NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Kamu yakin mau menemui ibumu dengan kondisimu yang baru sadar dari pingsan?" tanya Tania memastikan.

Jesica melepas pelukannya. "Aku yakin. Aku ingin bertemu dengannya. Aku—" Jesica tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Dadda nya terasa sesak dan sulit bicara.

"Biar aku temani." ucap Tania.

"Apa aku boleh ikut masuk kedalam?" tanya Boy membuat Gavin menatapnya dengan tajam.

Boy melihat tatapan tajam dari sahabatnya. "Jangan menatapku seperti itu. Kalau kamu mau masuk, tinggal masuk saja! Apa kamu tidak berduka atas kepergian mertuamu?" sindir Boy yang kemudian masuk kedalam kamar jenazah.

"IBU!" teriak Jesica saat melihat jazad ibunya. Dia memeluk erat. "Semua ini salahku, Bu! Maafkan aku, aku memang anak tidak berguna. Seharusnya, aku bisa menolong ibu. Aku, hiks … hiks …"

"Ibu, bangun, Bu! Bangun! Aku tidak mau kehilangan ibu! Di dunia ini, hanya ibu yang aku punya. Aku sekarang sendirian, Bu." ucap Jesica.

Tania mengusap lembut punggung sahabatnya, lalu dia menarik tubuh Gavin untuk menggantikan posisinya.

"Seharusnya anda yang menenangkan Jesica." ucap Tania.

Gavin mengusap lembut punggung istrinya. Dia bisa merasakan kesedihan istrinya.

Boy menarik Tania keluar kamar jenazah.

"Sejak kapan, kamu tahu kalau Gavin suami dari Jesica?" tanyanya.

Tania mengecek lengannya yang di pegang Boy. "Untung saja, lenganku tidak lecet."

"Jawab pertanyaanku! Sejak kapan kamu mengetahui semuanya!" ucap Boy lagi.

"Jadi, kamu tahu semuanya?" tanya balik Tania.

Boy mendengus kesal. "Jawab saja! Gavin sudah jujur padaku."

'Apa? Jadi, pria itu sudah jujur semuanya dengan dia?' gumam Tania dalam hati.

"Jesica memberitahukan masalah ini baru kemarin. Dan karena Gavin sudah jujur denganmu, maka aku harus menanyakan hal ini." ucap Tania.

"Apa?" tanya Boy.

"Apa benar, Gavin mempunyai pacar dan kini, pacarnya tinggal di rumahnya?" tanya Tania membuat Boy terdiam.

"Kenapa diam saja? Jawab pertanyaanku!" pinta Tania.

"Kenapa harus aku yang menjawab pertanyaanmu? Kamu bisa tanyakan langsung ke Gavin?" jawab Boy.

"Karena kamu sahabat dari Gavin. Dan aku hanya ingin mengutarakan isi hatiku saja. Aku tidak setuju dan aku tidak terima kalau Jesica di sakiti. Aku tahu, Jesica orang yang baik, tapi jangan jadikan kebaikannya sebagai tameng untuk perselingkuhan Gavin dengan pacarnya." tegas Tania.

Boy terdiam, dia menatap ujung kaki Tania.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, ha?" tanya Tania dengan tatapan menyelidiknya.

"Aku hanya heran saja. Aku pikir, kamu tipe perempuan yang acuh." jawab Boy.

Jesica menginjak kaki Boy sampai meringis kesakitan.

"Aduh!" teriak Boy.

"Aku sedang serius. Dan bisa-bisanya, kau—"

"Aku akan mencari tahu tentang pacar Gavin. Aku juga tidak suka kalau Gavin mempermainkan hati Jesica." jawab Boy dengan serius.

"Janji?" ucap Tania mengulurkan tangannya. "Jabat tanganku dan aku akan menunggu informasi terbaru dari kamu."

Boy mengulurkan tangannya. "Kita selesaikan masalah ibunya Jesica. Setelah itu, kita baru cari tahu bersama." titahnya.

Akhirnya acara pemakaman selesai. Dan Jesica masih terus menangis memeluk papan nisan ibunya.

"Ibu, hiks … hiks … maaf aku, aku tidak bisa membuat ibu sembuh." ucap Jesica.

"Jesica, hari sudah mulai malam. Sebaiknya, kita pulang." titah Tania.

"Aku tidak mau pulang. Aku masih mau di sini menemani ibu. Ibu pasti kesepian kalau aku pulang." jawab Jesica di selingi isak tangisnya.

"Ibumu sudah tenang di surga. Kamu tidak boleh terpuruk terus." ucap Gavin.

Jesica menatap Gavin. "Semuanya sudah selesai, Mas. Ibuku sudah pergi dan aku sudah tidak butuh uang yang banyak. Kalau Mas Gavin mau menceraikan aku, aku akan menerimanya. Kamu berhak bahagia dengan wanita pilihanmu dan tentunya bukan aku yang bekas pela cur, Mas."

Gavin menatap Boy yang sedang menatapnya.

"Kalau kamu melepaskan Jesica, aku akan memungutnya." bisik Boy.

"Aku tidak perduli dia bekas siapapun. Ingat, aku sangat menyukai jika Jesica di atas ranjang." sambungnya lagi.

Gavin berusaha mengendalikan emosinya. "Kita bicarakan urusan ini di rumah dan hanya berdua." tegasnya.

Drt … Drt …

Ponsel Boy berdering, dia melihat nama Blade di layar ponselnya.

"Blade menelfonku. Pasti dia sedang mencarimu. Pergilah dan temui pacarmu, itu. Jangan khawatirkan Jesica, aku akan menjaganya." bisik Boy memperlihatkan layar ponselnya.

'Untung saja, ponselku aku matikan.' gumam Gavin dalam hati.

"Cepat pergi, dan selesaikan masalahmu dengannya." titah Boy.

Gavin bergegas menuju mobilnya yang terparkir di depan TPU (Tempat Pemakaman Umum). Dia mengendarai dengan kencang.

Jesica melihat kepergian suaminya.

"Siapa yang menelfonmu?" bisik Tania kepada Boy.

"Blade." jawab Boy keceplosan.

"Blade?" gumam Tania lalu melihat kepergian Gavin. "Apa Blade itu pacar Gavin yang tinggal di rumahnya?"

'Aduh, aku salah bicara.' gumam Boy dalam hati.

Bugh!

Tania memukul lengan Boy. "KENAPA KAU IZINKAN GAVIN PERGI DARI SINI!" teriaknya membuat Boy seketika menutup telinga.

"Seharusnya Gavin menemani Jesica bukan malah asik berpacaran! Apa dia tidak punya hati nurani!" geram Tania.

"Ini sudah kelewat batas. Aku tidak terima sahabatku ditindaas dan di permainkan oleh pria seperti Gavin. Secepatnya, Jesica harus mengurus surat perceraian. Dan aku akan carikan Jesica kekasih yang tulus mencintainya." ucap Tania lagi.

"Hust, jaga bicaramu. Jesica baru saja berduka dan kau malah sudah berpikir meminta Jesica bercerai. Kau sudah menambah beban masalahnya." kesal Boy.

"Dia sahabatku dan aku ingin melihat sahabatku bahagia bukan menderita." ketus Tania lalu mengajak pulang Jesica. "Sebentar lagi akan turun hujan. Sebaiknya kita pulang." titah Tania.

"Ta-tapi Tan—"

"Please, Jes! Sebentar lagi turun hujan. Aku tidak mau kamu sakit. Ayo kita pulang!" ucap Tania sedikit memaksa.

"Ibu, Jesica pulang dulu, tapi Ibu tidak perlu khawatir, besok Jesica akan datang lagi dan menemani Ibu. Jesica juga akan berdoa, agar kita bisa dipertemukan lagi di surga." Jesica mengusap air matanya.

"Biar aku antar kalian pulang." titah Boy.

"Terimakasih, tapi aku dan Tania bisa pesan taksi online." tolak Jesica halus yang tidak membawa mobilnya.

"Aku pesan taksi online dulu." titah Tania.

Boy merebut ponsel Tania. "Sebentar lagi hujan, apa susahnya kalian menurut padaku, ha!" geramnya.

"Kita tidak ada urusan denganmu. Kembalikan ponselku!" ketus Tania berusaha merebut ponselnya.

Boy memasukkan ponselnya kedalam saku celana bagian depan. "Ambilah kalau berani."

"Dasar pria Mess sum!" teriak Tania lalu melayangkan pukulannya tetapi di halangi oleh Jesica.

"Tolong kalian jangan bertengkar. Ibuku baru saja meninggal. Jangan buat—"

"Tapi dia sudah mengambil ponselku!" kesal Tania.

"Aku bisa saja mengambil ponselku di saku nya tapi apa kata orang yang melihat?"

"Tidak ada orang." jawab Boy santai, dia melirik sekitarnya.

Tania menarik salah satu sudut bibirnya tipis. "Baiklah, aku akan mengambil ponselku dengan cara yang berbeda." Tania menggosokan kedua tangannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!