NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. "Berkah Kehamilan di Ndalem: Siraman Ning Aza"

Siang Hari di Ndalem

- Ning Aza (mengelus perutnya yang besar): "Umi, Ning Aza ingin membantu menata dekorasi untuk acara siraman nanti malam."

- Umi (dengan lembut): "Ning, kamu sedang hamil tujuh bulan. Tidak boleh terlalu lelah. Biar santri dan keluarga ndalem yang menyiapkan semuanya."

- Gus arga (datang menghampiri): "Benar kata Umi, Sayang. Kamu istirahat saja. Kesehatanmu dan bayi kita lebih penting."

- Ning Aza: "Tapi Ning Aza merasa tidak enak jika hanya berdiam diri. Ini kan acara penting."

- Umi : "Ning tenang saja. Semua akan berjalan lancar. Kamu cukup berdoa agar acara siraman nanti malam penuh berkah."

- Gus arga: "Nanti malam Ning Aza tinggal duduk manis dan menikmati setiap prosesinya."

Malam Hari, Acara Siraman

- (Suasana khidmat, lantunan shalawat mengiringi acara siraman. Ning Aza duduk di kursi pelaminan dengan anggun. Gus arga mendampingi di sisinya.)

- Kyai Ghozali (memberikan nasihat): "Siraman ini adalah simbol penyucian diri. Semoga Ning Aza dan jabang bayi selalu diberikan kesehatan, keselamatan, dan keberkahan."

- (Umi dan anggota keluarga ndalem lainnya secara bergantian menyiramkan air bunga ke tubuh Ning Aza. Ning Aza tersenyum haru.)

- Salah Satu Santri: "Semoga Ning Aza menjadi ibu yang sholehah dan melahirkan generasi penerus yang bermanfaat bagi agama dan bangsa."

- (Acara siraman selesai. Ning Aza dan Gus arga menyalami para tamu undangan dengan wajah bahagia.)

- Ning Aza (berbisik pada Gus arga): "Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Terima kasih sudah menjagaku dan bayi kita."

- Gus arga(membalas bisikan Ning Aza): "Ini semua berkat doa dan dukungan dari keluarga serta seluruh santri. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita."

Setelah Acara Siraman, Malam Hari

- (Ning Aza berjalan perlahan di halaman ndalem, hendak menuju Mega Mart/Koperasi Pondok. Ia berpapasan dengan seorang santri senior putra.)

- Ning Aza: "Assalamualaikum, Mas Fatih."

- Mas Fatih: "Waalaikumsalam, Ning Aza. Wah, selamat atas acara siramannya tadi. Semoga lancar sampai persalinan."

- Ning Aza: "Aamiin, terima kasih, Mas. Oh ya, Mas Fatih, Ning Aza mau titip pesan, bisa?"

- Mas Fatih: "Tentu, Ning. Ada yang bisa saya bantu?"

- Ning Aza: "Nanti malam ada ro'an akbar kamar mandi utama putra, ya. Ning Aza harap semua santri putra bisa berpartisipasi aktif."

- Mas Fatih: "Siap, Ning. Insya Allah akan kami sampaikan ke teman-teman."

- Ning Aza: "Mas Fatih tahu sendiri kan, kebersihan itu sebagian dari iman. Apalagi ini kamar mandi utama, dipakai banyak orang. Ning Aza tidak mau dengar ada santri yang malas-malasan."

- Mas Fatih: "Iya, Ning. Kami mengerti. Akan kami pastikan semua kamar mandi bersih kinclong malam ini."

- Ning Aza: "Bagus. Dan tolong diingatkan, jika sampai pukul 01.20 dini hari kamar mandi belum bersih, petugas ro'an yang bertugas malam ini akan mendapat hukuman berat dari pengurus pondok, termasuk dari ndalem."

- Mas Fatih: "Wah, siap, Ning. Akan kami sampaikan dengan tegas. Terima kasih sudah mengingatkan, Ning."

- (Mas Fatih tiba di depan kantor pengumuman pondok. Ia mengambil mikrofon dan mulai berbicara.)

- Mas Fatih: "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kepada seluruh santri putra, harap perhatiannya. Malam ini, seperti yang kita ketahui, ada ro'an akbar kamar mandi utama. Ning Aza berpesan agar semua santri berpartisipasi aktif. Beliau juga mengingatkan, jika sampai pukul 01.20 dini hari kamar mandi belum bersih, petugas ro'an malam ini akan mendapat hukuman berat dari pengurus pondok, termasuk dari ndalem."

- (Setelah pengumuman, Mas Fatih mencoba mengajak beberapa santri untuk segera memulai ro'an. Namun, tak ada satu pun yang bersedia.)

- Santri 1: "Ah, malas, Mas. Dingin begini disuruh bersih-bersih kamar mandi."

- Santri 2: "Iya, Mas. Saya capek habis kegiatan tadi siang. Mending tidur."

- Santri 3: "Lagian, kenapa harus malam-malam begini sih ro'annya? Besok pagi aja kan bisa."

- Mas Fatih: "Tapi ini pesan dari Ning Aza langsung, teman-teman. Kalau sampai tidak bersih, kita semua bisa kena hukuman."

- Santri 4: "Ah, paling cuma gertak sambal. Ning Aza kan lagi hamil, mana mungkin ngurusin ro'an."

- (Mas Fatih mencoba membujuk dan memberikan pengertian, namun tetap tidak berhasil. Para santri tetap enggan untuk melaksanakan ro'an.)

- (Pukul 02.00 dini hari. Tiga pengurus keamanan, dua pengurus kebersihan, Gus Hilman, dan Salman tiba di kamar mandi utama putra. Mereka terkejut melihat kondisi kamar mandi yang sangat kotor dan bau.)

- Pengurus Keamanan 1: "Astaghfirullah! Ini kamar mandi apa kandang?!"

- Pengurus Kebersihan 1: "Bau sekali! Ini jelas tidak dibersihkan sama sekali."

- Gus Hilman: "Mana petugas ro'an malam ini? Kenapa kamar mandi bisa sekotor ini?!"

- (Tak lama kemudian, para santri yang bertugas ro'an malam itu datang dengan wajah lesu.)

- Petugas Ro'an: "Maaf, Gus. Kami sudah berusaha mengajak teman-teman, tapi tidak ada yang mau membantu."

- Salman: "Ini tidak bisa dibiarkan! Semua santri putra harus bertanggung jawab atas kebersihan kamar mandi ini!"

- (Gus Hilman dan Salman berunding sejenak, lalu mengambil keputusan.)

- Gus Hilman: "Karena tidak ada satu pun yang peduli dengan kebersihan, maka seluruh santri putra, tanpa terkecuali, akan mendapatkan hukuman!"

- Salman: "Mulai dari santri junior hingga 50 santri senior, baik yang aktif maupun tidak, semuanya akan membersihkan kamar mandi ini sampai bersih kinclong!"

- (Malam itu juga, seluruh santri putra terpaksa bangun dan membersihkan kamar mandi utama di bawah pengawasan ketat para pengurus dan Gus Hilman serta Salman. Suasana pondok menjadi gaduh dan penuh penyesalan.)

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!