatkan situasi dan mengancam Ervan Zefrano—pria yang ia kira bisa dikendalikan. Ia menawarinya pernikahan kontrak dengan iming-iming uang dan janji merahasiakan sebuah video. Tanpa ia tahu, jika Ervan adalah seorang penerus keluarga Zefrano.
“Kamu mau uang, kan? Menikah saja denganku dan aku akan memberimu uang setiap bulannya. Juga, foto ini akan menjadi rahasia kita. Tugasmu, cukup menjadi suami rahasiaku.”
“Dia pikir aku butuh uang? Aku bahkan bisa membeli harga dirinya.”
Pernikahan mereka dimulai dengan ancaman, di tambah hadir seorang bocah menggemaskan yang menyatukan keduanya.
“Liaaan dititip cebental di cini. Om dititip juga?"
Akankah pernikahan penuh kepura-puraan ini berakhir dengan luka atau justru membawa keduanya menemukan makna cinta yang sesungguhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekelebat Ingatan
Malam itu, suasana di rumah keluarga Ervan terasa hangat. Mereka tengah menikmati makan malam bersama. Elara menyambut kehadiran Ervan dengan senyum lebar dan hati riang. Bagi Elara, momen berkumpul seperti ini adalah kebahagiaan yang tak tergantikan.
“Eh, Ervan ... Alian kapan kamu bawa ke sini lagi? Ajak lagi dong, sekalian sama temen kamu itu ya. Mama senang kalau Alian main ke sini,” ucap Elara lembut, sambil menyendokkan sayur ke piring Ervan.
Namun, ucapan itu langsung mengundang lirikan tajam dari Arion, “Mama udah nggak senang Papa di sini, ya?” desis Arion dengan nada kesal, mencoba menyembunyikan rasa cemburu yang menguar.
Senyuman Elara pun surut. Ia mengangkat bahu dan menjawab polos, “Bukan nggak senang, udah bosan aja.”
Ucapan itu membuat Arion terdiam dengan wajah tak percaya, sedangkan Dara dan Amara malah tertawa geli menyaksikan adu mulut lucu orang tua mereka. Hanya Ervan yang tetap tenang, menunduk, dan menatap ponselnya. Di layar, ia melihat status Aruna yang baru saja diunggah,
“Kembali sendiri.”
“Kan ada dua dayangnya, masa sih kesepian?” batin Ervan sambil tersenyum tipis. Ia meletakkan ponselnya di atas meja, mencoba tidak terlalu memikirkan makna status itu, lalu kembali fokus menyantap makanannya.
“Iya Van, besok kamu ada acara nggak? Anterin Mama ke salon, bisa?” tanya Elara sambil menyodorkan gelas air.
Ervan menggeleng pelan. “Nggak bisa, Ma. Besok orang tua temenku nikah, aku diundang. Dara juga ikut, jadi aku nggak bisa nemenin Mama,” jawab Ervan jujur.
Elara dan Arion saling pandang, tampak heran. “Orang tua temanmu nikah?” tanya Elara, sedikit ragu.
“Heum, temenku baru punya papa tiri. Sebenarnya ... aku juga pengen gitu, tapi ...,” Ervan menggantung ucapannya, lalu menoleh ke arah Arion yang saat itu menatap tajam, seolah membaca pikirannya.
“Padahal dulu kalau jadi, kita punya papa tiri juga, Bang. Sayang aja Papa minta balikan,” celetuk Dara santai, membuat Arion menghela napas berat.
“Astaga ... kalian senang banget membully Papa kalian sendiri,” sindir Arion, menggeleng kesal.
“Bukan membully, kami cuma berandai-andai. Tapi, nggak ada yang lebih bikin kami bahagia dari kembalinya cinta kalian. Aku dan Abang malah punya adik baru karena itu,” ucap Dara tulus, membuat Elara terkekeh. Ia menoleh ke arah suaminya, lalu meraih pipi Arion dan meng3cupnya lembut.
Ketiga anak mereka serempak memutar bola mata, geli melihat romantisme mendadak kedua orang tuanya.
Selesai makan malam, Ervan kembali ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, lalu mulai memainkan ponsel. Tak lama, ponsel keduanya yang berada di atas nakas berdering. Nama Aruna tertera di layar, melakukan panggilan video. Ervan buru-buru menjawab dan menampakkan wajahnya di layar.
“Kamu di mana?” tanya Aruna dengan mata yang tampak sipit kelelahan.
“Di kamar, kenapa?” tanya Ervan balik, heran.
“Besok bisa anter aku?” tanyanya pelan.
“Kayaknya nggak bisa, aku ada acara besok,” jawab Ervan jujur.
Aruna mengangguk, meski jelas terlihat kekecewaan di wajahnya. Tapi ia tetap tersenyum.
“Oh ... yaudah, nggak apa-apa. Aku tutup dulu, ya,” ucapnya pelan lalu langsung mengakhiri panggilan.
Ervan terdiam. Ucapan dan sikap Aruna terasa ganjil. “Kenapa sih dia? Aneh,” gumamnya, lalu kembali menatap layar ponsel sambil menghela napas.
Sementara itu di sisi lain, Aruna menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Setelah hampir dua minggu rumahnya penuh canda dan tawa, malam ini terasa sunyi dan hampa, ia merasa kehilangan. Tapi ia sadar, tak bisa memaksa siapa pun untuk tinggal.
Ia bisa saja menghubungi Reva agar datang menemaninya. Tapi ia tahu, sahabatnya itu juga punya kesibukan, dan tak selalu bisa hadir setiap waktu.
“Sudahlah ... aku harus tidur cepat malam ini. Besok banyak aktivitas,” gumamnya.
Aruna bangkit dari ranjang, hendak menuju kamar mandi. Namun langkahnya terhenti, dunia seolah berputar dan pandangannya mengabur. Kepalanya terasa amat sakit, seperti dihantam ribuan palu. Sekelebat bayangan muncul dalam benaknya, bayangan dirinya berlari, menghindar dari sesuatu yang gelap dan menakutkan.
Brugh!
Tapi sayangnya, Aruna tak mampu untuk menahan kesadarannya hingga kegelapan pun akhirnya merenggut kesadarannya.
.
.
.
.
Pagi harinya, Neo dan Reva datang seperti biasa. Neo duduk dibonceng oleh Reva di motor Vespa milik perempuan itu.
“Sampai jugaaa. Astaga, ganti motor kek, Rev! Duitmu banyak, motor masih butut kayak umur kakek tetangga!” seru Neo sambil melepas helm.
“Daripada banyak omong, mending kamu beliin aku motor baru. Ini juga aku baru beli,” balas Reva ketus.
“Diiih, kalau kamu jadi istriku nanti, mas kawinnya motor deh!”
“Aku maunya nikah sama jantaan, bukan betina semi jantaan!” balas Reva ketus. Neo tertawa keras.
“Yang penting masih ori, Beb. Belum dirombak!”
Reva mendengus malas. Mereka berjalan menuju pintu rumah Aruna dan menekan bel. Tak ada jawaban. Neo mengetuk pintu dan mengintip lewat jendela. Masih hening, tak ada terdengar suara apapun di dalam.
“Padahal mobilnya masih di depan,” gumam Reva bingung.
“Kita kepagian ya?” tanya Reva.
“Enggak, ini udah hampir setengah enam,” jawab Neo sambil mengecek jam di ponsel.
Reva lalu mengintip ke jendela kamar Aruna, tapi tirai tertutup rapat. Neo mencoba memutar gagang pintu. Aneh, pintu tidak dikunci.
“Beeeeb?” teriak Neo masuk pelan.
Reva yang melihat itu syok. “Jangan-jangan ... Aruna dirampok?!”
“Kalau gitu kamu aja yang masuk! Kalau ada rampok, teriak ya ... biar aku kabur!” sahut Neo, penakut.
Reva memutar bola mata dan masuk sendiri. Ia mengecek satu per satu ruangan, sampai akhirnya membuka pintu kamar Aruna perlahan. Terkejut luar biasa, saat ia melihat Aruna tergeletak di lantai.
“ARUNAAAA!” teriak Reva panik, segera menghampiri dan memangku kepala sahabatnya.
“Naaa! Bangun! Naaa!” Reva menepuk-nepuk pipi Aruna.
Napas Aruna masih ada, meski lemah. Reva segera berteriak memanggil Neo. “NEOOOOO! NEEEOOOO!”
Namun bukannya datang, Neo justru terlihat kabur sambil menyeret sepeda motornya.
“MAU KE MANA KAMU HAH?!” Reva berlari sambil melepas sandalnya, lalu melemparkan ke kepala Neo.
“Perampoknya ada?! Amanin dulu motormuuu!” teriak Neo panik.
“Bukan perampok! Aruna pingsan!” pekik Reva.
“HAH? PINGSAN?!” Neo langsung menjatuhkan motornya dan lari tanpa pikir panjang.
BRAK!
Motor terjatuh keras, mata Reva terbelalak lebar, “Astaga ... motor kreeditkuuuu!”
Ia ingin menolong motornya, tapi lebih khawatir pada Aruna. Akhirnya, dengan geram, ia lari menyusul Neo.
“Awas kamu, Neo! Kepotong mpriiitmu ituuu! Lihat aja!” desisnya penuh amarah.
__________________________________
Alian: "Otholnya itu mau buat kita ceteleeees nda cadal juga kalian onty-onty?"
Sayang disia²in kecerdasanmu itu 😂🤣
Sebuah pernikahan yg dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan adanya imbalan materi bagi salah satu pihak, serta ketentuan-ketentuan lain, yang diatur dalam suatu kontrak atau kesepakatan tertentu, dan hal yang menonjol hanyalah keuntungan dan nilai ekonomi dari adanya kontrak atau kesepakatan tersebut yang menyebabkan nikah kontrak berbeda dengan pernikahan pada umumnya, sehingga nikah kontrak dianggap menyimpang dari tujuan pernikahan yang mulia.
Pada dasarnya pernikahan dilatarbelakangi adanya perasaan saling mencintai satu sama lain.
Rasa cinta inilah yang kemudian mendorong seseorang untuk berkomitmen menuju mahligai kehidupan rumah tangga.
Harapan saya semoga endingnya sangat mengesankan.
Ervan benar² tulus mencintai Aruna yg tak lain adalah Skyla wanita yg dia cintai pertama kali setelah ibunya, sehingga terciptalah keluarga kecil yg samawa.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial dan memiliki hasrat fisik dan emosional tertentu.
Berkat pernikahan, seseorang memiliki kesempatan untuk mengembangkan ikatan kepercayaan yang mendalam dan ikatan emosional dan fisik yang penuh kasih sayang dengan seseorang yang istimewa.
TETAP SEMANGAT & SEHAT SELALU
🥰💝😍💖🤩