NovelToon NovelToon
Fitnah Kejam Mantan Suami

Fitnah Kejam Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Konflik etika / Selingkuh / Keluarga / Romansa
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.

Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Membandingkan

Rangga menggendong bayi itu dengan hati yang penuh haru. Tangannya masih gemetar, tapi kali ini bukan karena gugup. Melainkan karena terlalu banyak emosi yang berdesakan di dadanya. Ia menatap wajah mungil yang baru saja membuka mata, sepasang mata bening yang terasa seperti cermin dari keajaiban dunia.

"Cantiknya kamu ..." bisiknya lembut, bibirnya tersenyum, sementara matanya basah oleh air haru.

Untuk sejenak, dia melupakan rasa cemburu yang bersarang di hatinya untuk Bunga.

"Kamu mirip ibumu." lanjut Rangga.

Ia tidak tahu, betapa kalimat sederhana yang ia ucapkan penuh kasih, menyimpan ironi yang kelak akan menghancurkan dunianya.

Bayi itu bukan darah dagingnya. Namun, di saat ini, Rangga tak tahu apa-apa.

Yang ia rasakan hanyalah cinta.

Cinta murni seorang ayah pada anaknya. Atau pada apa yang ia yakini sebagai anaknya.

Rangga mencium dahi mungil itu, mencium aroma khas yang selama ini di rindukan, selama menikah dengan Bunga.

Dan mungkin, di sudut sunyi yang tak terlihat siapa pun, takdir sedang tersenyum getir. Karena kebenaran hanya menunggu waktu untuk mengoyak ketenangan yang kini Rangga peluk dengan penuh cinta.

Sedangkan Risa, dia masih berada di ruang icu untuk observasi intensif. Apalagi, tekanan darah Risa sempat naik.

Hartono, mengambil alih bayi dari gendongan Rangga, setelah lelaki itu mengumandangkan azan di telinga cucunya.

Dia menatap bayi mungil itu dengan perasaan haru. Di hatinya terbesit sebuah janji. Janji untuk menebus segala kesalahannya pada Risa.

Dia berjanji akan memberikan waktu dan kasih sayang untuk cucu pertamanya itu.

****************

Akhirnya, acara tahlilan untuk Bambang selasai. Dan hari ini, Bunga dan Arlan mohon pamit pada saudara-saudaranya.

"Jangan putuskan tali persaudaraan kita. Walaupun ayah telah tiada, kami tetap saudaramu ..." ungkap Deni, kala Bunga menyalaminya.

"Iya," lirih Bunga.

"Maafkan kesalahan aku, karena sebagai kakak, aku tak pantas cemburu dengan hidupmu. Dan aku doakan kamu bahagia bersama Arlan," ujar Julia kala Bunga memeluknya.

"Ingat, kamu tidak sendiri. Dan jika kamu gak bahagia, tolong jangan pendam sendiri. Karena aku juga kakakmu," tambah Yuyun yang ikut memeluk Bunga.

Dengan mobil yang telah di siapkan. Mereka berdua langsung bertolak ke bandara, setelah acara pamitan selesai.

Beberapa jam kemudian keduanya tiba di kediaman Bunga.

Vivi yang berada di rumah, menyambut hangat pengantin baru itu.

"Istirahat dulu, pasti kalian kecapean," ujar Vivi.

Bunga menggenggam tangan Arlan, keduanya naik ke lantai dua, menuju kamar Bunga.

"Aku rindu," Bunga berlari, dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur.

Arlan tersenyum simpul, dia mendekati Bunga dan ikut merebahkan tubuhnya.

"Mandi yuk?" ajak Arlan, melirik ke arah Bunga.

Wajah Bunga bersemu, namun sedetik kemudian dia mengangguk.

Sebelumnya Bunga sempat merasa kurang percaya diri. Apalagi dia hanya seorang janda. Apalagi kala tahu, jika ini merupakan pertama kalinya bagi Arlan.

"Aku memilihmu untuk jadi istriku. Berarti aku siap menerima segala kekurangan mu. Apalagi, kamu seorang janda, yang berarti kesucian mu memang terjaga. Bukan hilang, karena pergaulan bebas dari luar sana," ungkap Arlan, kala Bunga mengadu tentang kekurangannya.

Dan apa yang selanjutnya terjadi di kamar mandi. Hanya mereka dan Tuhan lah, yang tahu.

...****************...

"Ya ampun, cucuku ... Kok, gak mirip Rangga ya? Bukannya, anak perempuan sebaiknya mirip ayahnya?" cetus Citra kala pertama kalinya menjenguk bayi di kediaman Risa.

Sebelumnya, ketika dimana Risa melahirkan. Citra kebetulan berada di luar kota, untuk menghadiri pesta perkawinan kerabatnya.

Alhasil, dia baru bisa menjenguk sekarang. Kala Risa kembali ke rumah.

Risa memutar mata malas. Sebenarnya dia tidak mengharapkan kedatangan mertuanya. Namun, Rangga keukeh menyuruh ibunya untuk melihat cucu yang di tunggu-tunggu.

"Namanya juga bayi bu, wajahnya berubah-ubah," cetus seorang perawat yang ditugaskan Hartono untuk merawat Risa selama masa nifas.

"Eh, kamu siapa? Kok masuk kamar anak saya?" Citra menatap perawat dengan tatapan intimidasi.

"Dia perawat yang merawat saya. Apa ibu keberatan?" tanya Risa penuh selidik.

"Kenapa gak minta tolong sama ibu, atau mbak-mbak mu. Mereka bisa kok, menjaga mu disini. Dan nanti, uangnya bisa kamu kasih untuk mereka," ujar Citra, mendekati Risa yang sedang meminum susu.

"Lagipula, mereka keluarga, dan sudah pasti akan menjagamu sebaik mungkin. Bukan malah dia, orang asing," sambung Citra melirik perawat dengan sinis.

Risa menggelengkan kepalanya. Dia tidak berminat untuk menanggapi mertuanya.

"Atau kamu mau ibu aja yang menjaga bayimu, sedangkan kamu dijaga oleh perawat,"

"Gak usah, dia juga ada yang jaga. Tapi, sekarang lagi ke istirahat, karena batuk," sahut Risa menatap sekilas ke arah mertuanya. "Dan satu lagi. Semua ini, papa yang membayarnya. Bukan bang Rangga. Jadi, jika ibu keberatan, sampaikan sama papa langsung," sambung Risa.

"Syukur lah, setidaknya, uang anak ku terselamatkan," gumam Citra.

"Oya, karena kamu tidak membutuhkan tenaga ibu. Jadi ibu pamit pulang aja. Sebab, ayahmu juga lagi kurang sehat," ujar Citra pamit.

Risa mengangguk kepalanya.

"Tapi, tadi saat kesini ibu menghabiskan uang lima puluh ribu, jadi ..."

"Ibu mau minta ganti?" tanya Risa.

"Bu-bukan ,,,"

"Ambil kan dompetku mbak," perintah Risa memotong kata pembelaan dari Citra.

Citra tersenyum.

"Nah," Risa menyodorkan uang seratus ribu untuk Citra. "Pas kan, seratus sama ongkos pulang. Lagipula, ibu juga tidak membawa apapun untuk menjenguk cucu ibu,"

"Kenapa kamu perhitungan sekali? Dulu kamu gak kayak gini," cetus Citra menarik uang yang di sodorkan Risa.

"Karena dulu, aku butuh. Sekarang udah enggak," sahut Risa tajam.

Muka Citra memerah, dia melangkah keluar kamar tanpa berniat menoleh kebelakang. Bahkan, dia lupa berpamitan pada cucunya.

"Percuma kaya, tapi pelit ... Masih, mending Bunga," ujarnya tanp sadar.

1
Oksy_K
iya bunga, jgn terus bergantung sama suami mokondo itu🤧
Oksy_K
org mah kasih semangat buat istri, bukan malah mojokin
Muffin🧁
Gimana pun soal uang emng sesitif sih
Muffin🧁
Bener dimana nyaaa ? Emng dulu memelih membuang itu termasuk bener ?
-Thiea-
keluarga toxic. malangnya nasibmu bunga😩
-Thiea-
iya Mbah. bener itu . 😂
-Thiea-
males bgt tinggal ma mertua kayak gini..
-Thiea-
gak usah mau bunga. ntar malah salah urut .
Wanita Aries
Selamat bunga dan arlan kelahiran anaknya
Jemiiima__
dih ogah ngapain , usaha sendiri ajirrrrr
Jemiiima__
emg duit sape gue tanya?! duit bunga lah
Jemiiima__
begitu doang apa salahnya sih🗿
Jemiiima__
bner nih? semoga bner berubah yaa
Zhafran Althaf
Rangga sama emaknya belum kapok yaaa🤣🤣
TokoFebri
kan kan.. 🤭
TokoFebri
sepertinya ini akan menjadi jodoh bunga.
TokoFebri
uuh sedapnyee .. ngiler untuk aku yang baca ini subuh2. 🤭
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝
ini bunga seperti d pelakukan kek pembantu ngk sih? bukan menantu🤭
Nuri_cha
curiga sama perubahan yg tiba2 dari rangga
Nuri_cha
tidak menuntut... jangan2 Krn udah ada perempuan lain yg hamil /Slight/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!