NovelToon NovelToon
Tatap Aku, Suamiku

Tatap Aku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Musim pertama : Tatap Aku, Suamiku
Musim Kedua : Bunda dari Anakku


Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Wira (22 tahun) nekad membawa kedua orang tuanya ke Yogyakarta untuk melamar Naina ( 17 tahun), yang hanya seorang gadis yatim piatu.
Wira yang terlahir dari keluarga berada, menikah dengan Naina yang hanya gadis dari keluarga biasa.

Lima tahun pernikahan, guncangan menghantam kehidupan rumah tangga mereka. Dunia Naina hancur seketika. Kebahagiaan yang selama ini direguknya, apakah hanya sebuah kebohongan semata atau memang nyata. Apakah pernikahan ini sanggup di pertahankan atau harus berakhir??

Ikuti perjalanan rumah tangga Wira dan Naina

“Tolong tatap aku lagi, Suamiku.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1. Bab 25

Mobil Wira terlihat keluar dari halaman rumah Stevi. Laki-laki itu memacu mobilnya dengan kencang menahan cemburunya yang membuncah. Mendengar istrinya didekati laki-laki lain, ada rasa tidak terima dan tidak rela. Naina hanya miliknya seorang. Sampai kapan pun, Naina hanya miliknya.

Kendaraan itu baru saja keluar dari halaman rumah Stevi, tiba-tiba ada kendaraan lain masuk dan berhenti di sana menggantikan. Turun seorang pria muda, dari mobil pajero hitam pekat, tersenyum menatap ke pintu utama.

Berjalan menuju teras rumah dan menekan bel pintu sambil merapikan pakaian casualnya. Kaos hitam dengan celana jeans sobek di bagian lutut. Terselip rokok menyala di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.

Menyesap sisa rokok kemudian membuangnya tepat di dekat mata kaki. Pria itu menginjak puntung rokok yang masih menyala dengan alas sepatu ketsnya.

Baru saja akan menekan bel rumah kembali, Stevi sudah muncul di depan pintu dengan rona terkejutnya. Raut licik yang nampak jelas di wajah sang pria, berganti senyum menyebalkan.

“Akhirnya ....” Sang pria berucap.

Tanpa permisi, pria itu menerobos masuk dengan lancangnya. “Dimana putriku, Nola. Bukankah aku dengar gadis manis pencetak rupiahku itu sedang sakit, sebagai ayah yang baik, aku merasa perlu menjenguknya sebentar,” ucapnya pelan, mengedarkan pandangan ke sekeliling.

“Di mana kamu menyimpan Nola Pelangie WIRAYUDHA?” tanya sang pria, menjatuhkan tubuh kekarnya di atas sofa biru yang menghuni ruang tamu rumah mewah itu.

“DENNIS! Berhenti memanggilnya putrimu. Kalau Nola dan pengasuh itu mendengar, kamu tidak akan mendapat apapun lagi dariku,” ancam Stevi. Wanita itu sudah berdiri di depan laki-laki bernama Dennis dengan kemarahan tercetak jelas di wajahnya.

“Ah ... harusnya dia menyandang namaku. Nola ... Wijaya, itu lebih terdengar keren, Sayang,” ucap Dennis.

“Bagaimana kamu bisa mengetahui rumahku?” tanya Stevi, merendahkan suaranya. Tidak mau obrolannya terdengar pengasuh putrinya. Semuanya akan kacau saat itu terjadi.

“Aku tahu semua hal, Sayang! Semuanya. Hanya kamu saja yang tidak peka, kalau aku selalu mengikuti langkahmu.” Dennis tersenyum menyeringai.

“Tidak adalah soda dingin atau sirup jeruk? Paling tidak kamu bisa menawarkanku secangkir kopi hangat,” ucap Dennis tersenyum menatap Stevi.

“Katakan apa maumu, setelah itu pergi!” usir Stevi.

“Ini kunjungan pertamaku, Stevi Sayang. Setidaknya kamu harus menyuguhkan cemilan ringan dan minuman ala kadarnya. Apa karena suamimu bahkan tidak pernah mau duduk di sini menikmati apa pun dari rumah ini, sampai-sampai kamu tidak menyiapkannya di dapurmu?” tanya Dennis dengan senyum di salah satu sudut bibirnya.

“Cukup Dennis! Berapa yang kamu butuhkan?” tanya Stevi, melunak. Bagaimana pun dia harus mengusir laki-laki ini. Bagaimana pun, Dennis tidak boleh menginjakan kaki di kediamannya. Sampai Wira tahu, semuanya akan berantakan.

“Berapa banyak yang kamu miliki? Untuk menutup mulut besarku butuh uang yang banyak.” Dennis lagi-lagi menyeringai licik.

“Apalagi menutup banyak hal yang selama ini kamu sembunyikan dari dunia. Hahahaha ....!” Tawa Dennis terdengar begitu mengerikan.

Gantian Stevi yang terkekeh saat ini. “Kamu sudah bangkrutkah? Apakah sejak Andi Wijaya masuk penjara, putranya jatuh miskin seketika,” sindir Stevi.

“Keluar dari rumahku sekarang! Berapa yang kamu inginkan, aku akan mengirimnya ke rekeningmu! Jangan berani-beraninya menemuiku di sini!” ancam Stevi, mengarahkan telunjuknya tepat ke wajah pria tampan di depannya.

Tawa Dennis kembali pecah mendengar kalimat terakhir Stevi. “Rumah hasil kerja keras kita bersama, Sayang. Nola ada karena kerjasama kita berdua. Ooopss ... bukan kerja keras meskipun berbagi peluh bersama. Walau aku harus bekerja keras menghamilimu, tetapi aku menyukainya, Sayang,” ucap Dennis, merentangkan kedua tangannya, menyusuri sandaran sofa. Mata elang itu kembali menyisir tiap sudut ruangan.

“Rumah yang nyaman. Dan kalau dijual, aku yakin bisa bersenang-senang dengan banyak gadis setiap malam,” ucapnya pelan.

“Pergi! Aku tidak mau suaramu mengacaukan semuanya. Aku sudah memberi banyak untukmu!” Stevi mengingatkan.

“Yang aku lakukan untukmu juga bukan hal kecil, Sayang. Coba kamu ingat-ingat, bagaimana aku mendukungmu sampai bisa membuat laki-laki bodoh itu jatuh ke tanganmu.”

“Seharusnya, aku juga berhak atas rumah ini. Kamu tahu kan, bagaimana andilku untukmu, sampai mendapatkan semua kemewahan yang kamu nikmati sekarang.” Dennis mengingatkan.

“Keluar sekarang!” Stevi menarik tangan Dennis.

“Aku akan mengirimkan uang ke rekeningmu sebentar lagi. Keluar sekarang! Sampai Wira tahu, jangankan aku, bahkan kamu tidak akan mendapatkan apa-apa lagi. Hanya bisa gigit jari menyesali perbuatan bodohmu ini!” ancam Stevi.

***

Setelah menembus kemacetan, Wira akhirnya tiba di rumahnya. Begitu pintu terbuka, indra penciumannya sudah disuguhkan aroma menggugah selera.

Kecemburuan yang mengisi otaknya sejak mendengar cerita Stevi, perlahan menguap. Aroma masakan yang bersumber dari dapur rumah, membuat Wira menyerat langkah kakinya menuju ke sana.

“Mas, kamu sudah pulang? Bukankah katanya mau ke tempat mama?” tanya Naina heran. Wanita cantik bercelemek coklat itu masih mengenakan sarung tangan kain, mengeluarkan ayam panggang dari dalam mivrowave. Tentu terkejut dengan kedatangan suaminya yang lebih cepat dari seharusnya.

“Mas merindukanmu, Nai.” Wira berjalan mendekat, kedua tangan merengkuh pinggang istrinya, melabuhkan kecupan di puncak kepala Naina.

“Mas ....” Rona kemerahan menyergap pipi mulus Naina.

“Sebentar Mas, aku harus merapikan semuanya.” Naina sudah memanggil Mbok Sumi untuk membantunya membereskan dapur yang sedang porak poranda karena ulahnya.

“Sudah selesai memasaknya?” tanya Wira, menatap beberapa piring sudah tersaji di atas meja.

“Sudah, Mas. Tinggal merapikan perabotan saja. Nanti Mbok Sumi yang melakukannya.”

“Berarti sudah ada waktu untuk Mas?” tanya Wira, membantu Naina membuka simpulan celemek di tengkuk dan pinggang ramping istrinya.

Naina mengangguk.NKeduanya meninggalkan dapur setelah memberi perintah pada Mbok Sumi.

“Ada yang ingin Mas bicarakan?” tanya Naina. Keduanya sudah bergandengan tangan menuju kamar tidur mereka yang terletak di lantai dua rumah.

“Ya, Nai.”

“Kita bicara di kamar. Ada yang perlu Mas luruskan.” Wira sudah membuka pintu kamar, dan membawa istrinya masuk.

“Ada apa Mas?” tanya Naina, membuka kancing kemeja suaminya satu per satu dan membantu Wira melepas kemeja kerjanya.

“Nai bertemu dengan siapa di kantin kantor tadi?” tanya Wira, menahan gejolak rasa yang sekarang muncul kembali. Bersusah payah meredam cemburu yang terlanjur memuncak.

Tangan lincah Naina sudah melepaskan ikat pinggang suaminya. Dengan dahi berkerut, memikirkan sesuatu, Naina akhirnya bersuara.

“Kak Tria? Kak Tria maksudmu, Mas?” tanya Naina.

Wira menggeleng. “Mas tidak tahu. Istri Mas bertemu dengan siapa tadi siang di kantin. Stevi hanya bercerita kalau kamu bertemu seseorang,” cerita Wira, dengan tatapan penuh selidik. Menatap istrinya mencari tahu.

“Itu Kak Tria, Mas. Temanku di Yogyakarta,” sahut Naina, setelah memastikan siapa yang dimaksud suaminya.

“Sewaktu kita menikah, Kak Tria hadir di pernikahan kita, Mas,” jelas Naina.

***

TBC

1
Afan Lilah
knapa mantan Mertua jd segalak ini ya?
Nayy
hedeeeeh...wes ruwet koyo dawet
Nayy
thooorrrr.....naruh bawang nya kebanyakan 😭😭😭
Bahkan seakan ikut merasakan sakit yang sesakit itu bagi Dennis
Nayy
kereeeennn.....🥳🥳🥳 itu baru laki laki gentleman brooo....dennis
full bintang ,subricrible, vote d tutup kopi
kalea rizuky
dih mau manasin ya bang gk mempan
kalea rizuky
bapak e wira ttep tolol
kalea rizuky
pdhl lu dalang kehancuran nay jg lo nis sok pahlawan
kalea rizuky
nayna g tau ya Denis itu biang keladi kehancuran mu meski suamimu emank bloon jg emak mertua munafik durjana
kalea rizuky
Denis kakk baik lo sebenernya karena emak aja yg jalang
kalea rizuky
laki. goblokkk
kalea rizuky
Naina lemah males cerai ywdah suami tukang selingkuh kok di pertahan kan najis ddh
Lilik Juhariah
the best karyamu memporak porandakan htiku thor , sport jantung
Lilik Juhariah
walaupun novel ni dah end daribdulu , gemes juga , hak naina dong mau cinta sama siapa kan kalian dah cerai , kamu yg nikah sama stevy
Lilik Juhariah
kenapa susah sekali ngomong , mendem terus , modelan gini gmn BS idup tenang Nay, keluarin unek unekmu
SisAzalea
dalam cerita ini,yg paling bodoh adalah Naina,bodoh dulu,sekarang dan mungkin selama nya
SisAzalea
apa lagi niiii
SisAzalea
pandai pulak Wira kali ni
sebelum2 ni terlalu baik sampai tak peka langsung.
SisAzalea
yes yes,lakukan Naina..berjuang lah utk mu & Wira
SisAzalea
jadi Naina sakit,jadi Wira pun sakit..aku takmau jd mereka...huhuhu
Rini Susianti
satukan wira dan naina, dalam pecahnya rumah tangga mereka wira tidak bersalah, tapi wira nya bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!