NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip

**

" Gus, diva ga mau ya Sampek ada yang tau kalo kita udah nikah! " Diva memasang wajah galaknya, dengan kedua tangan yang berkacak pinggang.

Ya, kedua manusia berbeda jenis kelamin itu kini sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Setelah mengantar Nadira dan Azka ke bandara dan menyakiti langsung penerbangan mereka ke Jerman, barulah Zindan dan diva kembali ke pondok pesantren.

Rumah lama diva, di berikan oleh Nadira untuk di tempati oleh sang putri dan menantunya, siapa tau suatu saat nanti Zindan berniat untuk hidup mandiri dan tinggal jauh dari keluarganya.

Awalnya rumah itu memang mau di jual, tapi diva memaksakan kehendak, melarang sang mama yang ingin menjual rumah itu. Bagi diva, itu bukanlah rumah biasa, disana lah terdapat banyak kenangan manis keluarga nya.

Rumah yang di bangun oleh Sang papa ketika masih hidup untuk mereka tempati, sebuah rumah yang begitu berharga dan tidak ternilai harganya, bagi diva.

Karena paksaan diva, akhirnya Nadira pun luluh dan tidak menjual rumah itu. Rumah itu justru dijadikan sebuah kado untuk diva tempati bersama suaminya.

" Kenapa? Saya bukan aib yang harus di sembunyikan. " Gus Zindan melipat kedua tangannya di depan dada, wajahnya menatap datar sang istri yang sudah kelihatan begitu galak.

Diva memutar bola matanya dengan malas, ia tampak menarik nafasnya dalam.

" Yaudah terserah Gus Zindan, tapi liat aja, diva bakal berulah yang membuat Gus Zindan malu untuk mengakui bahwa diva itu istri Gus Zindan. Bay! " Diva langsung merebut tas punggungnya dari tangan Gus Zindan, kemudian melenggang begitu saja.

" Mau kemana kamu?! " Teriak Gus Zindan, setelah diva berada jauh darinya.

" Diva mau tinggal di asrama! Ga mau satu rumah ataupun satu kamar sama Gus Zindan, jelek! " Balas diva dengan berteriak pula.

Gus Zindan memperhatikan punggung diva yang kian terlihat menjauh, ia menghela nafas singkat. Sebelah tangannya sibuk memijat keningnya, memikirkan cara apa yang harus ia gunakan selanjutnya, agar diva luluh dan tidak membuat onar.

Gus Zindan sendiri mulai ragu pada dirinya, apakah ia benar benar bisa membuat diva menjadi pribadi yang lebih baik lagi, atau tidak. Karena sejauh ini, diva selalu saja bisa membantah apa yang ia katakan dan perintah kan.

Satu kalimat yang ia lontarkan sebagai larangan, maka seribu kalimat diva balas untuk membantah perkataan nya. Jadi, Gus Zindan harus memakai cara apa untuk membuat diva patuh?

Diva berjalan dengan entengnya, melewati lapangan pesantren. Ia tidak menghiraukan tatapan mata para santri putri yang menatapnya dengan tatapan aneh, bahwa ketika diva mendengar ada santri putri yang mencibirnya, diva hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

" Halooo everyone, i'm comeback! " Heboh diva, begitu membuka pintu asramanya.

Ketiga temannya yang bersiap siap untuk menuju ke kelas bahkan sampai terkejut, nyaris terjungkal.

" Divaaaaaaaaaaaa " teriak ketiga temannya dengan kompak, ketiganya langsung melupakan aktivitas yang mereka lakukan dan memeluk diva dengan erat.

Diva mencampakkan tas nya, membalas pelukan teman temannya. Ia sedikit rindu pada teman temannya ini.

" Kalian kangen inces yaa "

" Hu'um "

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya mereka melepaskan pelukan. Ketiganya menatap diva dengan sebuah sorot mata yang penuh tanda tanya. Diva tau, bahwa ada banyak pertanyaan di kepala temannya, namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja seolah olah memang tidak tau apa-apa.

" Kami mau nanya sesuatu sama kamu. " Celetuk sisi tak sabaran.

Memang dari awal, sisi lah yang begitu excited untuk mengetahui kebenaran dari gosip yang beredar di antara dua teman lainnya.

" Nanya apa? Orang bo doh kayak aku mau di kasih pertanyaan? Yang bener aje. Tanya google aja, udah pasti akurat. "

" Justru kalo di tanyakan ke google, google nya ga tau. Karna ini menyangkut kehidupan mu sama Gus Zindan? "

" Ada apa dengan anomali itu? "

" Anomali or suamimu? " Sahut Kayla. Alis nya di naikkan sebelah, menggoda diva, sekaligus mencari jawaban secara halus.

" Suami apaan? Suamiku cuman satu ye! Cuman Lee Min-ho. "

" Lee Min-ho or leemineral? "

" Lee Min-ho. "

**

" Diva, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan pada kamu. "

Usai pelajaran berakhir, ustadzah Malika menatap diva yang masih sibuk memindahkan catatan yang ada di papan tulis ke bukunya.

" Apa itu, ustadzah? Kalo diva jawab, ada bayarannya ga? " Sahut diva. Ia melihat sekilas pada ustadzah Malika, kemudian melanjutkan aktivitasnya.

Wajah ustadzah Malika tampak memerah mendengar cara diva menanggapi perkataan nya. Ia merasa begitu kesal, ingin memaki diva saat ini juga, namun kondisi kelas masih cukup ramai, ia menunggu suasana sepi dan hanya tersisa antara dirinya dan diva saja.

Beberapa santriwati kelas itu sudah langsung paham, alasan mengapa ustadzah Malika hendak memberikan pertanyaan yang pastinya bersifat pribadi dengan diva, sebuah pertanyaan di luar pelajaran.

" Kamu mau di bayar berapa untuk menjawab pertanyaan saya? "

" Ya standar aja, ustadzah. Satu juta buat satu pertanyaan. "

Bola mata ustadzah Malika langsung membulat dengan sempurna. Cara diva ini sudah lebih mirip dengan orang yang sedang membegal, hanya saja secara halus dan terang terangan.

Ustadzah Malika tidak lagi menyahuti diva, ia berpura pura membuka buku pelajaran seakan akan sedang mencari sesuatu untuk di jadikan bahan pertanyaan pada diva.

Diva melirik sinis pada ustadzah Malika di depan sana. Dalam hati ia memaki maki Gus Zindan yang sudah membuatnya harus kerepotan memberikan klarifikasi dan mengatakan kepada semua orang bahwa mereka tidak memiliki hubungan apapun, padahal aslinya memang ada.

" Diva, apakah benar kamu dan Gus Zindan sudah menikah? "

Setelah kelas tampak sunyi, hanya tersisa diva dan ustadzah Malika saja, barulah wanita itu mendekati diva dan bertanya. Seharusnya diva memang sudah keluar kelas sejak beberapa menit yang lalu, namun ustadzah Malika seakan akan sengaja menahannya untuk tetap tinggal di kelas lebih lama lagi.

Diva tampak memejamkan matanya sejenak, sudah menduga pasti pertanyaan seperti ini yang akan ustadzah Malika todongkan pada nya. Siapa sih yang tidak tau bahwa ustadzah Malika menyukai Gus Zindan? Perihal ini sudah begitu transparan di kalangan para santri.

" Berapa kali diva harus bilang sama ustadzah Malika, kalo Diva sama Gus Zindan itu ga punya hubungan apa apa. Kami loh setiap ketemu selalu berantem. Gimana ceritanya mau cinta cintaan. " Jelas diva, dengan mengarah sebuah cerita. Selanjutnya, ia berharap supaya ustadzah Malika percaya pada karangannya yang belum sempurna itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!