NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 26 - Suamiku!!

Tia memperhatikan pria disampingnya. Tangan pria itu masih memegang botol kaca, sementara di lantai masih tergeletak cangkir setengah kosong yang berisi jamu, menandakan bahwa pria itu telah melakukan banyak hal hanya untuk membuatnya tidak kesakitan.

Hatinya seketika menjadi lembut sekaligus sakit. Lembut karena merasakan kasih sayang pria ini yang tulus untuknya. Sakit karena mengingat perlakuannya selama ini padanya. Betapa buruk perlakuannya terhadap pria yang dimata hukum dan agama adalah SUAMINYA? Tia merasa bersalah.

Tia terpaku menatap laki-laki di depannya. Perasaannya sangat campur aduk. Antara malu, tersentuh, sedih sekaligus bahagia menjadi satu. Pelan-pelan Tia membelai pipi Rizal dengan lembut. Dia laki-laki yang tampan. Alisnya tebal dan tegas, hidungnya mancung, bibirnya tipis. Terdapat beberapa kumis tipis di atas bibirnya. Tanpa sadar Tia menatap bibir itu. Bibir yang pernah singgah didalam mimpi-mimpinya.

“Bolehkah?? Bolehkah Aku mengecupnya?” tanpa sadar Tia sudah menangkup wajah Rizal dengan kedua tangannya, kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajah Rizal. Tia memejamkan matanya, dengan lembut dan pelan dia mengecup bibir itu, menikmati momen itu untuk waktu yang lama. Rasa hangat, lembut, kenyal, dan manis seketika dirasakannya. Tubuhnya menjadi kaku. Dia merasa seperti tersengat aliran listrik. Rasa geli dan menggelitik seketika menjalari tubuhnya. Dia ingin merasakan bibir itu secara keseluruhan!!

Tia menjadi rakus dan serakah. Dia mengecup bibir itu secara bergantian. Kemudian dengan lembut dia melumat bibir Rizal. Berusaha untuk meneguk segala kemanisan yang ada didalamnya. Secara tiba-tiba Rizal membuka bibirnya, entah dalam kondisi sadar atau tidak. Tia mengambil kesempatan itu untuk menjulurkan lidahnya dan mengeksplor keseluruhan. Dia sudah lupa diri, lupa segala-galanya. Yang ada didalam pikirannya hanyalah bagaimana cara memuaskan dahaganya akan bibir itu.

Kemudian Tia merasakan sepasang tangan kokoh memeluk tubuhnya dengan erat, dan pemilik tangan itu membalas ciumannya dengan tak kalah buasnya. Melumat dengan rakus, mendesak sekaligus menggodanya. Dua lidah saling bertautan, seolah-olah tak ingin terpisahkan. Tia menghirup bibir itu sepuas-puasnya, seolah-olah bibir itu sumber air ditengah padang pasir.

Ketika tangan-tangan kokoh itu mulai bergerilya disepanjang tubuhnya, Tia mulai mendapatkan pikirannya kembali. Dengan segera dia membuka matanya, menjauhkan bibir dan tubuhnya dari laki-laki itu. Dengan gugup dia menatap wajah Rizal. Dia yang mulai mencium laki-laki itu, jadi kesalahan bukan terletak padanya. Namun wajah yang ditatapnya ternyata masih memejamkan matanya alias tertidur?? Benarkah laki-laki ini tidur? Tadi dia membalas ciumannya…

Tia menatap wajah Rizal dengan seksama. Napas halus dan teratur mulai didengarnya. Yuppp!! Laki-laki ini memang masih tidur!! Entah harus sedih atau bahagia dia menerima kenyataan itu. Yahhh, setidaknya laki-laki ini tidak tahu bahwa aku sudah menciumnya, pikir Tia galau.

Sepanjang malam itu, Tia benar-benar kebingungan. Dia ingin mencium bibir itu lagi, tapi dia takut sang pemilik bibir akan terbangun. Haaaahh… Apakah dirinya sudah menjadi maniak yang suka mencium bibir? Kenapa dia sangat ingin mencium bibir itu lagi? Apa jadinya kalau sampai Rizal tahu bahwa dia menciumnya? Dia pasti tidak akan punya muka. Selama ini yang selalu bersikap sok jual mahal, sok berharga diri tinggi, dan sok pembuat aturan adalah dirinya. Betap sangat memalukan!!

Tia memutuskan untuk tidur membelakangi Rizal. Sebenarnya dia ingin mencium bibir itu sekali lagi sebelum dia memutuskan untuk tidur, tapi dia menoba menahan diri. Akhirnya dengan pikiran galau dan tak tentu arah, dia bisa terlelap juga.

***

Pagi datang begitu cepat. Rizal datang membangunkannya dengan secangkir teh hangat.

“Dek… Dek… bangun. Sudah pagi sayang…” Dengan lembut Rizal menepuk-nepuk bahu istrinya. Dengan malas Tia membuka matanya. Betapa malunya dia melihat wajah itu. Dengan cepat Tia menutup wajahnya dengan selimut.

“Apa sih Mas… Kok masuk ke kamar segala?”

“Masih sakit perutnya Dek? Ini Mas buatin teh hangat, kata nenek air hangat sangat bagus untuk memperlancar sirkulasi darah. Agar perutnya gak sakit lagi Dek…”

“He’em...” Tia menjawab singkat. Sebenarnya dia tidak bermaksut untuk bersikap seperti ini. Namun dia terlalu malu untuk menatap wajah Rizal. Dia sangat ingat dengan apa yang diperbuatnya semalam. Seperti wanita gila, buas dan rakus dia mencium laki-laki itu. Dia merasa sudah memperkosa laki-laki itu. Tia semakin rapat menutup wajahnya. Rasa malu menjalari wajahnya dengan sangat cepat.

“Perutnya masih sakit kah? Apa perlu Mas ke kantor Adek untuk ijin gak masuk kerja?” Rizal bertanya dengan lembut.

“Gak…Gak usah Mas. Hari ini Aku cuti…” tanpa melepas selimut yang menutupi wajahnya Tia menjawab pertanyaan Rizal.

“Beneran cuti Dek?” Dari dalam selimut Tia mengangguk-anggukan kepalanya.

“Hehe, karena Adek cuti ya udah Mas gak kerja juga.” Rizal tampak riang gembira mendengar berita istrinya cuti. Tia mengintip ekpresi Rizal dari sela-sela selimut yang diturunkannya sedikit demi sedikit. Hatinya bergetar melihat ekpresi dan tawa bahagia laki-laki itu. Hahhh… ada apa dengan dirinya? Apa ini gara-gara perubahan hormone yang terjadi karena dirinya sedang datang bulan? Kenapa laki-laki ini jauh terlihat tampan? Kenapa senyumnya begitu indah? Dan bibir itu… bibir itu… bibir nikmat itu… Arrrggghhhh!!! Tia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha membuang jauh-jauh pikiran kotornya. Sementara Rizal menatapnya dengan kebingungan.

“Ada apa Dek? Perutnya masih sakit kah?” Rizal mulai bertanya khawatir dan dijawab dengan gelengan kepala lagi.

“Ayo bangun Dek, ini diminum tehnya. Mumpung masih anget, biar perutnya gak sakit lagi Dek…”

“Loh kenapa?.”

“Wajahku jelek banget Mas…Hushh..Hushh…”

“Yaelah Dek… Mas pikir kenapa. Bagi Mas wajah Adek itu selalu cantik, imut, manis…”

“Argghhhh…hushhh…huuusshh… keluar Mas…” Akhirnya dengan enggan Rizal keluar juga.

Sebenarnya mengusir Rizal keluar dengan alasan wajahnya jelek hanyalah alasan yang dibuat-buat. Alasan sebenarnya adalah karena dia malu bertatap muka dengan Rizal. Tadi malam dia sudah mencuri ciuman laki-laki itu! Melumat, melahap dan menghisap bibir itu dengan rakus!! Tia menjadi bergidik sendiri melihat fakta baru bahwa dirinya bisa menjadi begitu agresif pada laki-laki!

Dengan enggan Tia keluar dari kamar, mencuci mukanya dan meminum teh yang disiapkan oleh Rizal.

“Perutnya udah enakan Dek?”

“He’eh”

“Syukurlah… Mas khawatir banget liat wajah pucatmu kemaren Dek…”Rizal bernapas lega. Tia masih tidak berani memandang wajah laki-laki itu secara langsung.

“Cuti berapa hari Dek?.”

“Ehmm… Lima hari Mas…”

“Wow… sama Sabtu dan Minggu jadi cuti seminggu dong Dek?” Tia kembali mengangguk-anggukan kepalanya.

“Kok tumben dapat cuti banyak Dek?”

“Iya Mas, memang cuti wajib yang harus diambil. Setiap karyawan dapat jatah cuti yang sama…”

“Wah, kalau gitu Mas gak masuk kerja juga deh. Kapan lagi bisa bareng sama istri lama-lama”. Rizal mengerlingkan matanya dengan nakal. Tia tersipu malu.

***

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!