Legenda Penguasa Dewa Tertinggi

Awan-awan berkumpul menjadi satu membentuk sesosok pemuda berwajah tampan dengan rambut biru. Dia belum membuka matanya, tapi pemuda itu sudah ratusan tahun berada di rahim suci.

Swuuuussss

Benang-benang emas memutus hubungannya dengan rahim suci lalu sebuah portal menghisapnya. Pemuda itu muncul di sebuah istana dimana sang pemilik istana menginginkan seorang anak.

Sebelum membuka matanya, lambang trisula muncul di dahinya. Dia adalah reinkarnasi sang dewa laut yang sudah menunggu ratusan tahun untuk dilahirkan.

"Sepertinya mereka sudah sampai," gumamnya.

Miliaran tahun lalu, sang dewi kehidupan yang mulai melemah muncul di alam antah berantah yang kelak akan dikenal sebagai alam surgawi. Ia kasihan melihat penduduk alam surgawi yang tak bisa memiliki keturunan. Maka dari itu ia menggunakan kekuatan terakhirnya untuk membentuk rahim suci di alam surgawi.

"Di masa depan, aku akan naik ke alam surgawi dan saat itu tiba, seorang diantara kalian akan melahirkan seorang anak untuk pertama kalinya. Jika ada yang melahirkan seorang bayi, maka rahim suci akan menghilang." Kata-kata sang dewi tercatat di dalam prasasti surgawi. Sampai sekarang semua orang mengingat kata-kata itu.

Di hamparan es yang sangat dingin, seorang wanita dengan perut beda berjalan tak tentu arah. Sudah beberapa hari ini perutnya kesakitan, tapi tak ada tabib yang bisa menyembuhkannya.

"To … long!" ujarnya lemah sebelum ia ambruk ke hamparan es.

"Tunggu, sepertinya aku mendengar suara minta tolong," ujar Zi Yue.

"Benarkah?" Erlang Shen memperhatikan sekelilingnya, tapi suara minta tolong itu tak terdengar lagi.

"Tolong a-aku!" Suara wanita kembali terdengar. Tanpa basa-basi lagi, Erlang Shen dan Zi Yue langsung mencarinya. Tak butuh waktu lama, mereka menemukan seorang wanita yang akan melahirkan.

"Shen Gege, sepertinya perempuan ini akan melahirkan," ujar Zi Yue.

"Hah!" Erlang Shen jelas kebingungan. Setahunya di alam surgawi, tak ada seorang pun yang dapat melahirkan.

"Jangan hah ho hah ho dulu! Aku harus membantu wanita ini." Zi Yue menimpali.

"Ya, sudah! Aku akan menunggumu di sini." Erlang Shen membuat segel tangan dengan cepat lalu sebuah formasi mengelilingi Zi Yue yang sedang membantu perempuan itu melahirkan.

"Kok bisa? Padahal semua perempuan di alam surgawi tidak bisa melahirkan." Erlang Shen bertanya-tanya. Kebingungan menghilang saat seorang wanita muncul di sampingnya.

"Sang pencipta rahim suci ada di sini. Sesuai dengan kata-katanya di masa lalu, rahim itu akan menghilang saat seorang akan melahirkan. Dewa Laut adalah anak yang terakhir yang lahir dari rahim suci, sementara aku akan menjadi orang pertama yang dilahirkan di alam surgawi," jelas wanita itu. Dia adalah Dewi Bumi.

"Aku masih bingung," ucap Erlang Shen.

"Kedengarannya memang aneh, tapi setelah dilahirkan, ibuku akan mati. Aku ingin kalian membawaku ke klan Qiu." Setelah mengatakan itu, Dewi Bumi menghilang dan meninggalkan lencana emas klan Qiu.

"Klan Qiu!" Erlang Shen bergumam. Entah kenapa klan itu terdengar familiar.

Suara tangisan bayi membuyarkan lamunannya. Tangisan bayi itu di iringi dengan hamparan es yang berubah menjadi tanah subur. Lalu tak lama kemudian, hamparan es yang sangat luas berubah menjadi hutan belantara.

Kenapa hutan? karena Zi Yue menggendong bayi yang baru saja lahir. Bayi itu merupakan Dewi Bumi, dan kekuatan keduanya bergabung membentuk hutan belantara yang sangat luas.

Zi Yue keluar dari balik formasi. Ibu dari bayi itu sudah mati dan mayatnya terkubur di sana. Zi Yue jelas kebingungan. Pasalnya ia tak tahu asal-usul dari bayi itu.

"Dia adalah Dewi Bumi. Sebelum menghilang, dia ingin kita membawanya ke klan Qiu." Erlang Shen mengalungkan liontin di leher bayi itu. Bandul liontin itu adalah lencana emas klan Qiu.

"Kita tidak punya banyak waktu. Kita harus ke sana sekarang," ujar Erlang Shen.

Erlang Shen dan Zi Yue berjalan menyusuri hutan yang baru saja muncul itu. Mereka dipandu oleh seekor kunang-kunang kecil yang selalu mengedipkan cahayanya.

Sekitar dua jam kemudian, mereka sampai di gerbang klan Qiu. Klan itu sudah hancur dan puluhan mayat berserakan di sekitar sana.

"Bagaimana ini? Tak ada seorang pun yang tersisa. Kepada siapa kita akan menyerahkan bayi ini?" tanya Zi Yue. Erlang Shen hanya menggeleng pelan. Tak beberapa lama, seorang pria menghampiri mereka. Satu-satunya anggota klan Qiu yang tersisa adalah pria itu.

Pria itu tersenyum saat melihat bayi perempuan yang digendong oleh Erlang Shen. Tanpa berkata apa-apa, ia langsung menggendong bayi itu dengan mata berkaca-kaca.

"Banyak orang yang mengincar bayi ini. Aku berterima kasih karena kalian menyelamatkannya," ujar pria itu sebelum menghilang entah kemana.

"Kita juga harus pergi," ucap Erlang Shen.

Keduanya melesat meninggalkan klan Qiu. Setelah mereka pergi, pria itu muncul kembali. Ia menghentakkan kakinya ke tanah dan dalam sekejap klan Qiu berubah menjadi kuburan. Tangis bayi itu membuat burung-burung berkumpul di sekitarnya. Bahkan, hewan-hewan yang entah darimana asalnya muncul di sana.

"Rahim suci sudah menghilang! Apa mungkin wanita itu adalah reinkarnasi Dewi Kehidupan?" tanyanya. Ia mengalihkan pandangan ke arah hutan yang sebelumnya merupakan hamparan es abadi yang berusia miliaran tahun.

"Dia sudah datang! Itu artinya sebentar lagi alam surgawi akan berubah." Pria itu kembali menghilang. Tak lama setelah ia pergi, beberapa orang datang ke tempat klan Qiu.

"Ini perintah! Siapapun yang menemukan bayi itu akan diberi hadiah oleh Yang Mulia Kaisar Surgawi!" Suara seseorang terdengar di langit. Dalam waktu singkat, orang-orang mulai memburu bayi yang baru saja di lahirkan itu.

"Satu lagi orang gila!" Erlang Shen yang mendengar pengumuman itu bergumam pelan.

"Bayi yang lahir punya keistimewaan. Wajar saja kalau mereka memburunya " Zi Yue menimpali.

Di lapisan kedua langit alam surgawi, hamparan awan yang merupakan rahim suci bergetar. Satu per satu, awan-awan yang ada di sana mulai menghilang dan berubah menjadi bola cahaya.

Wuuuussss

Tak butuh waktu lama, rahim suci alam surgawi berubah menjadi bola cahaya yang melesat ke bawah dengan kecepatan penuh. Bola cahaya itu menyusuri langit alam surgawi dan menyebarkan butiran-butiran halus. Bola cahaya itu terus melintasi langit sampai ia menemukan Zi Yue.

Swuuuussss

Bola cahaya itu berubah menjadi butiran halus dan memasuki tubuh Zi Yue. Meski begitu, Zi Yue tak menyadarinya. Ia hanya merasa tubuhnya terasa hangat.

"Ada apa, Yue'er?" tanya Erlang Shen.

"Tidak apa-apa! Aku hanya merasa energi hangat yang memasuki tubuhku," jawabnya dengan santai.

"Yakin kau baik-baik saja?" tanya Erlang Shen khawatir.

"Kau berkeringat seperti itu. Kamu tidak sakit, kan?" Erlang Shen kembali bertanya.

"Aku juga tidak tahu. Energi aneh itu tidak menghilang," jawab Zi Yue.

"Sebaiknya kau beristirahat dulu." Erlang Shen membawa Zi Yue ke dalam dimensi. Entah kenapa ia bisa merasakan energi hangat yang menjalar di seluruh tubuh istrinya itu.