"Raja iblis akan mati jika jantungnya ditusuk oleh anak yang lahir di bulan merah!"
Sebagai sword master, Arnette Bavaria bertanggung jawab atas invasi iblis menyerupai monster yang akan menghancurkan wilayahnya.
Arnette melakukan perjalanan lintas waktu untuk mencari anak yang lahir di bulan merah itu dan bertemulah dia dengan sosok Agam yang ternyata mempunyai stigma iblis.
"Aku membutuhkan anak yang suci," ucap Arnette.
"Tapi, aku masih suci dan perjaka," balas Agam.
"Bukan itu, aku menginginkan anak darimu jadi mari kita membuatnya!" ajak Arnette yang membuat Agam tidak percaya.
"Aku masih sekolah dan membuat anak harus dilakukan setelah menikah," tolak Agam.
"Kalau begitu, ayo menikah!" ajak Arnette lagi.
Agam semakin tidak percaya, dia harus mengajukan syarat supaya Arnette berhenti mengganggunya.
"Aku mau menikah asal kau bisa memberiku 400 anak sapi, 900 kambing, 100 uang perak, 300 lembar kain sutra, dan 2 kotak harta karun!" tegas Agam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRM BAB 22 - Eksperimen Arnette
Karena Ara sering mengalami kontraksi palsu menjelang kelahiran, Zester mempercepat keberangkatan ke kampung Suka Maju.
Mereka tidak sendirian karena membawa baby sitter, pengawal serta dokter kandungan jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Demi istrinya, Zester akan melakukan apapun.
"Opa... Opa..." Kaizen yang sudah bisa memanggil Theo memukul-mukul kaca mobil ketika memasuki area kampung.
Biasanya terlihat hamparan sawah yang luas dengan padi yang masih hijau atau sudah menguning karena siap panen.
Namun, kali ini banyak para petani yang membajak sawah untuk ditanam padi ulang.
"Pasti karena ulah sapi dan kambing," batin Zester. Dia sangat mengingat jelas bagaimana Rebecca dan Mike yang kalang kabut karena yayasan mereka didatangi ratusan kambing dan sapi setiap hari.
Hewan-hewan itu sampai pusing karena dioper ke sana kemari.
"Sebenarnya seperti apa istri dari adik ipar," lanjut Zester penasaran.
"Opa... Opa..." Kaizen kembali memanggil nama Theo karena tidak sabar bertemu.
"Kai sudah kangen opa?" tanya Zester yang kewalahan memangku anak gembulnya karena tidak bisa diam.
"Sebentar lagi kita sampai Kai," timpal Ara.
Dan benar saja tak lama mobil mereka berhenti di depan rumah pak kades.
Pada saat itu, Megan langsung menyambut kedatangan keluarga anak perempuannya. Apalagi ada cucunya yang sudah lama tidak bertemu.
"Kai..." seru Megan seraya mengambil alih gendongan Kaizen. "Aduh, aduh, tambah gembul, ya!"
Ara turun dibantu oleh Zester, perutnya sudah sangat besar jadi dia sangat kerepotan.
"Di mana adik, Bu?" Ara bertanya tentang Agam karena ketinggalan banyak berita.
"Agam sekolah tapi istrinya ada di rumah, kalian jangan kaget dan harap maklum saja kalau dia berbuat aneh," jawab Megan seraya memberi peringatan.
Arnette sendiri sudah diberitahu oleh Agam dan mertuanya sebelumnya jadi dia sudah mempersiapkan diri.
Rumah pak kades yang sepi jadi ramai sekarang.
"Arnette..." panggil Megan.
Perempuan itu keluar dari kamar dan ikut bergabung bersama Megan.
"Ini kakak iparmu, kakaknya Agam," Megan memperkenalkan Ara pada perempuan itu. "Ini suaminya dan anak pertama mereka!"
Megan kemudian menunjuk Zester dan Kaizen.
"Hai," sapa Ara.
Arnette mengulurkan satu tangannya. "Aku istrinya Mas Agam!"
"Puft, Mas Agam!" Zester tidak bisa menahan tawa sedari tadi. Dia harus bertanya banyak pada pemuda itu ketika pulang sekolah nanti.
Ternyata memang keluarga Agam menyenangkan dan kedatangan Ara semakin membuat Arnette dilema karena iparnya itu tengah hamil besar.
"Apa nanti aku akan seperti itu? Bagaimana caraku melawan monster?" Arnette jadi memikirkan hal yang harus dia hadapi kedepannya.
Sampai lamunannya buyar ketika kakinya disentuh oleh makhluk kecil Kaizen.
Arnette mengangkat Kaizen dan memperhatikan balita itu. "Apa kau merepotkan ibumu?"
"Aku tidak tahu cara mengurus bayi!"
Kaizen membalasnya dengan tertawa seraya celotehan mulutnya yang belum jelas.
"Arnette, jangan diangkat seperti itu. Cepat turunkan!" tegur Megan.
Bukannya menurunkan ke lantai, tapi perempuan itu meletakkan di pundaknya.
"Aku akan belajar mengurus bayi," ucap Arnette. Dia berjalan ke arah dapur untuk mencari pisau.
"Apa anak sekecil ini bisa menusuk sesuatu?"
Arnette akan melakukan eksperimen terhadap Kaizen supaya dia nanti tahu bagaimana cara mengajari anaknya menusuk jantung iblis.
"Ayo pegang dan coba tusuk aku!" Arnette memberikan pisau ke tangan Kaizen.
"JANGAN!!" semua berteriak karena melihat tindakan ekstrim Arnette itu.
isinya keren dan ngakak abis/Joyful//Joyful//Joyful//Drool//Drool//Drool/
Agam pasti mikir 400 sapi aja sangat mahal
ditambah laimya
/Facepalm//Facepalm/
yg cewek cantiikk pisan