Kebahagiaan Setelah Bercerai

Rani dan Keano datang ke perusahaan Arthur. Karena jam segini Arthur tidak ada di rumah nya. Keano datang bukan sebagai bodyguard nya Rani, namun sebagai pasangan Rani. Karena itu, keano berjalan di samping Rani dengan memeluk pinggang Rani.

Tok tok

" masuk"

Rani dan keano segera masuk. Saat masuk ternyata Arthur tidak sendirian, namun ada Emma juga di sana yang perutnya juga sudah membuncit.

" Rani? kau datang?" ujar Emma terlihat antusias melihat ranjang datang.

Emma segera berdiri dan menghampiri Rani. Mereka berpelukan singkat, kedua wanita hamil besar itu terlihat ceria.

" aku datang karena ada hal penting yang ingin ku bicarakan" ujar Rani.

Arthur yang tadi berada di kursi kebesaran nya pun bangkit dan menghampiri mereka. " duduk lah " ujar Arthur.

Mereka pun duduk di sofa. Rani dan keano duduk di sofa panjang, sedang Arthur duduk di sofa singel dengan Emma yang duduk di pangkuan nya. Selama hamil Emma sangat manja dan tidak ingin jauh jauh dari Arthur.

" bagaimana kehamilan Kakak? Kapan lahirannya?" tanya Rani basa basi.

" baik, dan kata dokter mungkin sekitar sebulan lagi " jawab Emma.

Rani mengangguk paham. Usia kehamilan mereka memang beda 1 bulan. Rani akan melahirkan Minggu ini. Sekitar 5 hari lagi.

" apa yang ingin kamu bicarakan? Jika tidak penting tidak mungkin kamu mau repot repot bertemu kakak mu ini" ujar Arthur.

Rani tersenyum, yaa. Dia memang sangat jarang menemui Arthur. Dia sibuk, sibuk dengan pekerjaan dan juga hidupnya.

" aku akan menikah lagi" ujar Rani serius.

" waw! Itu sangat bagus " seru Emma yang merasa bahagia.

" dengan siapa?" tanya Arthur melirik keano yang duduk di samping Rani " tidak mungkin dengan bocah itu kan?"

Bocah! Sebutan itu sangat keano tidak sukai. namun dia memang hanya bocah di mata mereka karena usia mereka beda jauh.

Arthur berusia 30 tahun, sedangkan keano 19 tahun. tentu keano terlihat seperti remaja pada umumnya di mata Arthur.

" yaa, dia yang menjadi suami ku, ayah dari anak ku" ujar Rani menatap keano dengan senyuman. Dia juga menggenggam tangan keano agar keano tidak merasa kecil.

" jangan bercanda Rani, dia hanya bocah yang baru lahir kemarin. dia tidak akan bisa menjadi seorang ayah yang baik" ujar Arthur.

" saya mengerti apa yang tuan takutkan. namun sikap seseorang tidak bisa di ukur dari usia. Meskipun saya masih remaja saya berjanji saya akan menjadi suami yang baik dan juga ayah yang baik" ujar keano.

Arthur memijat pelipisnya. Apa udah ada pria lain di dunia ini yang lebih meyakinkan? Ayolah? keano hanya bocah yang baru lulus SMA. Bahkan tidak berkuliah. dari mana Rani bisa yakin?

" sayang, apa yang di katakan oleh keano benar. setiap orang tidak bisa di lihat dari umurnya. Ingat, kita menikah saat kamu baru lulus SMA. Saat kamu berusia 18 tahun dan saat itu aku baru berusia 15 tahun" ujar Emma.

Yaa, mereka menikah muda. Saat itu mereka hanya menikah secara agama saja karena Emma masih di bawa umur jika menurut negara.

" tapi ini beda..." ujar Arthur yang merasa masalah mereka beda.

" Rani sudah dewasa sayang, dia tahu apa yang terbaik untuk dia" ujar Emma berusaha meyakinkan suami nya.

" baiklah, kapan kalian akan menikah?" tanya Arthur yang pasrah.

" setelah bayi kami lahir " ujar keano.

Arthur pun hanya bisa pasrah dan terpaksa menyetujui nya. Setelah membicarakan masalah pernikahan. keano dan rani pun pergi.

keano membuka pintu untuk Rani, lalu dia masuk dan duduk di balik kemudi. Keano sangat bahagia, akhirnya dia akan menikah dengan Rani, wanita yang dia cintai.

" sayang" panggil Rani menatap keano yang sedang mengemudi dengan wajah cerah.

Jantung keano berdegup kencang saat Rani memanggil nya sayang. dia menatap kearah Rani " iyaa, sa...yang" jawab keano gugup dan ragu untuk memanggil Rani sayang takut Rani marah dan merasa risih.

Rani tersenyum dan menggenggam satu tangan Keano. Dia mencondongkan tubuhnya dan mengecup bibir keano secepat kilat. Dus merasa gemas melihat ekspresi gugup keano yang lucu.

" kamu sangat lucu, seperti anak kecil yang sedang ketakutan" ujar Rani.

keano tersenyum kaku. Jantung nya benar benar tidak terkontrol. keano mencoba untuk fokus mengemudi dengan satu tangan, karena tangan nya satu lagi ada di genggam oleh Rani.

" aku deg degan" ujar Rani membawa tangan keano pada dadanya " apa kamu merasakan nya?" tanya keano.

keano berdehem singkat. Dia tidak tahu harus bereaksi bahagia. tangan nya dapat merasakan bagaimana degup jantung Rani. namun bukan itu yang membuat nafasnya berat, namun benda kenyal itu yang tersentuh tangan nya.

" yaa, aku merasakan nya kak, jantung ku juga seperti itu saat bersamamu" ujar keano menatap Rani sebentar lalu kembali menatap jalan.

Rani melepaskan tangan keano laku tangan kanannya menyentuh dada keano. Dan benar saja. Jantung keano berdegup kencang, bahkan lebih kencang dari pada jantung nya.

" yaa kau benar" ujar Rani mengusap dada bidang Keano " dada mu keras dan kekar, pada kamu masih remaja" ujar Rani.

Keano meneguk ludahnya kasar. Dia memejamkan matanya berusaha menahan gejolak gairah yang tiba tiba datang. Bahkan burung nya sudah berdiri.

" itu karena aku seorang bodyguard, karena itu aku harus memiliki tubuh yang kuat" ujar Keano.

Rani menarik kembali tangannya. saat dia ingin duduk tegak tanpa sengaja dia melihat gundukan di celana keano. Rani tersenyum tipis.

Set!

keano refleks menahan nafas saat Rani dengan berani menyentuh burungnya yang masih di baluti celana. bahkan Rani meremas nya manja.

" eughh, kak ratu" lenguh keano merasakan seluruh ototnya menegang.

" fokuslah mengemudi sayang, sampai kita tiba di restoran untuk makan siang" ujar Rani terus mengusap dan meremas benda itu membuat keano tidak keruan.

Rani tidak pernah seperti ini sebelumnya. Entah kenapa, saat bersama keano dia lebih berani. Apa lagi melihat ekspresi keano yang takut takut membuat nya tertarik.

Set

Rani membuka resleting celana keano. lalu tangan nya masuk dan menyingkirkan CD keano ke samping sehingga benda besar dan tegak itu keluar dari sangkar nya.

" apa yang akan kakak lakukan?" tanya keano terkejut.

" jangan panggil aku kakak, sebentar lagi kita akan menikah " ujar Rani mulai menyentuh benda itu secara lansung dan memainkan nya dengan tangan " kamu fokus mengemudi saja" ujar Rani lalu membungkuk dan memasukan benda besar dan panjang itu ke mulut nya.

Mengulum nya, memaju mundur dan jilat nya. Keano menggenggam setir kuat kuat. rasanya sangat luar biasa. keringat keluar dari tubuhnya. rasanya dia ingin lebih dari ini. Ingin seperti semalam. namun dia menahan keinginan nya itu.

" sial! Sudah sampai! Padahal aku belum mencapai puncak" desis keano di dalam hati.

" mphhh, sa..sayang. Kita sudah sampai " ujar keano.

Rani tidak Lansung berhenti. tangan nya masih menggenggam benda itu dan lidah nya masih menjilatinya seperti ice cream. keano mendesah merasakan kenikmatan tersebut.

Tiba tiba rani melepaskannya lalu duduk tegak. keano merasa kecewa dan juga prustasi karena belum mencapai puncak. mau tidak mau dia memasukkan kembali miliknya dan menahan gairah nya meskipun kepala nya rasanya ingin meledak.

Rani mengambil tisu membersihkan mulut nya. Dia menurunkan kaca lalu mengambil lipstik memperbaiki lipstik nya yang sudah memudar.

" ayo kita turun" ajak Rani dengan santai seolah lupa dengan kejadian tadi. seolah Rani tidak tahu apa yang sedang keano rasakan sekarang.