Kata orang pernikahan cukup sekali dalam seumur hidup, tapi tidak dengan pernikahanku. Aku harus menelan kepahitan hidup saat mengetahui suami yang sangat aku cintai menghianati ku dan lebih memilih istri sirihnya.
Madu ku terlalu licik dan pintar dalam membalikan fakta, suatu malam dia memfitnah ku berakting seolah aku ingin menyakiti dia dan bayi yang dikandungnya malam itu juga tanpa ku sangka tanpa ku duga suamiku dengan tanpa perasan menjatuhkan talak 3 dan mengusirku dengan tragis.
Beberapa bulan setelah itu aku menikah lagi dengan seorang lelaki tampan dan mapan bahkan jauh segala-galanya nya dari mantan suamiku.
Suamiku yang kedua begitu dingin, egois dan arogan. Apapun yang dia inginkan harus sesuai, untuk awalan aku tidak mengerti seperti apa perasaanya padaku karna kami menikah bukan karna cinta melainkan demi kesembuhan Tante Lyra, Ibu dari suamiku yang kedua. Perjalanan cinta yang begitu panjang membuahkan hasil. Aku dan suami kedua ku bisa menemukan kebahagiaan yang utuh.
Author Akak Mei
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei_Mei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginginkan Malaikat Kecil.
Lima hari sudah terlewat semua biasa-biasa saja, sikap yang ditunjukan Ken kepada Kei masih dingin tetapi adakala Ken menuntut Kei agar mau menuruti keinginannya. Kei sendiri terkadang merasa bingung dengan sikap yang ditunjukkan oleh Ken suami bengisnya itu. Kei berusaha melayani suaminya dengan baik, seperti menyiapkan segala kebutuhan Ken. Tapi untuk diranjang mereka masih belum melakukannya, keduanya masih bingung dan tak akan memikirkan itu. Padahal Ken sangat sulit mengontrol hasratnya ketika berada dikamar bersama.
"Pagi Ken, Kei?" sapa Tante Lyra yang duduk dimeja makan, tersenyum ramah menyambut anak dan menantunya itu.
Para pelayan dirumah itu sudah mengetahui status Kei yang sudah resmi menjadi menantu dikeluarga itu. Beberapa pelayan iri dengan keberuntungan yang dimiliki Kei pasalnya bisa menjadi nona rumah itu dan juga menjadi istri dari Tuan Muda Kendra, status yang sangat didamba kaum hawa. Pikir mereka sungguh nasib baik Kei bisa menikah dengan tuan muda Kendra, tanpa mereka tau meski sudah menjadi istri tetapi tak sepenuhnya bisa memiliki hati suaminya. Mereka menikah hanya karna alasan Tante Lyra agar sembuh, terdengar konyol memang tetapi para pelayan tidak mengetahui fakta itu. Meski sudah menjadi nona dirumah itu tetapi Kei tidak bersikap angkuh, dia masih tetap Kei yang dulu rendah diri dan baik hati kepada siapapun. Bahkan dia tidak membalas kejahatan yang dilakukan kepala pelayan kepadanya. Meski begitu kepala pelayan masih benci dan bertambah benci mengetahui Kei yang berhasil menjerat tuan Kendra, orang jahat dimanapun akan berpikiran jahat, Kei tidak mempermasalahkan hal itu yang terpenting dia baik kepada semua orang.
"Pagi, mi." jawab Ken dan Kei bersamaan, mereka saling pandang tetapi Ken lebih dulu memutuskan tatapannya dan beralih duduk. Kei sigap mengambilkan nasi untuk Ken dan baru dia sendiri. Ken tidak merasa keberatan akan itu, Tante Lyra tersenyum bahagia setiap kali melihat anak dan menantunya itu terlihat sebagai pasangan normal. Tante Lyra pun menganggap Ken sudah tidak dingin dan sudah tidak terlalu benci kepada Kei.
"Mami sudah enakan?" Ken bertanya.
"Mami sudah sembuh lebih cepat karna melihat kalian seperti ini, mami tau dengan perlahan pernikahan kalian pasti menjadi harmonis." ucap Tante Lyra. Ken tidak menjawab, Kei melanjutkan makannya.
"Kei apa kamu masih bekerja di perusahaan?" Tante Lyra melihat penampilan Kei yang sudah rapi seperti biasanya saat akan pergi ke Kantor.
"Masih, mi." jawab Kei.
"Ken, harusnya Kei tidak perlu bekerja lagi biar dia tidak kelelahan. Kalau Kei kelelahan Kei akan susah untuk hamil."
Uhuk...uhuk...
Kei tersedak makanan yang dikunyahnya, Tante Lyra mengambilkan segelas air mineral.
'Ha,,hamil? apa aku bisa hamil? mami menginginkan aku hamil, lalu bagaimana jika aku tidak bisa hamil? mas Izham menalak ku juga karna aku tidak bisa hamil. Apa setelah mereka tau kalau aku tidak bisa hamil mereka akan mengusirku? aku wanita yang tak sempurna, wanita mandul tidak bisa memiliki anak, wanita yang memiliki kecacatan fisik. Apa aku harus jujur saja dengan kondisiku yang tidak bisa memiliki keturunan, apapun resikonya harus ku hadapi. Tapi aku tak tega melihat senyum mami akan luntur jika mengetahui yang sebenarnya. Ya Tuhan, aku harus bagaimana.' tenggelam dalam pemikiran, tak sadar Kei menjatuhkan Airmata menangisi kisah hidupnya.
"Kei, kamu kenapa?" Tante Lyra bertanya khawatir melihat Kei melamun dan menjatuhkan Airmata. Kei tersadar.
"Em,, enggak, Kei nggak kenapa-kenapa." jawabku gugup. Ku lirik tuan Ken juga memperhatikanku.
"Kamu yakin? kamu tidak menyembunyikan perasaan sedih atau apa? Ken tidak menyakitimu kan?" Tante Lyra salah paham, dikira Kei menangis karna ditindas putranya sendiri.
"Tidak, sama sekali tidak mi. Tuan Ken sama sekali tidak menindas ku."
"Tuan?" Tante Lyra mengulang panggilan itu.
"Maksut Kei suami. Maaf, Kei belum terbiasa memanggil tuan Ken dengan sebutan suami."
"Hem,, kamu harus membiasakan itu."
" Sudah selesai belum, kita berangkat sekarang." Ken mengajak Kei untuk berangkat bersama.
"Sudah." Kei menjawab singkat.
"Mi, kita berangkat ke Kantor dulu." pamit Ken. Kei ikut berdiri mencium tangan Tante Lyra, dan mereka berjalan kedepan, didekat mobil sudah ada sekretaris Lee yang menunggu. Setelah masuk kedalam mobil sekretaris Lee melajukan mobil menuju jalan raya.
"Kenapa respon mu berlebihan saat mami menyinggung soal kehamilan?" Ken bertanya tanpa memandang kearah Kei.
"Tidak pa-pa tuan, aku hanya kaget saja saat mami mengatakan tentang kehamilan. Kita bukan suami istri normal, anda pasti tau yang aku pikirkan."
"Apa maksut bukan suami istri normal!" Ken berkata sinis.
"Maaf, tapi memang kita menikah hanya status saja bukan atas dasar lain. Jadi tidak perlu ada kehadiran malaikat kecil ditengah kita." keberanian yang muncul secara tiba-tiba membuat Kei berani mengatakan itu, tidak berpikir Ken akan marah atau tersinggung.
"Seperti itu pemikiran mu! tetapi aku ingin ada malaikat kecil dikeluarga ku!" entah sadar atau tidak, Ken mengatakan itu.
'Mana mungkin ada malaikat kecil dikeluarga kita, sedangkan aku wanita yang mandul.'
Sekretaris Lee memberhentikan mobilnya ditempat biasa Kei turun.
"Lajukan mobilnya sampai didepan kantor, Lee." perintah Ken.
"Baik tuan muda." tidak banyak tanya, Lee kembali melajukan mobilnya menuju kantor.
"Aku bisa turun ditempat biasanya tuan." Kei menolak karna tidak ingin menjadi pusat perhatian saat tiba di kantor, jika para karyawan tau jika dia turun dari mobil tuan Ken maka isu gosip akan dengan cepat menyebar. Dia tidak ingin orang lain mengetahui statusnya sebagai istri pemilik perusahaan tetapi pekerjaan dia hanya sebagai OB itu juga akan mencoreng nama baik tuan Ken sendiri.
"Tuan Lee, tolong berhenti disini." pinta Kei. Ken melirik sekilas. 'Dasar wanita aneh, aku kasihan melihat mu harus berjalan jauh tapi kamu memilih berhenti dan berjalan kaki.' kesal Ken dalam hati.
Sekretaris Lee menepikan mobil dipinggir jalan, Kei membuka pintu mobil dan mengambil tongkatnya. Setelah pintu ditutup dari luar, sekretaris Lee melajukan mobil itu kembali.
"Dasar wanita, diberi kemudahan tapi tidak mau." Ken menggerutu.
"Maaf tuan muda, tapi memang Kei harusnya tidak satu mobil dengan kita nanti akan menimbulkan gosip." sekretaris Lee menyahut.
"Mulai sekarang kamu harus memanggilnya Nona, dia istriku Lee." kata Ken tegas.
'Ada angin apa anda mau mengakui Kei sebagai istri anda, tuan? bukankah anda ilfil melihat wanita itu. Anda sendiri yang selalu mengatakan dia hanya wanita cacat?' Sekretaris Lee bingung sendiri dengan sikap tuan mudanya. Sebelumnya selalu menghina tapi hari ini tuan Ken mau mengakui bahwa Kei adalah istrinya.
"Baik tuan muda, saya akan memanggil dengan sebutan nona."
"Hem... bagus."
sampai 2 dokter sama perawat nya ketakutan semua. .. sampai mereka berdoa semoga tidak ada lagi anggota keluarga tuan ken yang sakit' lagi. ..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣