NovelToon NovelToon
Saya Alona

Saya Alona

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Kampung Opa

Vier dan Alona sudah berada di pesawat menuju Jerman. Ini kali pertama mereka ke eropa. Ibarat buta pimpin tuli. Kemarin di Bali Vier sudah berhubungan via vidio call dengan saudara sepupunya dari opa James. Dan rencana Vier dan Alona akan dijemput olehnya.

Penerbangan sembilan jam lewat tiga puluh menit Alona dan Vier tempuh, sehingga tiba di kota kelahiran opanya Vier. Di kota Frankfurt inilah opa Vier lahir dan dibesarkan lalu bertemu dengan oma yang berkebangsaan Indonesia di Bali asal suku Maluku.

James Anthonio saudara sepupu Vier sudah menunggu dengan baliho bertuliskan selamat datang Xavier Anthonio. Mereka langsung dibawa ke rumah keluarga besarnya. Disebuah daerah perternakan. Suasana tanah perternakan sangat nyaman yang Alona rasakan. Ditambah penyambutan keluarga besarnya membuat Vier dan Alona terharu.

Vier dan Alona sedang beristirahat di kamar opa, disana ada foto oma dan mamanya Vier. Alona terharu, ternyata kamar ini terawat rapih.

"Mas, kamar ini terawat dengan rapih."

"Iya sayang. Pasti usi senang bisa kesini."

"Kalau ada berkat kita kesini lagi ya."

"Amin. Kita kesini bukan hanya berdua. Mas yakin bahwa disini akan ada Vier Junior." Mata Alona berkaca - kaca. "Ingat sayang dokter shu katakan, kamu harus bahagia." Alona menganggukan kepalanya dan mencium bibirnya.

Pagi - pagi sekali, Alona dan Vier sudah berolahraga di sekitar rumah lari pagi berdua dan menikmati kebun omnya Vier. Ada kebun buah - buahan dan sayur - sayuran. Alona yang suka makan salad di ijinkan untuk memanen sayur - sayuran buat salad dan buah- buahan buat jus, makan dan campuran salad.

"Mas adek bisa serakah ni." Vier yang melihat raut wajah kebahagiaan istrinya hanya tersenyum dan mencium.

"Secukupnya saja sayang. " Kemesraan Alona dan Vier ternyata diabadikan secara diam - diam oleh James dan di kirim fotonya kepada Anthon di Bali. Foto itu dikirim kepada usi di Jakarta dan mamanya Alona. Kamarnya opa itu berupa paviliun, selain ada kamar, ada juga ruang keluarga ruang makan dan dapur saling terhubung. Jarak Paviliun ke rumah utama hanya dekat. Paviliun ini dirawat, karena mereka tahu bahwa cucunya kakaknya opa mereka ada di Indonesia.

Makan malam keluarga besar Anthonio berlangsung dengan hikmat dan penuh sukacita.

"Opa, ich hoffe, ihr, Vier und Saviera, könnt hierher kommen. Denn der Pavillon gehört euch, und auch dieser Bauernhof gehört euch.(opa harap kamu Vier dan Saviera bisa datang kesini. Karena paviliun itu milik kalian, perternakan ini juga milik kalian)."

Vier mengatakan dia akan menabung dan menyiapkan waktu, agar bersama istri dan anaknya kelak mereka akan datang kesini lagi. Om nya Vier, papanya James malah menyerahkan sertifikat tanah yang menjadi milik Vier dan Saviera. Jadi Besok Vier akan ke pemerintahan Jerman dan kedutaan Indonesia untuk mengurus surat - surat resmi. Dia akan pergi bersama opa dan omnya. Alona akan ditemani tantenya Vier. Rencana dia mau berkebun bersama mamanya James dan Anthon.

"Cinta sekali - kali ke Jerman lah, mertuamu sangat baik."

"Bagaimana mau kesana, kalau Anthon tidak mau pulang. Dia sangat mencintai Indonesia."

Tiga belas hari di Jerman sangat memuaskan bagi Alona. Dan di perternakan ini, Alona tahu bahwa dia sudah telat dua minggu, selesai berdoa Alona dan Vier melakukan tespack agar Alona bisa di suntik obat penguat kandungan.

Hasilnya tespack garis dua, positif. Alona sedang hamil. Dengan penuh kehati - hatian Alona menyuntik obat penguat kandungan dibantu oleh Vier. Hasil tespack difoto dan dikirim oleh Vier kepada dokter Shu. Dan dua hari lagi mereka akan kembali ke Beijing.

Hari ini Alona dan Vier diantar oleh James keliling kota tua Frankfurt. Melihat gedung - gedung tua yang tertata rapi, dan tentunya mengabadikan gambar - ganbar bagus.Karena tinggal beberapa bulan lagi hari natal, banyak pasar - pasar kaget yang sudah mulai menjual asesoris natal. Alona membeli karena mau dia pajang nanti pada saat natal. Menikamati jajanan khas Jerman. Banyak ole - ole yang dibeli. Sampai mereka membeli satu koper buat mengisi ole - ole yang mereka akan bawa ke Jakarta.

Seharian mereka berjalan, namun Vier selalu memperhatikan istrinya jika kelelahan, Vier langsung mengendong di punggungnya. Moment kemesraan Vier dan Alona selalu diabadikan oleh James dan dibagikan kepada Anthon, dan sudah pasti usi di Jakarta pun mendapat foto tersebut.

Sebentar sore Alona dan Vier akan kembali ke Beijing untuk pengobatan selanjutnya karena di kandungan Alona sudah ada janin. Jadi dari pagi dibantu tante Vier, Mereka mengepak hasil bumi di perternakan dan perkebunan yang ada disini. Jus buah, Serta wine juga dibawa ke Indonesia. Buah - buahan yang tidak ada di Indonesia juga di bungkus dengan baik. Tante Vier berpesan, jika sampai di hotel di keluarkan dan taruh di kulkas agar buah - buah ini bisa di nikmati.

Selesai makan siang kami pun pamit. Adik opanya Vier menangis. Karena sosok kakaknya ada di tubuh Vier, Alona saja kaget waktu melihat foto di kamar mereka, karena tidak ada perbedaan

Pukul satu siang Alona dan Vier sudah mengudara sembilan jam penerbangan menuju kota beijing. Dibandara tidak ada kendala tadi semua bawaan mereka di imigrasi lolos. Sampai tas mewah yang diberikan kepada Alona dan Saviera. Agar tidak terlalu kelihatan Alona sudah menggubakan satu, sedangkan punya usi disimpan di koper.

"Sayang, kamu baik - baik? Ada keluhan tidak."

"Sakit disini." Alona menunjukan punggungnya, Vier langsung mengelus punggungnya. "Dicium boleh mas." Vier melihat dengan mata genitnya. Dia langsung mencium istrinya dengan mesra. Sampai pramugari mengantar makan malam buat mereka. "Mas cukup malu tahu." Vier melepas ciumannya.

"Itu hukuman buat istri yang sedikit bandel." Alona tertawa. Setelah mengucapkan terima kasih mereka menikmati makan malam di kabin pesawat tepatnya di kelas bisnis. Buah yang dibawa dari perkebunan pun di nikmati oleh Alona dan Vier.

Pukul tujuh pagi waktu Beijing pesawat mendarat dengan sempurna. Suhu di Beijing tujuh derajat. Vier sudah memakai istrinya baju dingin dan sweeter rajutan punya oma buyut Vier yang disimpan rapi oleh tantenya. Alona mengenakan Sweeter itu terlihat manis seperti noni - noni Eropa. Alona sangat beruntung.

"Kamu cantik sekali sayang. I love you." Alona mencium bibir suaminya dengan mesra.

"Love you more suamiku."

Karena istirahat cukup di pesawat pagi ini mereka langsung ke rumah sakit bertemu dengan dokter Shu. Di rumah sakit dokter Shu begitu senang melihat perkembangan kandungan Alona.

"Kamu wanita yang hebat, orang baik. Tuhan pasti memberikan yang terbaik."

"Terima kasih Shu, aku beruntung kenal denganmu." Shu dan Alona berpelukan. Vitamin terbaik Shu berikan buat ibu hamil, bahkan susu ibu hamil. Alona dan Vier sampai membeli yang banyak. Vier menghubungi Chris yang sebagai komandan polisi militer menghubungi temannya di beacukai agar susu ini tidak di permasalahkan karena ini obat dan vitamin Alona.

Mereka hanya tiga hari di Beijing. Besok mereka kembali ke Jakarta. Pelindung buat Alona ibu hamil yang usia kandungannya sudah tiga minggu sudah dilakukan. Mereka masih punya waktu istirahat satu minggu. Terlebih buat Alona yang sedang hamil.

Dibandara Soekarno Hatta sudah ada Chris dan Jefry yang menjemput. Vier, sebelum pesawat mau lending dia sudah berganti pakaian dinas lengkap. Sangat gagah, Dia mengandeng tangan istrinya yang masih menggunakan sweeter berwarna peach, membuat tubuhnya hangat di cuaca Jakarta yang sedang musim hujan.

"Selamat ting, sembilan bulan lagi jadi papi."

"Terima kasih." Semua urusan di beacukai diurus meskipun ada yang harus Vier bayar dia membayar karena surat ijin dan alasan membawa barang - barang ini jelas sehingga tidak terlalu sulit. Pergi hanya satu koper besar dan satu koper kecil yang diletakkan di kabin, pulang membawa Dua koper besar dan satu koper kecil.

1
Tuxedo Mask
Gemes banget 😍
Ceisye: terima kasih 🙏🙏🙏
total 2 replies
Elysia
Gak bisa berhenti baca
Ceisye: 😊😊😊 terima kasih
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin galau.
Ceisye: terima kasih sudah membaca semoga bab selanjutnya juga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!