NovelToon NovelToon
Jodohku Guruku

Jodohku Guruku

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah / Cintamanis
Popularitas:39.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

Nurma Zakiyah adalah seorang siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ceria, namun hidupnya seketika dilanda tragedi. Sang ayah terbaring sekarat di rumah sakit, dan permintaan terakhirnya sungguh mengejutkan yakni Nurma harus menikah dengan pria yang sudah dipilihnya. Pria itu tak lain adalah Satria galih prakoso , guru matematikanya yang kharismatik, dewasa, dan terpandang.
Demi menenangkan hati ayahnya di ujung hidup, Nurma yang masih belia dan lugu, dengan berat hati menyetujui pernikahan paksa tersebut. Ia mengorbankan masa remajanya, impian kuliahnya, dan kebebasannya demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Di sekolah, mereka harus berpura-pura menjadi guru dan murid biasa, menyembunyikan status pernikahan mereka dari teman-teman dan rekan sejawat.
Bagaimanakah kelanjutan rumah tangga Nurma dan Satria?
Mampukah mereka membangun ikatan batin dari sebuah pernikahan yang didasari keterpaksaan, di tengah perbedaan dunia, harapan, dan usia, bisakah benih-benih cinta tumbuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semangkuk mie yang mendebarkan

Nurma terbangun dari tidurnya, ia melihat jam di dinding masih menunjukkan pukul satu dini hari, kemudian ia mengedarkan pandangannya ke arah kamarnya dan teringat akan sosok suaminya.

Lalu Nurma beranjak dari atas tempat tidurnya, dan perlahan pergi keluar kamar.

Krek!

Saat ia membuka daun pintu, Nurma melihat suaminya duduk di atas kursi sofa ruang tamu dan laptopnya masih menyala.

Satria menoleh, dan untuk pertama kalinya ia melihat sang istri tidak memakai hijabnya, rambut hitamnya tergerai panjang sepinggang.

'Cantik.' ucapnya dalam hati

Dan tak lama kemudian Nurma menguap sambil menggeliat, meregangkan otot tubuhnya yang sempat kaku.

Satria terus memandangi Nurma yang masih berdiri di ambang pintu.

"Loh kok sudah bangun? Ini masih tengah malam, ayo sana tidur lagi!"

" Hoammmm... Mas juga kenapa belum tidur?" tanya balik Nurma.

" Belum ngantuk, Mas lagi menyiapkan materi untuk besok, sebentar lagi juga selesai, apa mau Mas temenin di dalam? "seketika Satria sengaja menggoda istrinya. Nurma yang mendengar hal itu kedua bola matanya melotot sempurna.

Sedangkan Satria melihat ekspresi istrinya yang seperti itu, ia malah tertawa geli.

"Ish... Bisa-bisanya bercanda di saat tengah malam begini!" balas Nurma, kemudian ia menutup pintu kamarnya, dan ia sendiri masa bodo soal dirinya yang tidak memakai hijab di depan suaminya. Toh pikirnya mereka berdua menikah ini.

Nurma melangkah pelan menuju arah dapur, ternyata perutnya keroncongan karena lapar, sambil melangkah ke pelan, Satria malah menyusulnya ke sana dan ia memperhatikan sang istri sedang mencari sesuatu di dalam lemari kecil dekat kulkas.

"Kamu sedang mencari apa tengah malam begini?" Satria melipat tangan di atas dada sambil pandangannya tetap fokus ke arah Nurma.

"Mie... Aku sedang mencari mie instan ku, kebetulan perutku sangat lapar!" jawabnya seraya mencari keberadaan mie instan yang ia ingat masih ada beberapa bungkus dan di simpan di dalam lemari kayu.

Satria menghela napasnya, ia baru tahu jika istrinya sering lapar di saat tengah malam, padahal itu kurang bagus untuk kesehatan ditambah makannya mie, ya kalau sesekali sih tidak masalah, asal jangan keseringan.

Sebenarnya Nurma Mager untuk merebus mie di saat tengah malam begini, namum sayangnya perutnya tak bisa diajak kompromi. Padahal cuma tinggal rebus air doang.

Ia menghela napas, meraih sebungkus mie, dan mulai mengeluarkan panci kecil. Tepat saat ia menyalakan kompor, satria mendekat ke arahnya dan saat ini tepat berada di belakangnya.

 " Sini, biar Mas saja yang masak. Kamu duduk manis gih di sana!" Tunjuk Satria ke arah kursi meja makan

Nurma tertegun sejenak "Eh? nggak usah, Mas. Aku bisa kok, cuma masak mie instan doang."

Satria tak memperdulikan ucapan Nurma, ia tetap mengambil alih bungkus mie dan panci dari tangan Nurma. "Tidak apa-apa. Kamu pasti lagi males, kan? Mas ngerti kok. Duduk gih sana, biar Mas yang urus. Anggap saja ini service tengah malam dari suamimu."

Nurma tersenyum lega, dan ia duduk di kursi meja makan. "Terimakasih Mas Satria, padahal aku emang mager sih buat masak mie tengah malam begini, mager banget!"

Satria malah tertawa kecil sambil mulai merobek bungkus mie. "Sama-sama, sudah menjadi kewajiban Mas bikin istri Mas senang dan kenyang."

Mendengar hal itu, Nurma malah senyum-senyum seorang diri.

Tak lama kemudian, aroma sedap mie rebus memenuhi dapur. Satria meletakkan semangkuk mie panas di depan Nurma. Kemudian Satria duduk di kursi sebelahnya, memperhatikan Nurma yang mulai menyantap.

Nurma menyendok suapan pertama, matanya langsung membesar.

"Huaaah! Panas banget! Tapi... enak banget, Mas!"

Satria tersenyum melihat istrinya kepanasan namun tetap lahap."Pelan-pelan makannya, Nurma. Itu masih mengepul begitu."

Nurma meniup-niup mienya dengan tergesa. Satria, tanpa banyak bicara, mendekatkan wajahnya ke mangkuk dan mulai ikut meniup mie yang ada di sendok Nurma.

Nurma tersenyum tipis dan tulus terukir di wajahnya. "Makasih, Mas Satria."

Mata mereka bertemu. Dalam keheningan dapur, hanya tersisa suara suapan mie sesekali. Nurma memandang suaminya yang terlihat lembut dan perhatian di bawah cahaya rembulan yang masuk dari jendela. Satria memandang Nurma yang tampak polos dengan pipi kemerahan karena mie panas, dan binar mata penuh syukur.

Mereka saling memandang dalam diam untuk beberapa saat. Jarak di antara wajah mereka seolah menghilang ditarik oleh suatu kekuatan tak terucapkan.

Wajah mereka semakin mendekat. Nurma bisa merasakan napas hangat Satria, Satria bisa mencium aroma mie dan wangi lembut dari istrinya. Bibir mereka hanya tinggal beberapa inci lagi...

Tiba-tiba, Satria tersentak, sedikit memundurkan wajahnya. Nurma pun langsung tersadar dan segera menunduk, pura-pura fokus pada mie di mangkuknya yang sudah agak dingin. Keheningan canggung kembali melingkupi, namun dengan rona merah yang kini menghiasi kedua pipi mereka.

Satria berdehem pelan, mencoba menetralkan suasana. "Ehm... Mienya udah pas belum rasanya? Perlu ditambahin kecap lagi?"

Nurma menggeleng cepat. "E-enak, kok Mas. Pas banget malah. Aku lanjutin ya makannya."

Satria mengangguk, menyunggingkan senyum canggung, dan kembali duduk tegak, memperhatikan istrinya melanjutkan acara makan mie tengah malam yang mendadak menjadi sangat mendebarkan

Nurma menghabiskan suapan terakhir mienya dengan tergesa-gesa. Perutnya sudah kenyang, tetapi kini hatinya yang terasa penuh. Ia harus segera pergi. Kejadian beberapa menit yang lalu, saat wajahnya dan Satria begitu dekat, terus terulang di benaknya, membuat pipinya terasa panas.

Nurma berdiri dengan cepat. "Makasih banyak, Mas! Aku... aku kenyang banget! Mangkoknya biar besok aja aku yang cuci. Aku balik ke kamar dulu!"

Satria memandang Nurma yang tampak gugup dan terlihat seperti ingin melarikan diri. Ia tahu betul kenapa. Satria sendiri masih merasakan getaran aneh yang sama.

Satria tersenyum geli, namun mencoba tetap untuk tenang. "Kenapa buru-buru, Nurma? enggak usah dicuci sekarang nih? Yasudah, sana gih istirahat. Selamat tidur."

Nurma tak menjawab dan ia buru-buru pergi ke kamarnya. Ia hampir saja berlari. Begitu masuk, ia langsung menutup pintu dan menyandarkan punggungnya di sana, Nurma menarik napas panjang.

'Ya Tuhan... hampir saja! Jantungku kenapa nggak bisa diajak santai begini sih!' ucapnya dalam hati.

Nurma memegangi dadanya, merasakan degupan jantungnya yang cepat dan keras. Pikirannya kembali ke momen saat di dapur. Tatapan mata Satria yang dalam, jarak yang menipis, dan betapa cepatnya ia merespons kedekatan itu. Ini bukan pertama kalinya mereka berdekatan, tentu saja, mereka adalah suami istri. Tapi, sentuhan senyap yang hampir terjadi di tengah malam itu terasa jauh lebih intim dan mendebarkan.

'Kenapa jadi malu begini? Kami kan suami istri! Tapi... di dapur? Jam segini? Itu terasa... berbeda.' ucapnya kembali dalam hati.

Nurma berjalan ke arah tempat tidur, mengambil posisi meringkuk di bawah selimut, berharap kegelapan akan menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka perlahan. Satria masuk. Ia berjalan ke arah lemari, mengambilkan selimut tebal ekstra untuk Nurma.

"Udara malam ini agak dingin. Kamu pakai selimut ini juga, biar lebih hangat." Satria berbicara pelan namun kali ini ia tak berani menatap

Kemudian Satria meletakkan selimut itu di kaki Nurma. Saat ia berdiri, pandangan mereka kembali bertemu. Meskipun pencahayaan kamar redup, Nurma bisa melihat bahwa Satria juga sedikit salah tingkah.

 "Ehm... Nurma. Soal yang di dapur tadi..."

Nurma cepat-cepat memotong dengan suara pelan. "I-iya, Mas, tidak apa-apa. Lupakan saja. Sebaiknya mas tidur, nanti takut kesiangan!"

Satria mengangguk, ia berusaha menahan senyum. "Baiklah. Tidur yang nyenyak, istriku."

Satria kemudian kembali keluar kamar dan tidur di sofa ruang tamu. Nurma merasa ada yang aneh dalam dirinya saat berdekatan dengan suaminya, ia tak bisa memejamkan kedua matanya, begitu pula dengan Satria. Mereka berdua sama-sama menatap langit-langit namun ditempat yang berbeda, dan pikiran mereka masih tertinggal di dapur, di antara semangkuk mie instan dan sebuah ciuman yang hampir terjadi.

1
Teh Euis Tea
mudah2an nurma selamat
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: aamiin 🤲
total 1 replies
Amalia Putri
Wah keren thor cerita nya juga visual nya pantesan santi pengen sama pak Satria,di tunggu lanjut nya thor💪💪💪/Rose//Rose/
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kakak 🙏😊
total 1 replies
Nar Sih
waah...bnr an nih cerita kakak kali ini beda baget dri cerita yg lain nya ,jdi gak sabar nunggu lanjutan nya ,moga satria sgra menemukan nurma
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih banyak kak 🙏🤭
total 1 replies
Nar Sih
semoga segra ada yg menolong mu ya nurma
Nar Sih
grgr omgan rea nurma jdi takut kan lihat satria untung nya satria sbr ngadepi istri kecil nya
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Perista Aja
kereeen eeey critanya ..tmbh seru...ga sabar nunggu tiap episodenya...banyk upload episode nya per hari ya ka😘
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak, sehari up 3 bab kak 😊👍
total 1 replies
Teh Euis Tea
rea km ya nakutin trs nurma, cubit nih ya rea, genes aku sm km😄
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: aku juga gemes kak 🤣🤣
total 1 replies
suryani duriah
yaelah pak satria pintar bgt🤭anggap simulasi aja😁😁
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤣🤣
total 1 replies
Amalia Putri
Moga -moga satria tau ,lanjut thor bikin penasaran pembaca,met siang met istirahat siang dan makan siang.
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😁
total 1 replies
Agos Widodo
/Ok/
neny
sebenar nya aq takut klau nurma ketemu dng douglas,,smg ajh satria dan ayah nya bs menyelesaikan perkara hutang piitang ayah nya numa,,,semangat up kak 💪😘
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: semangat juga kak 💪🙏
total 1 replies
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼
/Good//Good//Good/
yumaku
lanjut thor😍
Isma Fasya
cerita nya seru.. jadi penasaran/Grin/
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😁
total 1 replies
Jumkasiyanah
🤣🤣🤣nurma sating... sendiri
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Nar Sih
hahaha 😂😂ketangkap basah deh ,gak apa,,kan udah sah cukup di jlskan pasti rea paham
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤣🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
rea kepooooo🤣🤣🤣🤣🤣🤣
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰
nnti ada saja yg cemburu dan iri hati pd Nurma
Perista Aja
bagus kak cerita nya,,ada berapa episode ini ka ceritanya..
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 👍😊
total 2 replies
suryani duriah
khan khan ketahuan lagi cipokan🤭😁😁lanjuuut👍👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!