Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
“Arsen belum datang?" Tanya Gabriel, malam ini dia mengadakan acara makan malam bersama, sekaligus ingin membicarakan sesuatu yang pada kedua cucu laki-lakinya, sementara untuk Bianca, pria itu mengirimnya keluar negeri.
“Kamu menungguku pria tua?" Suara berat milik Arsen membuat mereka menoleh.
Arsen menghampiri wanita cantik yang sudah tidak muda lagi, lalu mengecup singkat kedua pipinya.
Gabriel melirik tajam. “Duduk Arsen." Titahnya dia tidak tahan melihat istrinya di peluk oleh pemuda berandalan itu, meskipun sudah berdamai Arsen kerap membuatnya naik darah. Arsen duduk bersebelahan dengan kakaknya.
”Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Gabriel tanpa melihat kearah siapa yang dia tanya.
Tentu saja tidak ada yang menjawab, baik Arion maupun Arsen, keduanya terdiam dan Erlan tidak memperdulikan itu, lebih baik dia melanjutkan menghabiskan makanannya.
Tidak ada jawaban membuat Gabriel menghela nafas panjang. “Arsen!" Tegurnya.
“Hmm, kau bertanya padaku pria tua?" Arsen menaikan sebelah alisnya.
Gabriel memejamkan matanya, bukan ide bagus mengadakan acara makan malam seperti ini.
“Iya, karena Opa sudah bertanya pada Arion sebelum kamu datang." Ujarnya.
“Oh, tidak ada masalah di pekerjaanku, hanya Opa yang terus membuat masalah setiap hari mengirim pesan tidak penting." Jawaban Arsen membuat Gabriel ingin menyumpal mulut cucunya.
Bisa-bisa nya pesan yang dia kirim tidak penting? itu adalah salah satu tanda perhatiannya pada Arsen.
Vale mengusap lengan suaminya, pertanda harus mempertebal kesabarannya.
“Arsen.. besok malam Opa ikut kencan buta." Celetuknya, membuat Erlan dan Arion tersedak, sementara Arsen menaikan sebelah alisnya.
Menyandarkan tubuhnya di kursi, menatap sang Opa dengan senyum tipis, lalu pandangannya beralih pada Vale yang sedang memberikan segelas air putih pada Arion.
“Pria tua, kau ingin ikut kencan buta? apa Oma sudah setuju untuk dimadu?"
Plak
Gabriel langsung memberikan pukulan kecil, mana ada dia mau menduakan Vale.
“Jaga bicaramu!!.., maksud Opa besok malam kamu harus pergi ikut kencan buta, Opa sudah menyediakan beberapa wanita yang... "
“Aku tidak mau." Tolaknya dengan cepat, Arsen belum siap untuk berurusan perempuan mana pun.
Gabriel melebarkan matanya dengan mulut menganga, Arion sudah menolak dan sekarang Arsen juga menolak, apakah kedua cucunya tidak ingin menikah dan memiliki keturunan.
“Harus... "
“Yaudah, Opa aja, nanti aku atau Arion yang menyiapkan tempatnya." Lagi-lagi Arsen menyela.
Arsen menikmati semua hidangan, Vale mengerti apa yang dia sukai dan tidak. Bukan hanya makanan kesukaannya saja, tetapi juga kesukaan Arion.
Gabriel membanting tangannya ke udara sangking kesalnya. Sementara Vale tidak ingin ikut campur dan membiarkan kedua cucunya memiliki kebebasan, kapan dan dengan siapa mereka menikah.
**
Gedung pabrik kosong berlantai tiga itu menjadi tempat yang disukai oleh mereka untuk melakukan yang namanya transaksi.
Lexi melempar tali dan mengaitkan pada salah satu tiang. memastikan situasi aman, lalu melompat di kegelapan, naik keatas lebih cepat dari menaiki anak tangga.
Sementara di atas perkelahian tidak tertahan lagi, Arsen berhasil mendapatkan dua pukulan di wajah tampannya. Arsen kembali menyerang, prediksinya selalu akurat dan tepat sasaran.
Dia bekerjasama dengan Nico, seakan menjadi satu orang dengan empat tangan dan empat kaki, pergerakan begitu cepat dan lincah membuat musuh kewalahan.
“Rebecca!!" Salah satu dari mereka memanggil rekannya yang tersungkur. Belum sempat pria itu membantu rekannya, Lexi dengan cepat menghalangi.
“Maaf aku datang terlambat." Ucap Lexi melihat kearah Arsen dan langsung memberikan perlawanan.
Arsen hanya menganggukkan kepalanya, ingatannya sangat kuat, perempuan yang melawannya, orang yang sama ketika menantangnya balapan dulu.
Tidak ada celah bagi siapapun untuk kabur, mereka sudah sama-sama mengepung satu sama lain. Perkelahian terus terjadi.
Dor!
“Arsen!!" Teriak Nico dan Lexi.
Arsen terjatuh, kaki kirinya tertembak, tetapi dari mereka tidak ada yang mengeluarkan senjata.
Seakan mendapatkan kesempatan, Rebecca dan dua rekannya menggunakan kesempatan untuk membawa lari uang dan obat-obatan dalam koper. siapapun yang menembak Arsen, dia cukup berterimakasih.
“Sial!! Tembak mereka!!" Teriak Arsen dengan kemarahan yang meledak-ledak.
Anak buah arsen melakukan apa perintah sang tuan, tetapi bersamaan dengan itu terjadi ledakan yang meruntuhkan bangunan tiga lantai itu.
Duaar!!
Tidak ada satupun yang keluar dengan selamat dari gedung itu. Entah siapa yang melakukannya, kedua klan itu hancur berkeping-keping bersama runtuhnya bangunan.
Erlan bak orang tidak waras mencari putra bungsunya di bawah runtuhan itu, meskipun mustahil untuk selamat setidaknya dia bisa menemukan Arsen. Tidak hanya Erlan disana juga ada Arion bersama Lucas dan anak buahnya yang membantu pencarian.
“Singkirkan semua puing-puingnya." Titah Gabriel, tangannya gemetar, Erlan melarangnya untuk datang, tetapi dia tetap datang untuk ikut mencari.
Mereka baru saja berdamai, tidak mungkin harus terpisah lagi dengan cara seperti ini.
“Arsen akan baik-baik saja, iya anak itu pasti akan baik-baik saja." Ucap Gabriel.
“Arion, tenanglah." Ucap Lucas memegang kedua bahu sahabatnya.
Arion menggelengkan kepalanya. “Bagaimana aku bisa tenang, adikku ada dibawah runtuhan itu." Jawabnya.
Sudah cukup kehilangan Maureen, jangan lagi sampai Arsen juga. dia baru saja bisa bangkit dan sembuh, menerima takdir yang memang harus kehilangan ibunya.
***
“Pria tua kau menangis?" mereka yang tengah dalam keputusasaan dalam pencarian menoleh.
mata mereka melebar dengan keterkejutan. “Arsen!" ucapnya bersamaan.
Arsen tersenyum, detik kemudian menjatuhkan tubuhnya. sebuah keajaiban dia bisa selamat dan keluar dari gedung itu. Bukan hanya Arsen, Lexi dan Nico juga sama,
“Siapkan mobil!" seru Erlan, dia harus membawa putra dan dua lainnya kerumah sakit khusus anggota klan.
Arsen masih sadarkan diri hanya saja tubuhnya terasa lemas. dia memperhatikan Ayah dan saudaranya yang mengkhawatirkan dirinya.
“Pria tua, gadis yang ingin kau jodohkan denganku adalah musuhku" ucap Arsen di tengah kesadarannya.
“Tidak mungkin, aku.. "
“Opa ingin membunuhmu melalui gadis itu, kamu harus waspada." Timpal Arion melirik kesal kearah Gabriel.
Gabriel tercengang, mereka semua menyalahkannya? Dan siapa yang Arsen maksud? seingatnya dia mencarikan gadis polos dan lugu, tidak ada yang kriminal seperti tuduhan kedua cucunya.