Reinkarnasi Menjadi Murid Suamiku

Kini Rasti dan Yuda berada di depan mini market yang jaraknya tak jauh dari sekolah. Keduanya duduk saling berhadapan.

"Sekarang beritahu aku, dimana letak tanda lahirku?" tukas Yuda dengan nada berbisik. Ia juga tak lupa melirik kiri dan kanan, memastikan tidak ada orang yang mendengar.

"Di pantatmu. Tepat di bagian sebelah kiri. Bentuknya sebesar buah apel," ungkap Rasti.

Yuda membulatkan matanya. Ia tentu tak menyangka Rasti tahu tentang tanda lahirnya.

"Apa kau menguntitku? Kau pasti pernah mengintipku mandi kan?!" timpal Yuda. Dia mencoba berpikir logis, sebab mustahil jika Rasti tahu tanpa melihat.

"Sudah kubilang itu karena aku Farah. Setelah kecelakaan itu, aku langsung terbangun dalam tubuh Rasti. Aku tahu ini mungkin sulit untuk kau percaya. Tapi itulah yang terjadi, Yud. Aku bersumpah kalau aku ini Farah. Coba tanyakan saja sesuatu yang pernah kita berdua lakukan dan hanya kita yang tahu," tanggap Rasti. Dia bicara dengan serius.

Yuda memicing curiga. Namun dia mencoba mengingat kenangan yang hanya pernah dirinya dan Farah lakukan bersama.

"Jika kau Farah, coba ingat kenangan ini. Semua orang tahu kalau aku melamarmu di restoran. Tapi sebelum itu, aku pernah melamarmu di tempat lain. Apa yang terjadi saat itu? Kalau kau tahu, maka kau benar-benar istriku. Karena hanya kita berdua yang tahu kejadian itu," ujar Yuda panjang lebar.

Rasti tersenyum tenang. "Kita ada di Bali saat itu. Kau mengajakku menyelam sambil berpegangan tangan. Lalu saat itulah kau melamarku. Tapi semuanya kacau saat kau tak sengaja menjatuhkan cincin.

Yuda semakin dibuat kaget. Karena Rasti lagi-lagi mengetahui rahasia tentang dirinya.

"A-apa kau benar-benar Farah?" tanya Yuda. Sepertinya dia mulai percaya.

Rasti mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca. "Itulah alasan kemarin aku bersama Reno. Aku merindukanmu dan juga anak-anak. Aku sangat merindukan kalian..." ucapnya yang akhirnya terisak.

Yuda jadi ikut menangis. Meski sulit dipercaya, namun dia memilih percaya. Mengingat Rasti mengetahui banyak hal detail tentang dirinya.

Yuda beranjak dari tempat duduk. Dia lalu memeluk erat Rasti. Seolah melepas rindu, keduanya saling berpelukan.

"Aku sangat merindukanmu... Kenapa kau tidak memberitahuku dari awal?" tanya Yuda.

"Aku takut kau akan menjauh. Tapi saat aku berusah menutupi semuanya, kau justru semakin menjauh. Jadi sekarang aku memberitahumu semuanya..." isak Rasti.

"Dari semua orang, kenapa kau harus berada di tubuh muridku..." Yuda ikut terisak.

"Kau pikir aku tidak frustasi akan hal itu?! Aku bahkan beberapa kali kelepasan memanggilmu sayang!" balas Rasti.

Yuda terkekeh di tengah tangisnya. Sekarang dia tahu alasan kenapa Rasti memanggilnya sayang beberapa kali.

"Sekarang kau bisa memanggilku sayang lagi..." kata Yuda.

Rasti mengangguk. Dia dan Yuda kembali duduk setelah puas saling melepas rindu.

"Jadi sekarang kau tinggal bersama keluarga Rasti?" tanya Yuda.

"Iya. Terasa aneh sekali," jawab Rasti.

"Apa kau ingat dengan kecelakaan yang kau alamai terakhir kali? Itu bukan kecelakaan biasa kan?"

"Benar! Rudi lah yang sudah membunuhku. Aku tak tahu bagaimana dia keluar dari penjara. Tapi aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia bahkan sempat-sempatnya meludah padaku saat aku sekarat," jelas Rasti.

"Kita harus cari bukti untuk bisa membalas kejahatan Rudi!" Yuda mengepal erat satu tangannya. Ia menatap ke arah Rasti dan menggenggam tangannya. "Kau pasti kesulitan sekali," tuturnya.