NovelToon NovelToon
Endless Journey: Emperors Of All Time

Endless Journey: Emperors Of All Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Misteri / Fantasi Timur
Popularitas:656
Nilai: 5
Nama Author: Slycle024

Ketika perang abadi Alam atas dan Alam bawah merembes ke dunia fana, keseimbangan runtuh. Dari kekacauan itu lahir energi misterius yang mengubah setiap kehidupan mampu melampaui batas dan mencapai trensedensi sejati.

Hao, seseorang manusia biasa tanpa latar belakang, tanpa keistimewaan, tanpa ingatan masa lalu, dan tumbuh dibawah konsep bertahan hidup sebagai prioritas utama.

Namun usahanya untuk bertahan hidup justru membawanya terjerat dalam konflik tanpa akhirnya. Akankah dia bertahan dan menjadi transeden—sebagai sosok yang melampaui batas penciptaan dan kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Slycle024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

Di bawah tumpukan mayat, seorang pria terbaring gemetar, tubuhnya berlumuran darah.

Ia hampir tak bisa lagi mengendalikan tubuhnya. Hanya bisa menyaksikan para pemuda berjubah emas membantai penduduk desa tanpa belas kasihan.

Tak jauh dari sana, pria itu melihat seorang wanita yang sangat ia kenal berdiri anggun dengan gaun hijaunya.

Wanita yang telah menghabiskan waktu bersamanya cukup lama—wanita yang dulu ia selamatkan dari cengkeraman binatang buas—berdiri tenang, tersenyum puas di tengah tragedi.

“Kenapa…harus….kamu?” bisiknya serak.

Pembantaian terus berlanjut, satu per satu para penduduk desa mulai berlarian ke segala arah, kekacauan terjadi, teriakan minta tolong bergema, namun pria itu hanya melihat wanita itu.

Akhirnya, kesadaran pria itu jatuh kedalam kegelapan.

***

Di medan perang yang sunyi, terlihat pemandangan sangat mengerikan: tanah dipenuhi mayat manusia dan binatang iblis, sungai mengalir merah oleh darah.

Dari ribuan jiwa yang gugur, kini hanya tersisa dua yang masih bernapas—seorang marsekal muda yang sekarat dan seorang prajurit biasa yang kondisinya jauh lebih baik.

“Pergilah…sampaikan pada Kaisar bahwa aku tidak mengecewakannya. Kuharap beliau merawat keluargaku,” bisik marsekal lemah.

Prajurit itu mendengus. “Marsekal, kau terlalu naif. Gelombang binatang yang tidak biasa ini hanyalah rekayasa untuk menyingkirkan mu—seorang marsekal muda dari keluarga biasa yang sedang naik daun. Saat ini orang-orang tua dari keluarga besar itu pasti sedang membahas pembagian aset milikmu.”

"Kamu hanya alat yang bisa diganti kapan saja." lanjut prajurit itu.

Marsekal muda terdiam, pikirannya mulai tenggelam dalam ingatan masa lalu, menyadari rentang hidupnya mulai habis, ia perlahan menyadari arti posisinya dari pandangan para penguasa.

Dengan sisa tenaga, ia menyerahkan sebuah kunci dan gulungan,

“Ambil ini…kuharap, kamu memberikan setengah harta tersebut jika terjadi sesuatu pada keluargaku” Setelah itu, ia menghembuskan nafas terakhir.

Disisi lain, prajurit itu menatapnya dengan iba, lalu menguburkan jasadnya di bawah pohon. Tanpa menoleh, ia melepas seragamnya, membawa kunci dan gulungan, lalu pergi meninggalkan medan perang.

***

Pagi itu, kota kecil yang semula cerah perlahan diliputi kegelapan. Dari langit turun energi pemusnahan yang menutup rapat setiap jalan keluar.

Di tengah pesta pernikahan, kegembiraan berubah jadi jeritan; orang-orang berlarian tanpa arah, mencari harapan di tengah kehancuran.

Sang pengantin pria menatap langit dengan putus asa, lalu berbalik menatap wanita di sisinya. Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan token pemecah batas, harta yang ia simpan demi hidupnya—dan tanpa ragu, ia memaksa pengantin wanita mengambilnya.

“Pergilah” ucap pengantin pria dengan senyum hangat menghiasi wajah.

Wanita itu menatap calon suaminya, dengan nafas panjang, ia mengambilnya tanpa ragu. Segera, wanita itu menghilang.

BOOM!

Seketika suara ledakan bergema, segera, kehidupan dalam radius dua puluh kilometer musnah tanpa jejak.

***

Di sebuah ruangan sempit bercahaya lampu minyak redup, seorang cendekiawan duduk bersandar di meja kayu penuh dengan gulungan naskah yang berantakan. Wajahnya muram, tangannya gemetar saat menuang minuman ke cawan lalu diteguknya.

Bau arak bercampur debu buku. Matanya merah, tawanya getir, seolah menertawakan hidup yang terlalu berat. Ia berteriak, “Begitu beratnya hidup ini…hahaha.. padahal aku tak melakukan kesalahan apapun. Kenapa ini terjadi padaku?..kenapa ” Ia berdiri terhuyung, bahkan cawannya hampir terlepas.

Dengan pikiran kabur, ia meraih botol minuman baru, menuang, lalu meneguk lagi. Namun rasa pahit asing menusuk lidahnya, dadanya sesak, pandangan buram. Tubuhnya gemetar, cawan pecah di lantai, nafas mulai terputus-putus, lalu terbaring tak bangkit lagi—mengakhiri hidupnya dalam kesunyian.

***

“Crukk!”

Suara pedang menembus dada seorang pria itu, darahnya memercik membasahi bilah. Tubuhnya berlumuran darah segar, ia menatap adik angkatnya sambil tersenyum tipis.

“Hiduplah dengan baik”

***

Di sebuah ruang serba putih. Pemandangan monokrom membentang tanpa batas, hanya ada sebuah ayunan sederhana dan gelembung-gelembung yang memproyeksikan segala sesuatu.

Di atas ayunan duduk seorang wanita anggun. Ia hanya mengenakan jubah putih sederhana. Rambut panjangnya tergerai hingga pinggang, memantulkan kilau lembut. Kehadirannya seakan menyatu dengan ruang tak berbatas itu.

Gelembung-gelembung di sekelilingnya menari perlahan, menampilkan tak terhitung banyaknya peristiwa. Perlahan, ia melepaskan kesadarannya.

Segera, beberapa gelembung berhenti di hadapannya. Ia menarik nafas panjang, lalu berkata : “Sembilan puluh delapan kehidupan…enam puluh tiga berakhir karena wanita, sisanya...Aihh...konsep hubungan terlalu rumit untuk dipahami"

Begitu kata-katanya selesai, aura besar dan agung memancar dari tubuhnya. Di ruang itu, sebuah mata raksasa muncul, menatapnya dengan rasa penasaran.

“Mari lakukan pertukaran,” ucap wanita itu datar.

“Bantu aku menemukan tempat dan waktu kelahirannya. Sebagai gantinya, aku akan memberimu ini” Lanjutnya, lalu Ia mengeluarkan sebuah benda bercahaya dan menawarkannya.

Sekejap ruang dan waktu bergeser sebagai tanggapan. Segera, sebuah pemandangan kelahiran seorang anak laki-laki diproyeksikan didepannya.

“Jadi, di sana,” ucapnya lirih. Segera, benda bercahaya itu kemudian melayang ke depan mata tersebut, lalu keduanya menghilang bersama.

Kesunyian kembali menyelimuti ruang tanpa batas itu. Wanita itu segera membentuk sebuah segel tangan, sekejap, tiruan mirip dirinya dalam jumlah besar segera tercipta.

Sosok-sosok itu bergerak menembus ruang dan tiba diatas langit berbintang, kemudian mereka berpencar ke segala arah, meninggalkan dirinya seorang diri yang mulai terlelap di atas ayunan sederhana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tahapan kultivator (sementara)

Mortal Realm (Fana / Manusia Biasa)

Physical Body Realm (Tahap Penyiapan Tubuh)

Treasure Realm (Pengumpulan Energi Organ Internal)

Spiritual Sea Realm (Tahap Lautan Spiritual)

Divine Palce Realm (Tahap Istana Ilahi)

True Spirit Realm (Tahap Lahirnya Roh Sejati)

1
誠也
7-10?
Muhammad Fatih
Gokil!
Jenny Ruiz Pérez
Bagus banget alur ceritanya, tidak monoton dan bikin penasaran.
Rukawasfound
Lucu banget! 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!