Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.
Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.
Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.
"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq
Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Seperti Diteror
Setelah makan malam romantis, Ruben dan Felicia lanjut masuk ke kamar yang dipesan secara khusus seperti pengantin baru. Suasana yang mendukung membuat Ruben tampak tidak sabaran untuk segera mencumbu istrinya itu. Di sini tidak akan ada yang mengganggu mereka, karena bahkan ponsel keduanya pun sudah sama-sama mati daya.
"Hahaha, kamu membuatku geli, Ben," ucap Felicia saat dalam gendongan suaminya dan dikecupi lehernya.
Ruben tak mengindahkan, dia justru semakin gencar saat tubuh mereka sudah merebah di atas ranjang. Bunga mawar yang bertaburan pun makin berserak seiring gerakan Felicia.
"Kita akan habiskan malam ini sampai puas," bisik Ruben yang membuat Felicia bersemu merah. Mereka kembali beradu bibir, saling menyalurkan hasrat masing-masing.
Namun, tiba-tiba sekelebat bayangan Sheana hadir dalam otak Ruben. Ingatan tentang percintaan mereka di hotel hari itu, panas dan mendebarkan. Hingga tiba-tiba Ruben menarik dirinya dan menatap Felicia dengan napas yang terengah-engah.
"Kenapa, Ben?" tanya Felicia sambil menyentuh dada Ruben dan menelisik tatapan pria itu.
Ruben menarik sudut bibirnya ke atas, dia mencoba mengatasi pikirannya yang mulai melenceng. Bisa-bisanya dia malah membayangkan Sheana yang berada dalam kungkungannya.
"Aku kehabisan napas karena kamu terlalu lihai dalam berciuman, Sayang. Kamu sangat rakus malam ini," ujar Ruben menutupi, dia pun membuka kancing kemejanya, sementara Felicia terkekeh kecil.
Wanita itu menggelayutkan tangannya di leher Ruben, dan kembali menarik pria itu. Ruben tak bisa mengelak, meski bayangan tubuh Sheana kerap mendominasi. Sebab jika dia ketahuan memikirkan wanita lain di saat-saat seperti ini, maka habislah riwayatnya.
"Ahhhh ...." Hanya ada suara itu yang bertebaran di udara. Di balik lampu temaram yang membuat suasana semakin hangat menuju panas membara.
Sedangkan di sudut lain, Paramita memanggil Pak Rio, dia adalah satpam lain yang kerap bergantian jaga dengan Luan. Malam ini giliran pria paruh baya itu.
"Kenapa, Mit?" tanya Pak Rio yang sudah mendekat.
"Saya nggak bisa tidur, jadi saya buat dua cangkir teh dan ada camilan juga. Temenin ngobrol bentar ya," jawab Paramita.
"Tapi ngobrolnya di depan ya, Mit, saya kan harus jaga," ujar Pak Rio yang tak ingin melalaikan tugasnya. Paramita langsung menganggukkan kepala tanpa memprotes.
"Teh sama camilannya ada di dapur, Pak Rio gih yang ambil. Saya tunggu di pos," pungkas wanita itu yang langsung disetujui. Pak Rio masuk ke dalam rumah, sementara Paramita menghunuskan tatapannya pada satu arah. Kemudian dia berjalan ke pos security.
Tok ... Tok ... Tok ...
Sheana yang tengah mengoleskan cream malam ke wajahnya langsung menoleh ke sumber suara. Bukan pintu yang diketuk, tapi jendela.
"Siapa itu?" gumam Sheana, dia mulai menebak, dan tebakannya jatuh pada Luan. Namun, tidak biasanya Luan mengetuk jendela malam-malam begini, apalagi posisinya berbeda.
Rasa was-was pun mulai menghantui Sheana, tetapi dia mencoba memberanikan diri untuk mengeceknya. Langkah ragu, dengan tangan yang sedikit gemetar.
Srek!
Tidak ada apapun saat Sheana menyibak gorden. Sheana langsung menghela napas lega dan kembali menutupnya. Namun, belum sempat dia kembali ke tempat, suara ketukan terdengar lagi, tapi lebih pelan.
"Apalagi ini?" gumamnya dengan jantung yang mulai berdegup dengan kencang. Namun, ada perasaan kesal juga, karena sepertinya dia sedang dikerjai. Dengan bibir mencebik dia menyibak gorden lagi.
"Argh!" Sheana berteriak kecil dan mundur ke belakang saat melihat coretan merah di jendela, mirip dengan darahhh.
"Siapa yang melakukan ini?"
Dia melirik kembali coretan yang bertuliskan 'JALANGG!' Namun, ada yang membuatnya semakin terkejut, karena detik selanjutnya suara pecahan kaca mendominasi.
Crank!
"ARGH!
Sheana langsung berjongkok dan menutup telinganya. Nafasnya tercekat karena dia yakin ada orang yang berusaha menerornya. Sementara Luan yang berada di kamar langsung tersentak, dia seperti memiliki alarm tersendiri dengan teriakan Sheana.
Ceklek, ceklek!
Suara gagang pintu berputar, Sheana makin merapatkan telinganya, tapi benda persegi panjang itu malah digedor keras.
"Nyonya ini saya!" teriak Luan dari luar, karena pintu kamar Sheana dikunci. Mengenali suara itu Sheana langsung bangun, dia tergopoh-gopoh ke ambang pintu dan langsung jatuh ke pelukan Luan.
"Ada apa, Nyonya?" tanya Luan sambil melihat keadaan kamar Sheana yang berantakan dengan kaca yang berserakan.
"Tunggu di sini!" kata Luan yang hendak memeriksa keadaan di luar sana, tapi Sheana menahan tangan pemuda itu.
"Lu, aku takut," katanya, dan Luan melirik ke arah Batari yang baru saja tiba.
"Tenang, Nyonya, ada saya di sini," kata Batari, seraya menopang tubuh Sheana yang terasa lemas. Sehingga bisa melepas kepergian Luan.
"Tenang, Nyonya, saya akan periksa semua sudut rumah."
Sheana mengangguk masih dengan wajahnya yang pucat pasi. Sementara Luan langsung berlari keluar.
Namun, ternyata orang tadi sudah berhasil kabur karena dikejar oleh Pak Rio dan Paramita.
"Dia kabur, Lu, apakah Nyonya Sheana baik-baik saja?" ujar Pak Rio setelah menghubungi keamanan komplek.
"Nyonya masih shock, ke mana dia kabur?"
"Ke arah sana, tapi saya sudah menghubungi security komplek. Mereka akan membantu, ayo!"
Luan langsung mengangguk, sambil melangkahkan kakinya dia melirik ke arah Paramita. Dia tidak mengerti apa yang wanita itu lakukan di sana.
***
Satu jam melakukan pencarian, ternyata mereka tak mendapat hasil apapun. Bahkan dalam Cctv pun wajah pelaku tidak tertangkap kamera.
"Besok kita lapor Tuan Ruben saja supaya beliau lapor polisi," kata Pak Rio setelah kembali ke rumah.
"Iya, Pak, tapi sebelumnya bukankah Pak Rio ada di depan, kenapa tidak tahu ada orang masuk?" ujar Luan dengan mata yang menyipit.
"Tadi saya sempat masuk untuk ambil teh, Lu, saya asyik ngobrol sama Paramita yang katanya tidak bisa tidur, eh tiba-tiba dengar suara teriakan sama kaca pecah," jelas Pak Rio yang benar-benar tidak tahu menahu, dan dia akui memang ini keteledorannya. "Maaf ya, Lu, saya teledor."
"Kenapa minta maaf pada saya, Pak?"
Pak Rio yang bingung menjawab hanya garuk-garuk kepala. Andai iya, dia melapor, pasti dia juga yang kena marah Ruben.
Akhirnya Luan pamit masuk ke dalam, dan ternyata Sheana sudah berpindah ke kamar Batari, malam ini dia tidak mau tidur sendiri.
"Pelakunya tidak berhasil ditemukan, Nyonya, tapi saya akan lapor pada Tuan Ruben dan melindungi Anda terus. Selagi Anda tidur di sini, saya di depan," ujar Luan seraya menarik selimut semakin tinggi hingga ke dada Sheana. Dan Sheana hanya bisa mengangguk menerima perhatian itu.
selamat luan, akhirnya kamu bisa masuk rumah utama. ingat luan? kamu harus selalu melindungi Shiena, karena di dalam rumah utama ada seseorang yang pastinya akan mencelakai Shiena.
Sukurinn kamu fel? pelan2 keberadaanmu pasti tersingkirkan, kamu yang memulai dan akhirnya kamu juga yang pasti tereliminasi. yang pasti nyonyah Sandra akan berada di pihak shiena 😂😂
apalagi kalo nti dia bisa memberikan cucu dari Ruben ..s Felicia bakal d tendang dari istana yg selama ini buat d nyaman 🤭
emejing bgt klo bgitu🤭🤣🤣🤣