Senja merasa menderita dengan pernikahan yang terpaksa ia jalani bersama seorang CEO bernama Arsaka Bumantara. Pria yang menikahinya itu selalu membuatnya merasa terhina, hingga kehilangan kepercayaan diri. Namun sebuah kejadian membuat dunia berbalik seratus delapan puluh derajat. Bagaimana kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Setelah percakapannya dengan Zein berakhir, dan semua rencana liciknya mulai tersusun di kepala, Saka bersandar di kursinya sambil menatap layar ponselnya. Wajahnya tampak tegang, tapi bukan karena rasa bersalah terhadap istrinya, melainkan karena pesan-pesan dari seseorang yang terus masuk tanpa henti.
Ia menarik napas panjang, lalu menekan tombol panggil. Tak lama kemudian, terdengar suara seorang wanita di seberang sana.
“Halo, Sayang," Sapa Saka lembut.
“Oh… jadi kamu benar-benar menikah dengannya?” desak wanita di seberang telpon. “Tega ya kamu!” sambungnya dengan nada kecewa.
Saka memejamkan matanya sejenak, menahan rasa kesal. “Sayang… dengar dulu penjelasanku. Aku nggak punya pilihan. Kalau aku menolak pernikahan itu, Papa bisa mencabut semua hak warisku, bahkan mencopot aku dari posisi CEO, please ku mohon mengertilah posisi ku. “
“Aku gak percaya! Paling juga nanti kamu jatuh cinta sama perempuan itu!”
Saka menatap tajam ke luar jendela, rahangnya mengeras. “Nggak, Sayang. Kamu tahu aku cinta cuma sama kamu. Aku bakal perjuangin hubungan kita, tapi tidak untuk sekarang!’ jelasnya dengan nada setengah emosi. “Nikah sama Senja cuma formalitas. Aku cuma patuh biar semuanya tetap aman. Begitu waktu tepat, aku pasti menepati janjiku sama kamu! Percayalah!” ujarnya dengan sangat meyakinkan.
Hening sejenak. Lalu terdengar isakan kecil dari wanita itu.
“Kamu serius? Kamu menikahi dia hanya karena formalitas? Jangan jangan kalian sudah… “
“Sumpah! Aku berani bersumpah aku gak pernah menyentuh dia dan aku gak akan mau!”
“Alah! Bohong saja kamu! Namanya kucing dikasih ikan gak akan pernah nolak!”
Saka mendengus kasar. “Kalau kamu menganalogikan seperti itu, ya anggap saja aku kucing, tapi aku bukan kucing kampung yang ikan asin saja ditilap, kalau aku beda, aku suka yang bermerk, mahal dan tampak indah. Anggap saja aku kucing persia yang cuma mau makanan kucing dengan kemasan pabrik seperti kamu,” Paparnya dengan sangat meyakinkan. “Jadi seperti apapun dia, aku gak akan tertarik sama sekali.”
“Kamu yakin dengan ucapan kamu itu?”
“Tentu saja!”
“Baiklah, aku berikan waktu sebulan ini untuk menyelesaikan masalah rumah tangga kamu, jika tidak… aku maunya kita putus saja!”
Saka tersenyum tipis, suaranya berubah lembut. “Iya, Sayang!Tapi kamu harus sabar dong, biarkan semua berproses, aku gak bisa menceraikan dia begitu saja, keluarga ku pasti gak akan Terima. “
Terdengar helaan napas berat. “Ya sudah deh, terserah kamu! Tapi kamu janji ya, gak akan Kecewain aku lagi?”
“Aku janji!’
Telepon berakhir dengan bisikan manis yang palsu. Namun setelah panggilan terputus, wajah Saka kembali dingin. Ia menatap layar ponselnya lama, lalu membuka pantauan CCTV di rumahnya.
Alisnya berkerut. “Apa apaan ini? Kenapa interaksinya datar begini?” gumamnya dengan kesal. Saka kembali menarik napas panjang. “Dasar Zein gak becus. “
Dia kembali menghubungi Zein.
Beberapa saat terdengar nada tunggu. Saka menunggu dengan gelisah, beberapa kali panggilan itu tak terjawab. Namun ia tetap mengulangi sampai telponnya di angkat oleh Zein.
“Zein, gimana? Kok interaksi datar aja sih?” omel Saka tanpa basa basi begitu panggilannya tersambung, bahkan Zein tak sempat mengucap 'Halo'.
“Ya mau gimana, isterimu sepertinya bukan wanita yang kau pikirkan. Dia bukan wanita penggoda, bahkan saat aku goda di justru terlihat garang," Papar Zein apa adanya.
Saka menarik napas panjang berusaha untuk tetap skeptis. “Ya kamu coba terus dong Zein, sampai aku tuh punya bukti, gimana sih, gitu aja nyerah!”
“Maksud kamu, kamu suruh aku dekatin istri kamu? Gak salah itu?” tanya Zein meragu.
“Ya gak lah, pokoknya kali ini aku mohon sama kamu, lakukan segala cara agar aku bisa membuktikan pada orang tua ku bahwa wanita yang ku nikahi itu tidak pantas dijadikan istri!” pungkas Saka dengan nada tegas lalu dia menutup sambungan teleponnya, seakan tak peduli dengan reaksi Zein.
***
Sore harinya Senja keluar dari kamar dengan menggunakan Tank top putih dan hot pants jeans. Ia sengaja mengenakannya agar lebih leluasa saat membersihkan rumah, maklum saja cuaca saat itu begitu panas. Apalagi rumahnya yang selalu tertutup rapat dan minum sirkulasi. membuatnya selalu gerah saat beraktivitas.
Setelah membersihkan area ruang tamu dan tengah, ia membawa mesin vacum ke kamar suaminya.
Dengan perasaan campur aduk, ia membuka pintu kamar itu perlahan. Aroma maskulin khas Saka langsung menyeruak, membuat dadanya berdebar aneh.
Tangannya mulai bekerja mengganti sprei dan selimut, mengelap debu di meja kerja, hingga menyusun rapi beberapa dokumen yang tertata di meja kerja itu.
Namun gerakan terhenti ketika pandangannya jatuh pada sebuah kolase foto berbingkai emas. Di sana, Saka tersenyum hangat... bersama seorang wanita cantik bergaun elegan.
Senja terpaku sejenak, bibirnya bergetar ketika menyadari siapa wanita itu. “Astaga... ini kan, selebriti yang sering muncul di televisi…” gumamnya lirih. Ia menatap lebih dekat, memperhatikan senyum akrab dan tatapan lembut Saka pada wanita itu. Ada kehangatan di sana, sesuatu yang belum pernah ia lihat di mata sang suami untuk dirinya.
Rasa cemburu perlahan menyelinap, menyesakkan dada. “Cantik banget…” suaranya hampir tak terdengar. Ia menyentuh ujung bingkai itu dengan jemarinya yang bergetar. Kulitnya terasa panas, bukan karena pekerjaan, tapi karena perasaan yang berkecamuk di dada.
Seketika ia merasa minder. Ia menatap kembali bayangannya di cermin. Kulitnya tak seputih wanita di foto itu, penampilannya jauh dari glamor, dan hidupnya pun tak sebanding dengan dunia gemerlap sang selebriti. “Pantas saja Mas Saka tak tertarik pada ku, aku memang gak sebanding sama dia?” batinnya getir.
Perlahan Senja menurunkan pandangannya, menahan air mata yang hampir jatuh.
Kreak… tiba-tiba terdengar pintu terbuka, reflek ia menoleh.
Pandangan seketika bertemu dengan tatapan dingin Saka yang berjalan menghampirinya..
Namun, langkah pria itu terhenti begitu matanya menangkap sosok di dalam ruangan itu.
Senja dengan tanktop putih ketat dan hotpants pendek. Rambutnya yang diikat tinggi membuat leher jenjangnya terlihat jelas, dan lekuk tubuhnya tampak begitu sempurna di bawah cahaya sore yang masuk lewat jendela.
Saka terdiam. Napasnya tertahan sesaat. Ia tidak pernah melihat Senja seperti ini, begitu natural, polos, tapi entah kenapa tampak sangat menggoda.
Wajah Senja seketika memanas saat menyadari tatapan suaminya yang tertuju padanya dari ujung kepala hingga kaki.
Saka berdehem, berusaha menormalkan ekspresinya meski matanya masih sulit lepas darinya. “Kamu... lagi ngapain di sini?” tanyanya, suaranya terdengar berat.
“Loh, bukannya mas yang nyuruh aku untuk bersih bersihin kamar, “ jawab Senja cepat, suaranya sedikit bergetar. Ia merasa wajahnya makin panas ketika menyadari tank top-nya sedikit menurun di bagian dada. Dengan canggung, ia segera membuka ikatan rambutnya dan membiarkan helaian rambut jatuh menutupi bagian depan tubuhnya. “Maaf, nanti saja aku lanjutin, Mas! Permisi!”
Saka hanya memandangi gerak-geriknya, matanya tak bisa menipu ia benar-benar terpesona. Ada rasa kagum sekaligus bingung, sebab di balik semua kesederhanaannya, istrinya ini ternyata memancarkan pesona yang sulit diabaikan.
Suasana kamar itu mendadak sunyi.
Saka mulai merasakan napasnya seperti berlari di udara. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan gejolak aneh yang tiba-tiba muncul di dadanya. Ia bisa merasakan detak jantungnya berlari lebih cepat dari biasanya. Sekilas pandangannya masih tertuju pada Senja yang kini tampak gugup, berusaha menata rambutnya agar menutupi bagian belakang sambil berjalan menjauh. Dan satu hal yang dia sadari betul, saat ini ia menahan diri dari sesuatu yang mungkin akan sulit dikendalikan, jika Senja tinggal sedikit lebih lama di dalam sana.
bruk.. pintu tertutup rapat lagi
ku rasa jauh di banding kan senja
paling jg bobrok Kaya sampah
lah ini suami gemblung dulu nyuruh dekat sekarang malah kepanasan pakai ngecam pula
pls Thor bikin dia yg mati kutu Ding jangan senja
tapi jarang sih yg kaya gitu banyaknya gampang luluh cuma bilang i love you