Reinkarnasi Zea Ke Zaman Kuno

SEBELUM MELANJUTKAN CERITA , OTHOR MAU MINTA MAAF TERLEBIH DAHULU YA , MUNGKIN ADA KATA KATA ATAU ISTILAH2 NYA YG KURANG SESUAI , MOHON DI MAKLUMI YA TEMEN2 , KARENA SEBAGIAN ISTILAH BAHASA INDONESIA, SIKIT BANYAK NYA OTHOR TERKADANG TAK PAHAM 🙏🙏.

NANTI KALAU OTHOR BICARA BAHASA MELAYU , TEMEN2 PULA YG TAK NGERTI .🤭

Oke lanjut, jangan lupa , like , kirim vote dan kasi ulasan menarik ya , supaya othor semangat nulis nya. ☺️

Balik ke saat ini , setelah pemuda itu selesai memakan makanan nya , Zea pun menanyakan kembali tentang identitas yg saat ini pemuda itu miliki, walau ada identitas lain yg sangat tak biasa dari pemuda di depan nya ini yg Zea ketahui.

"Kalau boleh tau , nama kamu siapa? kenapa bisa berakhir seperti ini ! kayak nya umur mu masih belasan tahun ya .? Tanya Zea yg penasaran dengan keadaan pemuda di depan nya saat ini.

Tiba-tiba...

Zea bergumam lagi

" Aku baru sadar kamu sangat tampan dan manis ya." Ucap Zea lagi dan itu berhasil membuat pipi pemuda di depan nya ini Semerah tomat sambil menunduk malu, dia pun menjawab pertanyaan Nona di depan nya ini.

. Visual Kim

foto by pinterest

"Nama ku Kim, Nona , umur ku 18 tahun, aku sebatang kara, sebelum nya aku di rawat oleh seorang kakek tua bernama kakek Lang, beliau yg sudah merawat ku sejak kecil waktu bayi kakek yg pulang dari berburu, menemukan ku di pinggir hutan terlarang di perbatasan desa, di ujung sana, dengan keadaan betisku sudah robek dan kaki ku patah, di makan hewan buas penunggu hutan itu, sebenarnya aku dan kakek tidak tinggal di sini, kami tinggal di kerajaan kecil yg perbatasan nya melewati hutan, di tengah jalan semasa kami hendak ke kota kekaisaran, 4 bulan lalu, kami di hadang sekelompok bandit gunung dan harta kami di rampas, setelah itu mereka dengan jahat nya membunuh kakek Lang, kami sempat melawan dan berhasil menumbangkan sebagian besar bandit2 itu, tapi pada akhirnya kami kalah terdesak oleh keadaan melawan bandit bersenjata kami yg kalah jumlah pun akhirnya terpojok, demi menyelamatkan ku kakek mengorban kan dirinya, itulah penyesalan terbesarku, melihat kakek tiada di depan mataku sendiri, aku ingin jadi kuat, tapi aku tak berdaya, dengan kaki yg sudah remuk, dan sekarang begini lah keadaan ku, seorang pemuda cacat yg orang orang pun enggan berdekatan dengan ku..." Ucap lirih Kim dengan Isak tangis memilukan mengingat kembali perjuangan kakek Lang demi hidup nya.

Zea pun tak mampu menahan kesedihan yg di rasakan kim, dengan berlinang air mata, dia langsung membawa Kim ke dalam pelukan nya, berusaha menenangkan Kim yg saat ini terpuruk karena mengingat kematian kakek Lang.

" Kim kamu sekarang tidak sendiri, ada aku yg akan menemani mu, maukah kau jadi adik ku.? Aku juga sebatang kara di dunia ini." Ucap Zea mengurai pelukan nya sambil menghapus air mata di pelupuk mata Kim yg saat ini hati nya sedang rapuh.

"Hais kalian menangis tidak ngajak ngajak Cici. Ucap Cici yg membelakangi Zea dengan tubuh menggemaskan nya itu yg sangat mungil.

Zea yg kaget hampir saja reflek ingin menggapai Cici ,untung dia dengan cepat menormalkan gerak tubuh nya, kalau tidak mungkin dia sudah di katakan gila karena tiba-tiba memeluk angin.

Di depan banyak orang Zea dan Cici berbicara menggunakan telepati supaya tidak ada yg curiga dengan siapa Zea berbicara.

" Cici, kenapa kamu menggemaskan sekali." Ucap Zea menggetarkan bibir nya.

Kim pun menjawab Zea.

" Kim mau Nona, tapi... Apa Kim tidak merepotkan Nona, Kim cacat Nona, Kim bahkan tidak bisa berjalan dengan baik..." Ucap Kim lirih mengingat keadaan nya yg memprihatinkan.

"Kalau begitu jangan panggil aku Nona , panggil Jie jie saja oke, oh ya, sebelum nya aku belum berkenalan, karena kamu sudah menyebutkan nama mu, maka aku juga menyebutkan nama ku, nama ku Zea, mulai sekarang kamu adik ku!

siapa bilang kamu pria cacat, coba berdiri ,! sambil Zea menuntun Kim yg tampak ragu ragu tapi dengan patuh sambil mencoba berdiri.

"Ini...

Bagaimana mungkin ...

Aku...

Aku... Aku bisa berdiri, aku bisa berjalan, dengan berlari kecil Kim ke sana ke mari memperlihatkan bahwa diri nya sudah bukan pria cacat lagi.

Dengan tangis bahagia karena kesembuhan nya, Kim langsung menghambur ke pelukan Zea yg saat ini sudah dia anggap sebagai Jie jie nya sekaligus Dewi penyelamat nya.

"Sekarang, mau kah kim ikut Jie jie? Ucap Zea.

"Mau Jie jie, Kim mau, Kim akan ikut kemana pun jie jie pergi,! Ucap Kim dengan senang.

"Mari berpetualang sambil menuju istana kekaisaran!. Ucap Zea memandang penuh arti dan senyum misterius ke arah Kim.

Bersambung.